25. Restu

478 25 39
                                    

"Sat bangun Sat!" kata Arga sambil menggoyangkan tubuh Satya agar segera bangun.

"Hmmm... Kepalaku sakit sekali, bisakah tidak usah menganggu?" ketus Satya sambil menyingkirkan tangan Arga yang terus mendesaknya untuk bangun.

"Tapi ini udah sampai dirumah calon mertua kita!"

Satya terkesiap, Dia langsung terbangun dan menatap sekeliling, dia menatap ke depan yang ternyata Sara juga masih tidur dan dirinya menatap ke samping, Alana juga tengah tertidur.

"Kau menyetirnya sendiri? Tidak ngantuk?" tanya Satya memastikan, dirinya tadi berniat bergiliran untuk menyetir namun karena kepalanya pusing, Dia memilih tidur hingga akhirnya kebablasan.

"Mata ku sudah mengantuk seperti ini, kau masih bertanya? Huaa cepetan, bangunkan Alana, aku akan membangunkan Sara. Biar sepasang saja gitu haha."

Lantas Arga segera pergi menghampiri tempat duduk Sara sedangkan Satya, dia menatap sejenak Alana lalu dengan segera dia membangunkannya.

"Lana, bangun yuk dah sampai," ucap Satya sambil menggoyangkan lengan Alana.

Alana terbangun, dia menguap beberapa kali, "Hmmm, iya!" gumamnya dengan mata terpejam namun badanya sudah mulai terduduk.

"Ayo sayangku bangun ya, acaranya pasti udah dimulai."

"Satya, aku masih mengantuk!" rengek Alana seperti anak kecil.

"Tapi udah sampai sayang."

Alana membuka matanya, "Sayang pala kau peyang? Aku bukan kekasihmu! Sudah kita hanya sepasang penculik dan korban saja, dan untuk soal kekasih kan aku hanya kekasih sementara mu saja, hanya dirumah ini!"

"Iya... Ayo!"

Satya menarik tangan Alana agar segera keluar dari mobil namun Alana malah sebaliknya, menarik tangan Satya yang satunya lagi untuk tetap disini.

"Aku ingin berdandan dulu, pasti make up ku luntur." ucap Alana sambil mengambil tas make up nya.

"Kau sudah cantik kok."

"Iya dah tahu, tapi tunggu dulu lah!" cetus Alana.

Satya segera mengalihkan pandangannya menuju bolu ulang tahun yang dibeli mereka tadi diperjalan, dia segera mengambilnya dan memulai memasangkan lilinnya sembari menunggu para perempuan bersiap siap.

"Eh kalian, nanti pas dibuka pintunya kita langsung menyanyikan lagu ulang tahun tapi sambil merem biar seru gitu." saran Alana setelah selesai bersiap siap.

Satya memegang tengkuk lehernya bingung, "Gimana kalau yang buka bukan bu Ayesha?"

Sara terganga mendengar komentar Satya, "Pasti mommy lah, siapa lagi kalau bukan Mommy? Kak Zafar mana mau bukain pintu apalagi malam malam begini, apalagi Raika? Dia kan penakut, malam malam gini ngetuk pintu, pasti ngiranya apa haha!"

"Udah kita pake saran Alana saja, biarkan si Satya ini!" Arga segera menengahi, dirinya sudah sangat mengantuk karena sedari tadi dirinya menyetir dan yang lainnya tertidur dengan enaknya.

"Yaudah ayo!" Alana dan Sara segera keluar dari mobil.

Satya dan Arga berjalan dibelakang perempuannya.

"Ga," Satya menyenggol lengan Arga membuat Arga menoleh, "Nanti pas dinyanyinya, pas bagian terakhir inget inget, kita bilang calon menantu. Udah baca belum chat aku?" bisiknya.

Arga memperlihatkan telapak tangannya, "Sudah dibaca."

"Dihafal?" tanya Satya memastikan.

Arga mengangguk.

SANA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang