47. Kakak?

381 20 87
                                    

"Kenapa kau menyebutku istrimu kepada depan bapak bapak tadi?" tanya Alana sambil menahan senyumnya.

Satya melirik Alana sinis lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain sambil pura pura sibuk menyimpan camilan di tempatnya.

Alana mendengus sebal, bisa bisanya Satya hanya menatapnya sinis tanpa mau menjawab pertanyaannya, sebenarnya Satya ini manusia seperti apa? Terkadang manis seperti gula, terkadang asam, terkadang pedas. Mungkin Satya terlalu hobi berganti-ganti rasa hingga sampai ke-sifatnya.

Alana menggelengkan kepalanya cepat, bisa bisanya Alana berpikir menyamakan Satya dengan rasa rasa yang selalu ada di makanan.

Pandangan Alana kembali menatap televisi yang tidak menyala.

Merasa sudah selesai menyimpan makanan untuk sehari-hari Alana, Satya juga menyiapkan makanan untuk mereka berdua, karena rencana hari ini mereka akan menonton film.

Satya mematikan lampu dan menyalakan televisinya.

"Aditya Roy Kapur ya ampun ganteng banget! Di tambah perutnya kotak kotak, apalagi kalau lagi berantem, tolong dia––" Alana terus mengoceh tentang salah satu aktor favoritnya, Satya hanya menatap Alana kesal.

Mereka menonton selama film itu berlangsung, terkadang Alana tersenyum-senyum sendiri, terkadang menangis dan terkadang berteriak ketika sang pemeran utama di pukul.

Sedangkan Satya? Pria itu malah berekspresi sama, bukan karena bosan tetapi entah kenapa perasaannya tidak enak.

"Hiks..."

Satya melirik Alana yang sedang menangis, "kenapa nangis? Kan pemeran utamanya menang?" tanya Satya bingung.

Alana menghapus air matanya, "hiks... Habisnya mereka pelukan sambil nahan tangis, hiks.. Hiks..." Lagi lagi Alana menangis lagi.

Dan tanpa di-duga Satya, Alana langsung memeluk Satya membuat Satya terdiam.

Namun perlahan tapi pasti, Satya membalas pelukan Alana, mengelus-ngelus rambut Alana dengan begitu lembut.

Seolah tidak ingin melepaskan pelukan itu, Alana mempererat pelukannya kala merasa Satya membalas pelukannya.

"Satya..."

"Hmm..."

"Aku ingin bersamamu, selalu... Jangan marah lama lama ya?"

Satya tidak menjawabnya dan malah mempererat pelukannya, entah kenapa setelah memeluk Alana perasaan tidak enaknya langsung menghilang, mungkin karena terlalu nyaman sampai sampai mereka tertidur.

______

"Sara..." panggil Sofia pada Sara.

"Iya bu?" jawab Sara sambil menghampiri Sofia.

"Duduk nak..." suruh Sofia.

Sara mengangguk lalu mendudukkan dirinya di samping Sofia.

"Alana dan Satya benar benar sudah putus?" tanya Sofia ramah.

Sara mengangguk, "iya bu..."

"Ceritanya gimana?"

"Jadi––" Sara menceritakan semuanya, mulai dari permainan truth or dare sampai Satya memutuskan hubungannya dengan Alana.

"Jadi Alana sekarang dirumah temannya kalau Satya?" tanya Sofia.

"Katanya bang Satya, Dia langsung pulang ke sini, jadi tidak bareng." jawab Sara.

"Oh baiklah nak..."
.
.
.
.
.
.

Tok

Tok

SANA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang