33. Kehidupan baru

437 23 55
                                    

"Mau kemana Sat?" tanya Sofia ketika melihat Satya sudah siap dengan pakaian rapih malam ini, Sofia juga baru datang dengan membawa rantang makanan untuk meminta maaf pada Satya.

"Aku mau cari Alana, bu Sofia jangan cegah aku." jawab Satya tanpa menoleh sedikitpun.

Sofia menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Untuk apa? Untuk apa mencari wanita itu? Kau tau kan ibu sudah mengusirnya, lalu apa lagi? Kalian selama ini berbohong pada ibu, tentang siapa Alana... Sebenarnya Alana bukan sepupunya Arga kan? Tapi di kekasihmu kan?"

Satya tersenyum kecil, "Bu... Alana bukan kekasih ku, tapi kami berdua saling mencintai dan Ibu-- Ibu harus tau yang sebenarnya." Satya melangkahkan kakinya menuju lemari, disana ada sebuah foto kenangan dan kertas kertas yang entah isinya apa.

Sofia mengerutkan kening bingung, tak biasanya Satya bersikap seperti ini padanya.

"Apa?" tanya Sofia yang sudah dilanda penasaran.

Satya menyodorkan sebuah foto dan kertas. "Bacalah dan lihatlah." Sofia dengan segera Sofia mengambil kertas dan satu buah foto disana.

Sofia terkesiap ketika melihat foto itu, foto Alana bersama dua orang yang sangat dia kenali. "Ke ke kenapa Alana... Kenapa Alana bisa di foto sama Ayesha dan Fahmi?" gugup Sofia, tangannya bergetar sembari memegang foto dan surat itu.

"Baca akte kelahirannya bu... Ibu pasti bakalan mengerti." suruh Satya.

Sofia segera membuka kertasnya dengan terburu buru, air matanya mengalir ketika ada sebuah bacaan yang disana menyebutkan jika Alana adalah anak dari Fahmi Adijaya dan Ayesha Adijaya.

"Ja ja jadi.... Jadi.. Alana adalah... Dia... Dia dia dia dia anakku? Anakku yang hilang? Dia?" lirih Sofia dengan air matanya yang mengalir.

Satya mendekati Sofia dan memeluknya, membiarkan Sofia menangis dipelukannnya.

"Alana--" Belum beres lanjutkan kalimatnya, Sofia sudah lebih dulu pingsan karena kaget.

_____


Sara, perempuan itu tengah merenung di kamarnya sendirian sembari memegang ponselnya, menunggu pesan dari Arga yang tak kunjung datang, dirinya ingin memberikan pesan tapi malu, dirinya bimbang, sangat bimbang, dirinya merindukan Arga tapi, bagaimana mungkin dirinya harus mengirimkan pesannya duluan? Sara menggelengkan kepalanya cepat, Dia tidak ingin memberikan pesannya, tidak ingin dirinya duluan yang memberikan pesannya, karena baginya Arga salah dan Arga harus meminta maaf padanya.

Sara memeluk gulingnya, sembari menyetel musik romantis membuatnya mengingat banyak kenangan dengan Arga yang selalu mengalah dengannya tapi kali ini Arga benar benar tidak ingin mengalah dengannya.

Apakah harus dirinya yang mengalah? Tidak tidak tidak, Sara menggelengkan kepalanya lagi.

Ting..

Terdengar suara dari ponselnya, pertanda ada yang mengirimkan pesan membuatnya segera melihat ponselnya.

Dia tersenyum kala melihat nama Argalah yang memberikan pesan padanya.

Bang Arga❤
Online

Udah sampai?

Udah

Ada kendala di jalan?

Gak ada.

Oke.

Sara segera mematikan ponselnya lagi, senyumannya pun langsung pudar.

"Singkat banget!" kesal Sara.

SANA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang