18. Patah Hati?

641 31 39
                                    

Happy Reading guys❤
.
.
.
.
.

"Sayang?"

Ardi berlari menghampiri Alana yang tengah berjalan mendekatinya, ia langsung memeluk tubuh Alana dengan begitu erat. Sudah hampir dua bulan ini dirinya tidak bertemu dengan kekasihnya yang amat bawel dan super manja.

Alana sendiri juga memeluk Ardi tak kalah erat, sebagai kekasihnya yang sudah menjalin hubungan selama 3 tahun, mungkin banyak cobaan di hubungan mereka. Mulai dari perselingkuhan yang di lakukan Ardi, mulai dari tidak setujunya orangtua Alana dengan Ardi, tapi sepertinya hubungan mereka tetap saja berlanjut sampai sekarang.

"Kau baik baik saja kan sayang?" tanya Ardi karena melihat ekspresi wajah Alana yang berbeda dari biasanya.

"Ya aku baik baik saja, sudah lama sekali kita tidak bertemu, apa kabar sekretaris mu?"

Alana malah menanyakan kabar sekretarisnya Ardi, karena Ardi pernah berselingkuh dengan sekretarisnya sendiri. Namun sejak saat itu Ardi memutuskan untuk memecat sekretarisnya saat Alana mau memaafkannya.

"Aku kan sudah memecatnya, lagi pula aku hanya ingin bersama mu, maaf kan aku jika dulu aku memang kurang ajar." Ardi mengaku menyesal dengan apa yang pernah dia lakukan, hal pertama yang membuatnya melakukan hal itu adalah karena Alana saat itu jarang memperhatikannya, memberikannya kabar dan sebab itulah Alana selalu takut jika Ardi selingkuh karena saat ini dirinya harus tinggal dirumahnya Satya, itu membuatnya jauh dari Ardi.

"Oke bagus kalau begitu, coba aku lihat ponselmu." Alana mengulurkan tangannya dan Ardi langsung saja memberikan ponselnya.

Alana mengecek-ngecek ponselnya Ardi dengan sangat jeli namun disana sama sekali tidak ada tanda tanda jika Ardi selingkuh, setelah mengetahui jika kekasihnya masih setia padanya. Ia langsung mengetikan sesuatu yang membuat Ardi bingung.

"Aku sudah menuliskan alamatku sekarang. Jika sewaktu waktu kau tidak sibuk, datanglah dan bawa aku pergi dari sana," ucap Alana dengan memberikan tatapan seolah kode bahwa ada seseorang di dalam mobil yang Alana tumpangi tadi.

"Kau memangnya kenapa? Ada seseorang yang menyakitimu?" tanya Ardi panik.

"Tidak, aku hanya ingin kau datang kesana nanti jika pekerjaan mu sudah selesai."

Alana menoleh sedikit ke belakang, takutnya Satya datang dan mendengar perbincangan mereka.

"Tapi memangnya kau ada urusan apa disana sayang?" setau Ardi, Alana bukanlah orang yang mudah betah tinggal di tempat baru apalagi sampai berbulan bulan seperti ini.

"Tidak ada urusan apa apa kok." Alana sengaja berbohong demi kebaikan Sara dan juga dirinya, sebab Satya sudah beberapa kali mengancamnya jika sampai memberi tahu yang sebenarnya.

"Baiklah, kalau kau bahagia, aku juga ikut bahagia. Dengar... Aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Ardi menuntun Alana untuk duduk di tempat dia tadi duduk, dan setelah Alana terduduk di kursi taman, Ardi malah berjongkok di hadapan Alana.

Dia meraba saku celananya dan mengambil sebuah kotak berwarna merah, dia membukanya dan menyodorkannya di hadapan Alana.

Sebuah cincin emas dengan hiasan huruf AA, Alana menatap Ardi tak percaya, "Ardi?" tanya Alana memastikan.

"Will you merry me?"

Deg

Pertanyaan Ardi sontak membuat Alana menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya tak percaya karena mimpinya benar benar terwujud hari ini.

Dia tidak bisa mengungkapkan rasa senangnya dengan sebuah kata kata namun air matanya tiba tiba mengalir, air mata penuh kebahagiaan.

"Kumohon jawab yes please..." mohon Ardi karena Alana tak kunjung menjawab pertanyaannya.

SANA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang