27. Dendam

474 25 44
                                    

Alana terdiam dengan air mata yang terus mengalir, "Semua gara gara Satya, dia udah ngancurin hidup aku! Dia! Liat aja Satya liat aja nanti!!" batin Alana dengan tatapan marah.

Dia melirik kebelakang, disana ada keluarga dan juga Satya tanpa menunggu lama lagi, Alana langsung menghampiri Satya, menarik tangannya agar menjauh dari keluarga.

"PERGI DARI RUMAHKU!" usir Alana.

"Lana... "

"PERGI! BANG ARGA JUGA PERGI, SETELAH ITU AKU AKAN MELAPOR KALIAN KE POLISI ATAS APA YANG KALIAN LAKUKAN PADAKU!!"

"Kakak jangan--" ucapan Sara terhenti.

"DIEM! KAU TIDAK PERLU IKUT CAMPUR!"

Alana mendorong tubuh Satya agar keluar dari halaman rumahnya.

"Lana.. Maafkan aku..." gumam Satya pelan.

"DENGAR, POLISI AKAN MENCARI KALIAN! TUNGGU SAJA! SELAMAT BERSENANG SENANG DI DALAM PENJARA TUAN SATYA ADITAMA DAN ARGA ALVARO!!"

______

Satu hari kemudian...

Tok

Tok

Tok

Ceklek

"Kami, anda saya tangkap!"

Deg

Satya menatap satu persatu Polisi yang ada didepannya, ternyata ucapan Alana tak main main hingga dirinya pasrah mengangkat kedua tangannya.

"Mana rekan anda?" Tanya salah satu Polisi itu.

Satya menggelengkan kepalanya, "Saya menculiknya seorang diri!" jawab Satya, karena dia merasa Arga tak ada hubungan apa apa dengan ini sebab Arga hanya menuruti apa yang diintruksikan darinya.

"Tapi saudari Alana melaporkan, Satya Aditama dengan Arga Alvaro atas kasus penculikan yang kalian lakukan pada saudari Alana, sejak 3 bulan yang lalu! Dan kami hanya melakukan tugas kami!"

"Pak, Arga tidak salah dalam hal ini karena hanya aku yang--"

"Pak saya Arga Alvaro!" Arga mencela ucapan Satya.

"Ga!" cegah Satya.

Arga terkekeh pelan, "Kita berdua salah dan kita harus dihukum, bukan kau saja!"

"Tapi--"

"Ayo pak...."

______

Tok

Tok

Tok

"Kak Lana, buka pintunya setidaknya kau harus makan dulu!" teriak Sara dibalik pintu kamarnya Alana.

Tok

Tok

Tok

"Kak, jangan seperti inilah! Buka pintunya!"

"Kakak.. Ayolah kak!"

"Kak, maafkan aku kak!"

"Kakak mau hukum aku? Hukum aja kak tapi kakak jangan gini!"

"Kakak!"

"Kakak!"

Alana yang pusing mendengar ocehan Sara diluar kamarnya membuatnya berteriak, "BERISIK? PERGI SANA! JANGAN KESINI! SEENAKNYA AJA UDAH FITNAH KAKAK!!"

Sara mendesah kecewa, "Kakak aku lakuin itu karena punya alasan!"

SANA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang