Aurora baru saja terbangun namun tidak langsung membuka mata, sebelum membuka mata Aurora lebih dulu berdoa dan dengan hati-hati membuka kedua matanya.
Aurora langsung tersenyum saat ia dapat melihat langit-langit kamar inapnya dan senyum Aurora kian mengembang lebar hingga memperlihatkan giginya ketika wajah Archie tiba-tiba saja muncul di atasnya.
"Pagi," sapa Archie sembari tersenyum dan Aurora membalasnya dengan bibir bahkan mata yang ikut tersenyum.
Aurora langsung duduk di ranjang dengan bantuan Archie di mana wajah cerah gadis itu terus terpancar.
"Sarapan dulu ya," Archie menarik meja yang ada di ujung ranjang lalu meletak nampan yang berisi sarapan untuk Aurora di meja tersebut.
Archie menoleh karena Aurora terus saja memperhatikannya, Archie tersenyum, "kamu liatin aku terus."
Aurora mengulurkan tangan untuk menyentuh pipi Archie, "jadi ini muka pacar aku."
Archie yang semula berdiri kini duduk di tepi ranjang membiarkan Aurora terus menyentuh pipi dan menikmati wajahnya.
"Aku pengen liatin kamu terus sampe aku bosen, atau mungkin aku gak akan pernah bosen." Aurora menatap lekat mata Archie dan ucapannya membuat Archie terkekeh.
"Kamu gak pengen liat muka kamu?"
"Oh iya, di mana aku bisa liat muka aku?"
"Di kaca, di kamar mandi ada kaca." Archie berdiri dan membantu Aurora untuk beranjak sekaligus mengantar Aurora ke kamar mandi.
Archie membuka pintu kamar mandi di mana mereka langsung dihadapkan dengan cermin berukuran sedang, Archie memperhatikan Aurora yang sedang termenung memandangi wajah gadis itu.
"Kamu cantik,"
Aurora tersenyum, "aku cantik?" Aurora mulai menyentuh wajahnya. "Pasti ada yang lebih cantik dari aku, bener?"
"Bener, tapi di mata aku kamu yang paling cantik."
Aurora menoleh pada Archie yang berdiri di belakangnya, "aku yang paling cantik?"
"Emm... kedua abis mami aku."
Aurora tertawa dan kembali memperhatikan wajahnya yang terlihat sempurna.
-Archie-
Setelah pengelihatannya kembali normal, Aurora diperbolehkan keluar dari rumah sakit namun masih harus datang untuk melakukan pemeriksaan pada matanya.
Aurora keluar dari rumah sakit bersama Archie, untuk Valdo dan Naya memilih untuk menunggu di rumah. Ketika berjalan menuju pintu keluar rumah sakit, mata Aurora terus bergerak memperhatikan pria berjas yang tampak sedang menunggu mereka.
"Archie, tongkat aku di mana?" Tanya Aurora saat mereka sudah masuk ke mobil.
"Tongkat? Kamu kan..."
"Aku butuh tongkatnya untuk aku simpen, biar gimana pun tongkat itu yang udah setia nemenin aku."
Archie menurunkan kaca mobil untuk menyuruh anak buah ayahnya mencari tongkat Aurora namun di saat itu juga ada yang memberikan tongkat Aurora kepadanya.
"Untung dibawa sama mereka," Archie memberikan tongkat pada Aurora dan Aurora langsung menggenggamnya dengan erat.
Ketika mobil sudah melintasi jalanan, Archie tidak bisa melepaskan tatapannya pada Aurora yang tampak begitu antusias dengan pemandangan New York City, sesekali Archie dapat mendengar gumaman dan decak kagum Aurora pada kota yang mendapat julukan The Big Apple itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHIE [COMPLETED]
Novela JuvenilArchie Wilson merupakan anak dari pria yang terkenal sultan dan berbahaya, Valdo Wilson. Ketika sang ayah mengatakan jika harus berpacaran dengan perempuan yang tidak tahu siapa mereka, Archie tidak percaya akan ada yang tidak mengetahui siapa merek...