ARCHIE'18

23K 3.5K 349
                                    

Archie mencium pipi Aurora lalu melepaskan pelukan mereka, tangan Archie bergerak menghapus air mata Aurora dan menangkup pipi gadis itu. "Aku pengen kamu bisa liat aku, aku cariin donor mata, ya."

Senyum Aurora memudar secara perlahan, "kamu bosen ya sama keadaan aku ini?"

Archie menggeleng dengan cepat, "sama sekali enggak. Tapi kalo boleh jujur, aku pengen banget bantu kamu untuk bisa liat lagi. Jujur, kamu pengen gak liat muka aku?"

"Pasti pengen, aku selalu bayangin kamu, selalu nebak gimana muka kamu, tapi kalo kamu bantu aku untuk bisa liat lagi kayaknya itu terlalu berlebihan untuk aku yang gak bisa kasih apa-apa ke kamu."

"Ra, aku gak berharap apapun dari kamu. Aku gak pengen hadiah dari kamu, yang aku pengen kamu bisa liat."

"Aku udah lama banget gak periksa keadaan mata aku, udah lama banget. Aku buta dari kecil, gimana kalo aku buta permanen?"

Archie terdiam.

"Gimana kalo mata aku gak bisa disembuhin?"

"Kita periksa dulu, konsultasi dulu sama dokter."

"Archie, gimana kalo aku buta permanen? Gak bisa disembuhin? Kamu tetep mau sama aku?"

Archie mengusap pipi Aurora, "aku minta kamu untuk jadi pacar aku karena hati, bukan mata."

Aurora tersenyum dengan jantung yang mulai berdebar karena takut jika kedua matanya benar-benar tidak bisa disembuhkan, Aurora takut jika Archie bosan lalu meninggalkannya.

-Archie-

"Mereka menangkap keberadaan sepupu kamu, di Kuala lumpur lebih tepatnya di Chinatown." Ucap Sam.

"Kalian gak tau gimana wajah Hani kenapa kalian yakin itu dia?" Tanya Aurora.

"Saya tau sepupu kamu, saya Sam. Saya yang selalu menemani Archie ketika kalian bertemu termasuk saya tau bagaimana wajah sepupu kamu. Dia sedang berada di Kuala lumpur, ada dua orang yang kami utus untuk pergi ke sana dan melihat dia sedang berjalan bersama seorang wanita yang kami yakini itu adalah ibunya."

Mendengar ucapan Sam barusan, hati Aurora terasa begitu sakit dan sangat tidak menyangka dengan apa yang Hani lakukan kepadanya.

"Mereka lagi ngapain waktu di Chinatown?" Tanya Archie.

"Ini foto mereka," Sam menyerahkan tiga kembar foto, menaruhnya di meja.

Archie menatap lekat wajah Hani yang tampak cerah begitupun wajah wanita yang katanya merupakan ibu Hani. Di dalam foto itu mereka terlihat membawa beberapa tas belanjaan, terlihat sangat menikmati di tempat itu.

"Kayak gak ada raut-raut penyesalan gitu ya si Hani ini? Seneng kayaknya dia di sana." Celetuk Justin ikut memperhatikan tiga lembar foto itu.

Archie menatap lekat Justin di mana ucapan Justin barusan membuat ekspresi Aurora semakin sedih lagi.

"Makasih, Uncle." Ucap Archie seraya mengangguk mengisyaratkan pada Sam untuk keluar dari kamar Aurora.

Archie menoleh pada Aurora dan menggenggam erat tangan gadis itu, "kamu siap-siap ya. Kita ke dokter terus abis itu ke mall. Mami aku suruh aku bawa kamu ke mall untuk beli baju."

Aurora diam karena pikirannya sedang sibuk dengan kalimat Justin tadi dan tampak tidak berminat untuk pergi.

-Archie-

"Selamat siang, saya dokter Eva." Dokter itu berdiri begitu melihat Archie datang sembari mengulurkan tangan.

Archie membalas uluran tangan tersebut, "Archie."

ARCHIE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang