"Kamu yakin? Abis Archie lulus SMA?"
Valdo mengangguk.
"Terus Archie gak kuliah dong?"
"Kuliah, tapi online. Kalo perlu profesor dari Amerika aku panggil ke sini, kasih dia bayaran lebih, sediakan tempat tinggal dan dia pasti mau."
"Kasihan dong Archie, sibuk sama perusahaan terus sibuk sama kuliah."
"Anaya, yang jadi prioritas Archie nanti perusahaan. Kuliah cuma sebagai formalitas, kalo perlu Archie kuliah seminggu sekali. Kamu tau aku gak kuliah, aku bangun perusahaan di umur tujuh belas tahun dan kamu liat aku sekarang, perusahaan aku tersebar di seluruh dunia."
Naya menghela napas, "terserah kamu. Tapi kita juga harus pikirin Archie, dia mau atau enggak dan ngerasa terbebani atau enggak."
"Archie anak yang baik, dia mau, tadi siang Archie ke kantor. Jiwa-jiwa pemimpin dia udah keluar, Anaya. Kamu seharusnya liat Archie pas di kantor tadi."
"Jangan langsung gantiin posisi kamu dong, itu terlalu berat."
Valdo menggeleng, "enggak. Lagipula aku bakal bantu Archie, aku bakal jadi asisten Archie kalo dia lagi kesusahan. Aku bakal tuntun Archie sampe dia bisa, selama aku masih hidup semuanya bisa aman terkendali."
Naya tertawa dan menarik selimut karena mulai mengantuk lalu merubah posisi baringnya menjadi memunggungi Valdo.
"Archie mau turuti keinginan kamu walaupun aku yakin dia terbebani. Bener yang kamu bilang, Archie anak yang baik. Kita juga harus jadi orang tua yang baik," Naya menoleh pada Valdo. "Biarin Archie lakuin apapun yang dia mau, termasuk pacaran sama Aurora."
-Archie-
"Toko gak buka, Ra?" Archie menoleh pada Aurora yang duduk di sebelahnya di mana mereka pulang sekolah bersama.
"Buka kok, tadi pagi buka. Emang tutup ya?"
"Iya, bunga-bunganya juga gak ada di luar."
"Oh, paling Hani lagi ada urusan sama pacarnya. Aku pulang ke rumah aja deh,"
"Bukan sekali ini ya toko tiba-tiba tutup?"
Aurora mengangguk, "tapi gak papa, kan gak mungkin juga aku paksa Hani terus fokus sama toko."
Jarak toko bunga dan rumah Aurora tidak jauh, sekitar lima menit mereka sudah tiba di rumah Aurora dan untung saja Archie sudah membeli makanan untuk makan siang nanti.
"Panas banget di dalem, kamu mau kita makan di luar aja?"
"Di sini aja, kita duduk di lantai biar adem sambil nyalahin kipas angin."
Aurora tersenyum dan menaruh tasnya di kursi rotan lalu duduk di lantai dengan dibantu oleh Archie.
Ketika Aurora sudah duduk Archie tidak sengaja melihat paha Aurora yang terekspos cukup jelas dan dengan cepat melepas jas sekolahnya lalu menutupi paha Aurora.
"Eh, keliatan, ya?" Aurora menarik jas Archie sampai ke pinggangnya dan dibalas tawa oleh Archie.
Archie sedikit mendorong meja di mana di atasnya ada makan siang mereka lalu duduk di sebelah Aurora, "kita makan seafood nya dulu ya, Ra."
"Boleh, ada udang ya?"
"Ada, lo suka udang? Di sini ada lobster juga,"
"Aku gak suka,"
"Serius?"
Aurora mengangguk, "kulitnya keras, aku gak suka. Kulitnya selalu nyangkut di tenggorokan aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHIE [COMPLETED]
Ficção AdolescenteArchie Wilson merupakan anak dari pria yang terkenal sultan dan berbahaya, Valdo Wilson. Ketika sang ayah mengatakan jika harus berpacaran dengan perempuan yang tidak tahu siapa mereka, Archie tidak percaya akan ada yang tidak mengetahui siapa merek...