Archie dan Aurora berdiri berhadapan, keduanya tampak canggung, salah tingkah dan malu-malu. Bagaimana tidak? Tepat hari ini dan dua jam yang lalu, mereka sudah sah menjadi sepasang suami istri dan nanti malam pesta untuk merayakan status baru mereka akan berlangsung yang hanya dihadiri oleh kerabat dekat saja.
"Hai, istri." Sapa Archie dengan menggoda dan Aurora tampak semakin malu-malu hingga wajah gadis itu benar-benar berubah merah.
Archie terkekeh.
"Mulai nanti malem sampe seterusnya udah bisa tidur bareng dong,"
Aurora tersenyum seraya duduk untuk melepas high heels nya yang sudah ia pakai selama berjam-jam.
"Apa nanti malem aku bisa dapet hak aku?" Archie mendekat dan memijat kedua lengan Aurora.
"Hak kamu?"
Archie mengangguk dengan jantung yang berdegup kencang menunggu jawaban dari Aurora.
"Aku gak boleh nolak juga, 'kan?" Aurora menoleh sejenak pada Archie di mana Archie langsung tersenyum lebar.
"Emang gak boleh. Ra?" Panggil Archie dan Aurora langsung menatapnya.
Kedua mata Aurora membulat lebar saat Archie tiba-tiba saja menciumnya hingga tubuh mereka berdua jatuh berbaring di tempat tidur.
-Archie-
Pesta pernikahan Archie dan Aurora dilaksanakan di hotel milik Valdo yang langsung ditutup untuk umum, bahkan sudah ditutup dari seminggu yang lalu. Keadaan saat ini begitu ramai walaupun yang hadir hanya sedikit, yang membuat tempat itu ramai dan berisik adalah dari pihak keluarga Naya.
"Ayo, kita lempar bunganya sekarang." Archie melingkarkan tangannya di pinggang Aurora dan mereka berjalan ke atas panggung untuk melempar buket bunga Aurora kepada para tamu yang masih single.
Melihat Archie dan Aurora hendak melempar bunga, Celine memberikan minumannya pada ayahnya dan berlari ke kerumunan orang-orang yang siap menangkap bunga yang akan Archie dan Aurora lemparkan.
"Satu, dua, tiga!" Archie dan Aurora melemparkan bule bunga dengan posisi mereka berdiri membelakangi para tamu. Setelah bunga dilempar, Archie dan Aurora langsung balik badan untuk melihat siapa yang dapat.
Senyum yang tercetak jelas di bibir Archie dan Aurora perlahan menghilang, suasana yang tadinya ricuh juga mendadak hilang, kini keadaan begitu sepi karena fokus mereka tertuju pada dua orang yang sedang adu mulut.
"Heh! Gue dulu yang dapet tadi! Tangan lo!"
"Enak aja! Gue yang dapet! Lo udah tua ngalah kek sama gue!" Justin menarik dengan kuat buket bunga yang Celine pegang. Sebenarnya mereka sama-sama mendapatkan bunga itu, begitu bunga dilempar tangan Justin dan Celine sama-sama langsung memegang bunga tersebut.
Celine mengalah dengan tatapan yang begitu tajam dan tangan yang terkepal pada Justin yang mulai berjalan menjauhinya.
"Fak!" Seru Justin saat bagian belakang kepalanya dihantam oleh benda yang cukup keras dan itu berasal dari Celine.
Justin menatap kesal Celine dan langsung mendekati gadis itu, "nih! Nih! Lo makan tuh bunga!" Justin memberikan bunga pada Celine dengan terpaksa dan kini sudah berpindah ke tangan Celine.
Archie melirik ke sekitar di mana orang-orang masih tampak diam memperhatikan Justin dan Celine, Archie melirik pria yang sedang memegang mic dan langsung ia rebut. "Berarti secara gak langsung Justin minta Celine jadi calonnya dong?"
Keadaan langsung ricuh seketika dengan suara tawa, ledekan, dan godaan yang ditujukan untuk Justin dan Celine yang sedang menatap tajam Archie.
-Archie-
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHIE [COMPLETED]
Teen FictionArchie Wilson merupakan anak dari pria yang terkenal sultan dan berbahaya, Valdo Wilson. Ketika sang ayah mengatakan jika harus berpacaran dengan perempuan yang tidak tahu siapa mereka, Archie tidak percaya akan ada yang tidak mengetahui siapa merek...