Seperti terhipnotis, Aurora tidak bisa melakukan apapun selain diam sedangkan Archie mulai melumat bibirnya. Aurora akui, hal yang dilakukan Archie cukup nikmat, Aurora suka ketika jantungnya berdetak dengan begitu cepat dan darahnya yang berdesir cepat ke seluruh tubuh.
Archie sudah berbaring di lantai dengan Aurora yang berada di atasnya, karena Aurora diam Archie menjadi semakin gila. Ketika sadar Aurora mulai kehabisan napas, Archie pun menjauhkan wajah mereka dan menatap Aurora yang sedang terengah-engah.
Dengan cepat Aurora menjauh dan meraba-raba meja juga lantai untuk kembali duduk, jantungnya semakin berdetak kencang.
Archie juga kembali duduk tanpa melepaskan tatapannya dari Aurora di mana wajah gadis itu berubah merah.
"Gue minta maaf,"
"Aku minta maaf,"
Keduanya berbicara di waktu yang bersamaan membuat Archie tertawa kecil.
"Gue yang minta maaf karena udah, udah lakuin hal tadi."
"Aku juga minta maaf karena aku pikir sendoknya masih di mulut kamu, tadi niatnya aku mau ambil pake mulut aku tapi ternyata sendoknya udah gak ada."
Archie diam dan mulai merasa tidak enak hati juga salah tingkah, melihat es krim yang sudah mencair, Archie bertanya-tanya selama apa ia mencium Aurora.
"Bentar ya, Ra. Gue mau angkat telfon nyokap gue," Archie tidak berbohong, walaupun ponselnya tidak berdering namun panggilan masuk dari ibunya benar-benar ada.
Archie keluar dari berdiri di teras.
Aurora mengambil cup es krim ingin memakan es krim dari wadahnya namun betapa terkejutnya Aurora ketika merasakan tekstur es krim itu berubah cari dan dengan mudahnya mengalir mengotori seragam putih Aurora karena tadinya ia sempat memiringkan cup tersebut.
Archie yang baru masuk terkejut melihat seragam putih Aurora berubah cokelat di bagian dada, dengan cepat Archie menghampiri Aurora, "jangan di pegang!" Archie menahan tangan Aurora yang hendak memegang tumpahan es krim di seragam.
"Gimana ini, seragam aku yang satunya masih basah di mesin cuci."
"Ganti seragam lo, bisa kan gantinya?"
"Aku selalu dibantu sama Hani biasanya,"
Archie terdiam dan menatap seragam Aurora yang kotor juga mulai mengering.
"Lo percaya gue?"
"Untuk bantu aku ganti baju?"
Archie mengangguk, "iya."
Aurora terdiam cukup lama sembari mengingat insiden ciuman mereka barusan, Aurora ragu, namun jika seragamnya tidak langsung dibersihkan maka akan sulit menghilangkan noda yang ada di seragamnya.
-Archie-
Archie menatap Aurora yang sedang duduk di tepi tempat tidur, setelah merasa yakin, Archie pun mendekat, "gue buka ya."
Aurora mengangguk sembari memainkan jemarinya.
Dengan sangat hati-hati, Archie membuka satu persatu kancing seragam Aurora dan untung saja Aurora memakai tank top berwarna hitam di dalamnya sehingga iman Archie masih dapat terkendalikan.
"Dada lo kotor, gue bersihin ya."
Aurora mengangguk dan Archie langsung mengambil tisu basah yang ada di nakas lalu membersihkan dada Aurora yang ikut terkena tumpahan es krim.
"Mau pake baju yang kayak gimana, Ra?" Tanya Archie setelah selesai membersihkan dada Aurora.
"Kaos aja,"
![](https://img.wattpad.com/cover/247794087-288-k959082.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHIE [COMPLETED]
Fiksi RemajaArchie Wilson merupakan anak dari pria yang terkenal sultan dan berbahaya, Valdo Wilson. Ketika sang ayah mengatakan jika harus berpacaran dengan perempuan yang tidak tahu siapa mereka, Archie tidak percaya akan ada yang tidak mengetahui siapa merek...