"Ini siapa yang menculikku? Setidaknya lampunya harus menyala! Gelap seperti ini, aku tidak bisa melihat apa apa!" teriak Satya yang tangan dan kakinya diikat, seperti saat dirinya mengikat Alana di gudang rumahnya waktu itu.
"Karma..." Celetuk seseorang di depan Satya.
Satya tidak bisa melihatnya secara jelas karena lampunya padam, tetapi terlihat dari bayangan, seperti seorang perempuan.
Satya mengernyit, "karma? Itu suaranya La--"
"Aku ini perempuan yang pernah kau culik, 1 tahun yang lalu..."
Satya menghela nafas berat, lalu memejamkan matanya pasrah, "Lana... Kau tadi marah padaku? Lalu sekarang menghukumku?"
Alana menyalakan lampunya lalu menatap Satya tajam, "aku marah padamu..." kata Alana sambil mendekati Satya.
Alana merogoh saku jaketnya untuk mengambil sesuatu,
Alana menunjukkan barang yang dia bawa sedangkan, "kau tau ini apa?" tanya Alana sambil menunjukkan pisau kepada Satya, pisau itu percis sekali dengan pisau yang pernah Satya tunjukkan kepada Alana untuk menakut-nakuti Alana.
"Pisau..."
"Gunanya?"
Satya hanya bisa menatap Alana pasrah, bisa bisanya Alana mengulang dialog dirinya saat dia menculik Alana dulu.
"Kau tau tapi masih bertanya?"
Alana melempar pisau itu kesembarang arah, "kau pun waktu itu menanyakan hal itu! Kau menakut-nakuti ku waktu itu, setidaknya sekarang kau harus takut, atau berpura-pura takut! Untuk membuatku bahagia."
"Tidak bisa Lana, kau menakut-nakuti orang yang salah, aku ini orangnya seperti ini, ekspesi pertama kali yang ku lihat itulah.."
Alana mengepalkan tangannya gemas, "oke!"
"Oh iya kenapa kau menculikku Lana? Apakah kau yang membungkam mulutku?" tanya Satya.
"Sebenarnya... Arga yang membuatmu pingsan, aku bekerja sama dengannya..."
Flashback
"Lana..."
Alana menoleh sambil menghapus air matanya, "apa?!" ketus Alana.
"Mana cincinnya?" tanya Arga was-was.
Alana mengernyit, "untuk apa?"
"Sayang kalau dibuang, mending buat aku aja, mau di jual..." Arga mengambil paksa cincin yang dipegang Alana membuat Alana membelalak tak percaya.
"Kau ini!" Alana mengambil lagi cincinya, "tidak boleh, ini harus dibuang!"
Alana hendak membuang cincin itu namun Arga cegah dan mengambilnya kembali.
"Kau ini seharusnya peka Lana..." ujar Arga pelan.
"Peka apa?"
"Satya... Pria itu sangat mencintaimu, kau menyimpan sesuatu di kamarmu? Di dalam buku diary atau apa?"
Alana terdiam memikirkannya, "aku menyimpan diary dan___" Alana membuka mulutnya lebar karena baru teringat buku kenangan yang diberikan Ardi waktu itu, sudah lama tetapi Alana masih simpan karena bukunya terlihat sangat lucu.
"Buku kenangan dari Ardi, pasti Satya melihat itu makanya___oh tidak..." Alana memukul keningnya sendiri merasa bersalah.
"Kenapa kau masih menyimpannya?" tanya Arga heran.
"Bukunya lucu... Buat jadi hiasan saja di kamar, lagian juga buku itu di-simpan disana udah lama, pas aku jadian sama Satya kan aku tidak tinggal disini karena waktu itu kita langsung ke desa lalu ke Jakarta." jelas Alana, benar benar tidak bermaksud mengenang Ardi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANA [Lengkap]
General Fiction[SANA seri 1] Diculik oleh pria tampan, seksi dan pemarah? Alana Adijaya tidak pernah menyangka jika dirinya akan menjadi korban penculikan. Ia selalu berpikir bahwa dirinya akan menjadi satu-satunya manusia yang aman, hanya pemeran utama lah yang...