"Milly beneran mau bobok di sini? Ntar bohong lagi,"
"Enggak, Mily mau bobok sama Abang Alchie, sama Kakak Aula."
"Aurora, Mily."
"Maunya Kak Aula!"
Aurora tertawa melihat Archie dan Emily yang sedang berdebat kecil, "iya Kak Aula."
"Mily bobok di sini kok," anak tiga tahun itu berbaring di tengah-tengah tempat tidur sambil memeluk bonekanya.
"Mily bawa susu sama botol dot gak? Kalo enggak berarti gak bobok di sini dong," kata Aurora seraya ikut berbaring.
Emily beralih duduk dengan tubuh yang mengarah ke kepala ranjang, "gak bawa, tapi Mily bisa minum susu Kak Aula, 'kan?"
Archie yang baru saja bergabung tertawa, "emang susunya Kak Aula mana?"
"Ini," Emily menepuk-nepuk dada Aurora tepat di bagian payudara membuat tawa Archie terdengar kian jelas sedangkan Aurora sendiri terkejut.
"Tapi susu Kak Aula gak ada isinya," ucap Archie disela-sela tawanya.
"Ya udah deh, Mily gak jadi bobok di sini." Emily yang semula duduk beralih berdiri di tempat tidur.
"Tuh kan, Mily bohong lagi." Kata Aurora dengan nada dan wajah yang sengaja dibuat sedih.
"Besok deh Mily bobok di sini, sekalang Mily mau pulang. Abang, antel Mily pulang, ayo." Emily menarik tangan Archie dengan menggenggam telunjuk abangnya.
Archie mengerucutkan bibir dan Emily yang mengerti karena memang itu merupakan kebiasaannya setiap kali ingin pulang, Emily menjatuhkan tubuhnya di atas Archie dan mencium abangnya.
"Bener ya besok bobok di sini, awas kalo Mily bohong lagi." Kata Aurora seraya mendekat karena ingin dicium juga.
"Oke!" Emily mengangguk setelah mencium Aurora dan berdiri di tempat tidur.
"Gendong depan atau belakang nih?" Tanya Archie sudah beranjak dari tempat tidur.
"Belakang!"
Archie duduk di tepi tempat tidur dan mengarahkan punggungnya pada Emily.
"Dadah." Aurora lebih dulu melambaikan tangan seraya tersenyum melihat Emily yang sudah berada di punggung Archie.
-Archie-
"Awas aja kalo anak gue seumuran sama anak lo,"
Archie berdecak dan menatap sinis Justin, pasalnya temannya itu selalu saja mengatakan kalimat yang sama belakangan ini karena Archie belum juga memiliki anak.
"Awas aja kalo istri gue hamil si Rora ikutan hamil,"
Archie memicingkan mata, "emang kenapa sih kalo samaan?"
Justin membulatkan mata dan mengarahkan telunjuknya pada Archie, "tuh kan, tuh kan, lo pasti ada niat mau bikin Rora hamil kalo istri gue hamil nanti."
"Gak jelas banget sih lo. Kalo gue masih betah berduaan sama Rora ya gue gak bakal punya anak lah, kalo Rora bakal hamil barengan sama istri lo nanti mana gue tau."
"Pokoknya enggak ya, cukup gue sama bokap gue yang menderita."
"Menderita, Justin?"
Justin menoleh ke belakang di mana Valdo baru masuk bersama Emily ke ruang kerja Archie lalu duduk di sofa.
"Menderita gimana yang kamu maksud?"
Justin memutar kursinya mengarah pada Valdo, "kadang kalo aku lagi santai-santai Archie suka tiba-tiba kasih tugas. Wajar kan kesel?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHIE [COMPLETED]
Ficção AdolescenteArchie Wilson merupakan anak dari pria yang terkenal sultan dan berbahaya, Valdo Wilson. Ketika sang ayah mengatakan jika harus berpacaran dengan perempuan yang tidak tahu siapa mereka, Archie tidak percaya akan ada yang tidak mengetahui siapa merek...