Archie menyentuh kedua pipi Aurora dan mengarahkan wajah Aurora padanya, kini mata mereka saling bertatapan. "Ayo pacaran."
Archie dapat melihat kedua mata Aurora terbuka lebar dan mulut Aurora juga ikut terbuka setelah mendengar ucapannya. Jantung Archie sedang berdetak kencang, begitu menunggu jawaban dari Aurora. Namun, saat Archie teringat sesuatu, Archie sadar jika ia terlalu terburu-buru.
"Aku..."
"Gak usah dijawab!" Archie menjauhkan tangan Aurora dan lehernya dan merubah posisi duduknya menghadap dinding setelah sebelumnya menghadap Aurora.
"Gak usah?"
"Maksudnya jangan jawab sekarang," Archie tersenyum dan dilihatnya Aurora mengangguk.
Terjadi keheningan di antara Archie dan Aurora, mereka masih duduk bersebelahan dengan mulut yang terkunci rapat dan sama-sama sedang membayangkan kejadian yang cukup panas barusan.
Archie bangkit berdiri dan mengintip dari jendela untuk memastikan jika tidak ada yang memperhatikan mereka, apalagi saat Archie mencium Aurora tadi. Setelah keadaan dipastikan aman, Archie kembali duduk.
"Ra,"
"Iya?"
"Sorry banget soal tadi,"
Aurora tersenyum, "gak papa. Udah aku bilang gak masalah kalo kamu mau cium aku lagi, gak ada yang dirugiin, Archie."
Archie tertawa kecil lalu menghela napas dan mencoba untuk menetralkan detak jantungnya juga bersikap biasa saja.
"Oh iya, di rumah ini cuma lo sama Hani? Bokap Hani ke mana?" Archie menoleh dan dilihatnya kedua mata Aurora mulai sayu seperti menahan kantuk.
"Orang tua Hani udah cerai, aku gak tau di mana papa Hani, Hani juga gak mau cerita."
Archie mengangguk kecil dan melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 21:15 WIB. Archie mengambil ponselnya yang ia letak di meja di mana pesan dari ayahnya sudah menumpuk dan mulai membalasnya satu persatu.
Di sela-sela Archie membalas pesan dari ayahnya, Archie menoleh ketika merasakan ada yang bersandar di bahunya. Archie sedikit memajukan kepala untuk melihat wajah Aurora di mana Aurora tengah memejamkan mata.
Archie menaruh ponselnya dan membenarkan posisi kepala Aurora di bahunya dengan hati-hati namun Aurora terbangun.
"Ayo pindah ke kamar kalo emang mau tidur," Archie berlutut dan menggendong Aurora untuk pergi ke kamar.
Archie membaringkan dengan hati-hati Aurora di tempat tidur dan menarik selimut sampai ke dada Aurora. Archie tersenyum melihat Aurora dapat kembali tidur dengan mudahnya.
Karena tempat tidur berhimpitan dengan dinding, Archie sedikit naik ke tempat tidur, duduk lebih ke tengah karena jika duduk di tepi Archie tidak dapat memperhatikan dari dekat wajah Aurora.
Archie mengurung Aurora dengan kedua tangannya berada di dekat bahu Aurora, tangan kanannya bergerak menyingkirkan rambut Aurora yang menutupi mata gadis itu.
"Archie."
Archie sedikit terkejut saat Aurora memanggil namanya dengan kedua mata yang terpejam, melihat Aurora mengigau namanya sembari tersenyum, Archie ikut tersenyum.
-Archie-
Archie masuk ke salah satu ruangan yang ada di rumahnya di mana di sana ada Naya, Valdo, dan seorang dokter perempuan yang sedang memeriksa kandungan ibunya.
"Usia kandungan kamu udah dua bulan, Naya." Kata dokter yang merupakan teman Naya di mana Valdo dan Naya tampak sambat terkejut, begitupun Archie.
"Dua bulan, Lin? Ya ampun, emang sih aku gak ada mual-mual. Aku cek karena bulan kemaren aku gak menstruasi, bulan ini juga belum. Ternyata udah dua bulan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHIE [COMPLETED]
Подростковая литератураArchie Wilson merupakan anak dari pria yang terkenal sultan dan berbahaya, Valdo Wilson. Ketika sang ayah mengatakan jika harus berpacaran dengan perempuan yang tidak tahu siapa mereka, Archie tidak percaya akan ada yang tidak mengetahui siapa merek...