17. "Menikahlah denganku..."

764 37 61
                                    

Happy Reading❤
.
.
.
.
.
.

Alana dan Sara baru saja selesai mencuci piring, mencuci baju hingga membersihkan seluruh ruangan atas permintaan Satya.

Rencana kabur malam itu mereka urungkan sebab malam itu Sara malah tertidur pulas, padahal Alana sudah bangunkan beberapa kali namun nihil, entah itu disengaja atau tidak, Alana pun bingung.

Sekarang mereka berdua tengah berada di dapur untuk memasak––Alana ingin mengucapkan terimakasih karena telah memberikan luang untuknya bertemu dengan kekasihnya sore ini dan sebagai ucapan terimakasih, Alana ingin membuatkan makan siang untuk Satya dan yang lainnya.

Dia memang tak pandai memasak namun Sara kan ada, Sara memang lebih suka dirumah dan membantu ibunya memasak maka dari itu sangat mudah bagi Sara jika soal urusan memasak.

Namun kali ini Alana ingin dirinya yang memasak walaupun dengan instruksi Sara.

"Pake garam dikit," kata Sara dan Alana segera mengambil garam dan menaburkannya sedikit di dalam wajan yang berisi ayam kecap.

"Cobain dulu rasanya pas tidak?" Alana memberikan sendok berisi kuah ayam itu kepada Sara dan dia mencicipinya sedikit.

"Sudah pas kok, kakak tinggal simpan saja ke piring dan aku ingin pergi ke kamar mandi dulu, kebelet!" Sara langsung berlarian ke kamar mandi.

Alana yang penasaran dengan rasanya pun memilih mencicipinya juga namun dia merasa kekurangan garam, dia kembali memasukan garam ke dalam wajan itu.

"Tak perlu dicoba lagi, lebih baik kau pindahkan ayamnya ke dalam piring dan mulai menghias piring dan mejanya. Nanti pas bang Satya dan bang Arga datang, mereka akan senang, kali kali kan membuat penculik senang hahaha," gumam Alana dengan perasaan senang.

Dia segera memindahkan ayam itu ke dalam piring tak lupa mematikan kompornya lalu segera pergi ke meja makan dan mulai menghiasnya.

Sara datang dan semuanya sudah siap, dia mulai terduduk dan mereka pun menunggu kedatangan Satya dan Arga.

"Kakak....kita makan saja ya? Lama sekali menunggu mereka!" kesal Sara karena kedua penculik itu tidak datang juga, padahal perutnya sudah berteriak minta diisi.

"Tunggu dululah... Biar kita tuh makan bareng bareng dan pastinya bang Satya sama bang Arga sebentar lagi sampai kok."

Alana ingin makan bersama agar bisa seperti kekeluargaan, dirinya juga memasak pas pasan, dia memasak empat ayam untuk empat orang dan nasinya juga tidak terlalu banyak, untuk makan hari ini saja.

Ceklek

Pintu terbuka lebar, disana ada Satya dan Arga yang tengah berjalan menuju meja makan yang sudah diisi oleh Alana dan Sara.

Mereka terduduk di dengan kedua perempuan ini, senyuman yang sama kembali muncul di wajah Alana bahkan membuat Satya salah tingkah karena Alana hanya tersenyum padanya.

"Aku memasak ini spesial untuk bang Satya, aku ambilkan nasinya ya." Alana segera mengambilkan piring dan memberikan nasi dan ayam disana lalu memberikannya kepada Satya dengan senyuman yang sama.

"Terimakasih," singkat Satya sambil mengambil piringnya dan masih dengan ekspresi yang sama, jujur saja dirinya tengah menahan senyuman, dirinya malu di tambah gengsi yang tinggi.

Arga menatap Sara seolah memberi kode untuk melakukan hal yang Alana lakukan kepada Satya dengan matanya yang terus menatap Sara.

Bukannya peka, Sara malah risih melihatnya dia segera mengambil piring dan tentunya untuk dirinya sendiri.

SANA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang