Kedua mata Archie terbuka lebar dengan cepat dan napasnya terengah-engah seraya menatap langit kamarnya. Archie menyentuh dadanya di mana jantungnya dalam kondisi tidak baik-baik saja.
Archie duduk di tempat tidur dan menopang keningnya, "untung cuma mimpi." Gumamnya seraya memejamkan mata. Walaupun Archie baru saja mendapat mimpi yang tidak mengenakan, Archie mengambil ponselnya dan langsung menghubungi Justin.
"Gimana bokap lo?" Tanya Archie ketika sambungan telepon baru saja masuk.
"Perasaan gue udah chat lo,"
Archie menjauhkan ponsel dari telinganya dan membuka obrolan pesannya bersama Justin, Archie bernapas lega setelah membaca pesan yang berisikan jika Mike baru saja sadar.
"Sumpah, gue mimpi lo nelfon gue sambil nangis terus bilang kalo bokap lo kenapa-napa."
"Hah?"
Archie terdiam untuk kembali memutar ulang mimpinya kemarin namun tak lama tertawa membuat Justin kebingungan di seberang sana, Archie hanya mengingat bagian Justin menangis dan saat teringat jika di dalam mimpinya terdapat adegan yang cukup mengesankan, Archie kesal seketika.
"Lo ngeselin sih di mimpi gue, ganggu."
"Apa sih? Gak jelas!"
Archie menatap layar ponselnya di mana Justin memutuskan sambungan mereka.
-Archie-
"Kamu kenapa liatin aku?" Tanya Aurora.
Archie menggeleng kecil sambil memperhatikan leher Aurora yang tampak mulus tanpa ada tanda kemerahan yang menandakan bahwa Archie sepenuhnya mimpi kemarin.
"Uncle Mike udah sadar,"
Kedua mata Aurora terbuka lebar, "kapan? Beneran?"
"Tadi pagi sih Justin chat aku,"
"Syukur deh kalo udah sadar, daddy kamu udah tau?"
"Aku belum ada kasih tau daddy aku tapi aku yakin dia udah tau lebih dulu," Archie mengambil sisir yang Aurora pegang dan mendudukkan Aurora di kursi rias kemudian menyisir rambut lurus Aurora.
"Aku tadi malem mimpi, kamu mau tau aku mimpi apa?"
"Mimpi apa?" Tanya Aurora balik.
Archie sedikit berbungkuk dan mendekatkan bibirnya ke kuping Aurora, "cium leher kamu."
"Oh," Aurora mengangguk sambil tersenyum.
"Gimana kalo aku beneran cium leher kamu?"
"Ya gak gimana-gimana, sama aja kan kayak kamu cium pipi aku?"
Archie menyingkirkan rambut Aurora yang menutupi leher gadis itu dan benar-benar mencium leher Aurora namun hanya sejenak. "Apa yang kamu rasain?"
"Gak ada sih, tapi geli dikit."
Archie membuka mulut untuk mencium leher Aurora seperti dimimpinya, tepat saat bibir Archie menyentuh kulit leher Aurora, ponselnya berdering.
Archie ingin marah saja rasanya ketika ponsel miliknya berdering namun saat membaca nama yang tertera di layar, Archie mengurungkannya karena Valdo lah yang menelepon.
"Aku keluar dulu ya, dipanggil daddy." Ucap Archie setelah menerima panggilan masuk Valdo.
-Archie-
"Lo mau tau, gue mimpi lo nangis."
Justin yang sedang minum langsung tersedak.
Archie tertawa ketika mengingat suara tangisan Justin, "geli gue denger lo nangis. Tapi lumayan juga buat hiburan, kalo gue butuh hiburan gue bakal inget mimpi gue pas lo nangis."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHIE [COMPLETED]
Teen FictionArchie Wilson merupakan anak dari pria yang terkenal sultan dan berbahaya, Valdo Wilson. Ketika sang ayah mengatakan jika harus berpacaran dengan perempuan yang tidak tahu siapa mereka, Archie tidak percaya akan ada yang tidak mengetahui siapa merek...