44. Gara gara Diary

308 17 77
                                    

"Siapa aja yang mau turun disini?" tanya Raka saat bus berhenti di depan rumah Alana.

Satya, Alana, Sara, Arga, Gilang, Ardi, Dan Kiran mengacungkan tangan mereka membuat Raka menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kok hampir semua?"

"Hm pah... Sebenarnya aku mau pamitan dulu sama ayah sama mommy, dan juga aku mau ngambil baju aku yang ada di Bandung, begitu..." jelas Alana agar Raka tidak kebingungan.

"Aku juga belum mempersiapkan pakaianku, jadi nanti aku ke desa sama kak Lana." tambah Sara menjelaskan.

"Kalau aku mau pulang dulu kerumah, soalnya kangen mama, sekalian mumpung disini." ucap Kiran memberitahu.

"Kalau aku memang orang sini..." kompak Gilang dan Ardi.

Pandangan beralih pada Satya dan Arga, bukankah mereka adalah tetangganya? Namun mengapa mereka malah turun disini.

"Kalian berdua? Satya? Arga?"

Satya tersenyum simpul, "kami mau ke Bandung dulu paman, mau nganter Alana mengambil pakaiannya."

Raka mengangguk paham, "baiklah, hati hati dijalan ya, terimakasih anak anak telah mengikuti kegiatan ini."
.
.
.
.
.

"Kalian pasti lelah kan? Mending masuk dulu yuk? Kita makan dulu?" tawar Alana.

"Boleh boleh boleh!" jawab Kiran antusias.

Ardi menatap Kiran kesal, "giliran soal makanan, semangat luar biasa!" ketus Ardi.

"Ya tidak apa apa lah, hidup hidup aku!"

"Baiklah ayo masuk____" ucapan Alana terhenti ketika melihat Gilang yang mulai melangkah menuju gerbang.

"Gilang..." panggil Alana.

Gilang menghentikan langkahnya, "apa?"

Alana menghampiri Gilang, lalu menarik tangannya untuk ikut masuk kerumahnya.

Sebenarnya Alana sudah tau kejadian semalam, Satya menceritakan semuanya pada Alana jika Gilang marah pada Satya karena Satya berkata seperti itu pada semua orang, tentang Alana.

"Tidak... Aku mau pulang saja." tolak Gilang.

"Ayolah, kita makan dulu... Ya? Nanti pulangnya aku sama Satya antar, rumahmu lumayan jauh dari sini Lang... Ya? Please... " mohon Alana memelas.

"Tapi--"

"Please... Ya?"

Gilang menghela nafas berat, "baiklah ayo..." pasrah Gilang.

Merekapun segera masuk ke dalam rumahnya, disambut hangat oleh Ayesha dan Alia.

____

Malam hari...

Arga mendengus sebal sambil menatap ke arah cermin di mobil, menatap Satya yang tengah santainya sambil bermain ponsel.

"Giliranlah..." kata Arga ketus.

Satya menatap Arga tajam, "katanya mau jalan jalan? Aku persilahkan... Kau boleh menaiki mobilku dan boleh menyetir... Ya kan?"

"Tapi Sat--"

"Shut... Calon istri dan calon adik iparmu sedang tidur, jangan menganggu mereka." jelas Satya se-santai mungkin.

Arga mengernyit, "adik ipar? Kakak ipar kali!"

"Kau kan sudah ku anggap adik? Apa jangan jangan selama ini kau tidak menganggapku kakak?"

"Nah justru itu! Kau kan menganggap ku sebagai adikmu? Itu berarti Alana adalah kakak ipar ku! Bagaimana sih?!" kesal Arga tertahan.

SANA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang