Karena sangat dingin, Aurora enggan untuk beranjak dari tempat tidur, memilih untuk berada di bawah selimutnya yang tebal dan itupun masih kurang tebal menurutnya. Aurora membuka mata untuk melihat pukul berapa sekarang, 05:30 pagi.
Aurora beranjak dari tempat tidur karena perutnya mulai terasa lapar dan ingin segera sarapan. Aurora menarik lengan sweater nya hingga menutup jemarinya dan keluar dari kamar.
"Kamu mau sarapan apa?" Tanya Afra saat melihat Aurora datang ke dapur.
"Terserah ibu," Aurora duduk seraya menuangkan teh dan langsung meminumnya tanpa meniupnya untuk menghangatkan tubuhnya.
"Yogurt di campur gandum sama buah-buahan mau? Mirip kayak oatmeal gitu."
Aurora mengangguk seraya menyesap tehnya, setelah merasa cukup, Aurora melipat kedua tangan di tepi meja sambil memperhatikan Afra yang sedang membuat sarapan untuknya.
Aurora sedikit mengerutkan dahi ketika menatap wajah Afra dengan lama dan intens, "aku baru sadar kalo kita agak mirip."
Afra tersenyum, "mungkin. Semua orang pasti punya kemiripan sama orang lain, mau orang yang dia kenal atau orang asing. Pasti selain ke ibu ada lagi orang yang mirip kamu,"
Aurora mengangguk, "iya sih. Anak ibu meninggal di umur berapa?"
"Tiga tahun,"
Aurora terkejut, "ya ampun, masih kecil banget."
Afra mengangguk, "dia anak satu-satu ibu. Dia meninggal barengan sama suami ibu."
"Perempuan atau laki-laki?
Afra menyerahkan mangkuk di hadapan Aurora, "perempuan."
"Berarti waktu itu ibu belum lama banget ya nikahnya?"
Afra mengangguk dan duduk berhadapan dengan Aurora, "umur kamu berapa?"
Aurora yang sedang mengunyah mendadak berhenti seraya berpikir, "berapa ya."
Afra tertawa, "kamu masih muda banget. Kayaknya sekitar delapan belas."
Aurora mengangguk, "mungkin."
"Kalo anak ibu masih hidup kayaknya dia bakal sebesar kamu, kamu juga agak mirip sama anak ibu itu." Afra memperhatikan wajah Aurora yang seperti tidak asing baginya.
"Emang meninggal karena apa?"
"Kecelakaan." Jawab Afra seraya tersenyum kecil dan Aurora mengangguk.
-Archie-
Archie menatap tajam seorang bodyguard yang baru saja menaruh nampan berisi makan siangnya di meja bundar yang berada tepat di depan tempat tidurnya. Archie sendiri sedang duduk sofa di mana ia ingin sekali berlari ke arah pintu yang sedikit terbuka namun percuma itu akan berakhir sia-sia. Kemarin Archie sudah mencobanya.
Archie berjalan menuju meja di mana makanannya berada, berjalan saat pintu kamarnya kembali ditutup bahkan di kunci.
Prang!
Archie baru saja melempar piring makannya ke arah pintu, bukan hanya piring, gelas berisi minum untuknya juga ia lemparkan.
Di lain tempat, Valdo dan Naya yang sedang berada di ruang kerja Valdo sempat menghela napas mendengar apa yang selalu saja Archie lakukan. Melempar piring dan gelas ke pintu dan nantinya akan ada dua orang pekerja rumah yang membersihkannya dengan dua bahkan tiga bodyguard yang menahan Archie agar tidak kabur atau berbuat macam-macam saat pekerja rumah itu sedang membersihkan lantai kamar Archie yang dipenuhi pecahan kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHIE [COMPLETED]
Ficção AdolescenteArchie Wilson merupakan anak dari pria yang terkenal sultan dan berbahaya, Valdo Wilson. Ketika sang ayah mengatakan jika harus berpacaran dengan perempuan yang tidak tahu siapa mereka, Archie tidak percaya akan ada yang tidak mengetahui siapa merek...