Justin keluar dari ruang CCTV setelah mematikan seluruh CCTV yang ada di dalam rumah dan luar rumah Valdo. Untung saja tidak ada yang berjaga di sana dan Justin dapat masuk dengan mudahnya ke dalam rumah tanpa ada yang menghalanginya di mana ia akan membantu Archie kabur di tengah malam.
Seraya melirik ke sekelilingnya, Justin berjalan dengan begitu perlahan agar tidak menimbulkan suara. Justin bersembunyi di balik dinding untuk melihat ke arah kamar Archie apakah ada yang berjaga atau tidak, dan ternyata tidak.
"Bego," gumam Justin merutuki kebodohan bodyguard Valdo yang tidak ada di depan kamar Archie.
Justin menyelipkan secarik kertas kosong ke bagian celah pintu kamar Archie dari bawah sebagai pertanda bahwa ia sudah datang.
Archie yang sedang duduk di tepi tempat tidur langsung beranjak dan memakai tas serta topi berwarna hitam dan membuka pintu kamarnya yang tidak lagi dikunci dari luar. Archie sengaja keluar saat Justin datang karena ia ingin CCTV dimatikan lebih dulu kemudian ia dapat keluar.
Tanpa harus bersuara, Archie dan Justin keluar dengan begitu hati-hati. Archie dan Justin dapat turun ke lantai dasar dengan mudah tanpa ada yang menghalangi, sepertinya rencana Archie untuk kabur benar-benar di dukung oleh yang di atas.
Justin menepuk-nepuk bahu Archie untuk segera masuk ke dalam mobilnya yang sengaja ia masukkan ke garasi yang memang tidak memiliki pintu, sengaja dibiarkan terbuka.
Archie berada di jok belakang seraya berbaring di bagian bawah jok atau lebih tepatnya lantai mobil yang ukurannya kurang luas menurutnya.
Justin melajukan mobil sedan milik Mike dengan perlahan agar tidak membuat orang-orang yang sedang berjaga di dekat gerbang curiga. Justin melirik orang-orang tersebut saat ia melewati gerbang di mana orang-orang itu sedang memperhatikannya namun tidak menghentikan laju mobilnya.
Justin bernapas lega setelah sebelumnya sempat merasakan ketegangan di mana ia berhasil keluar dari pekarangan rumah. Belum sampai di situ, Archie dan Justin masih harus melewati beberapa penjaga lagi yang berjaga di pintu masuk menuju kawasan rumah Valdo.
Lampu mobil bagian dalam mobil memang sengaja tidak dihidupkan dan daerah sekitar gelap dengan ditumbuhi pepohonan, di dukung dengan Archie yang memakai pakaian serba hitam. Jaket, celana jeans, topi, dan sepatu yang semuanya berwarna hitam.
Jantung Justin berdebar ketika para penjaga yang berjaga di pintu masuk plus keluar menoleh ke arahnya. Justin sedikit menurunkan kaca mobil dan para penjaga melihat wajahnya, orang-orang itu tampak tenang tanpa menaruh curiga.
Justin menepuk-nepuk kaki Archie menandakan bahwa mereka sudah aman.
"Damn!" Archie sedikit meringis karena punggungnya terasa sakit lalu pindah ke jok depan.
"Upah buat gue apaan nih?"
Archie terkekeh kecil seraya membuka sejenak topinya untuk menyisir ke belakang rambutnya kemudian memakainya lagi. "Lo ikut gue apa cuma nganter doang? Gue udah beli dua tiket, ya untuk jaga-jaga."
"Ikut lo lah, kalo gue di sini percuma. Bokap lo pasti tau gue yang bantu lo, daripada gue beneran mati, lebih bagus ikut lo. Kayak yang lo bilang, gue mati lo mati."
Archie mengangguk.
"Lo gak coba telfon Aurora?"
"Gak bisa, kayaknya Aurora ganti nomor atau di beliin HP baru."
"Btw, gimana ya kalo di bandara kita ditahan?" Tanya Justin.
"Ya berarti bokap gue udah kerja sama sama pihak bandara, kalo kita bisa lolos berarti enggak." Archie menatap logo mobil yang Justin bawa lewat setir.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHIE [COMPLETED]
Teen FictionArchie Wilson merupakan anak dari pria yang terkenal sultan dan berbahaya, Valdo Wilson. Ketika sang ayah mengatakan jika harus berpacaran dengan perempuan yang tidak tahu siapa mereka, Archie tidak percaya akan ada yang tidak mengetahui siapa merek...