43. Berulah lagi

281 19 67
                                    

"Siapa yang mau bernyanyi?" tanya Raka pada mereka semua yang tengah terdiam sambil menghangatkan diri sendiri dengan meminum teh hangat.

"Satya!" spontan Alana sambil cengengesan dan Satya hanya menatap Alana datar.

"Ayo bosku!" kata Kiran memberi semangat.

"Ayo bang Satya!" kata Sara memberikan semangat.

"Ayo bang..Sat, ayo pasti bisa!" tambah Arga riang.

Satya hanya bisa terdiam sambil menatap Alana dan Alana sendiri? Perempuan malah cengengesan tak jelas pada Satya.

"Ayo nak..."

Tanpa kata Satya langsung berdiri, "lagunya?" tanya Satya.

"Apa saja, asalkan itu tertunjuk untuk seseorang...."

"Oke," Satya menghela nafas berat, "aku akan menyanyikan lagu ini untuk...." Satya menatap Alana, lalu mengalih pandangannya pada Metta.

"Metta...."

Deg!

Alana menatap Satya tak percaya, begitupun yang lainnya, mereka menatap Satya tak percaya bahkan Arga sampai membelalak tak percaya.

Metta sendiri? Dia cukup terkejut namun masih bisa bertingkah biasa saja seolah tidak terjadi apa apa.

Alana menatap Satya kecewa, "bisa bisanya dia membuatku ke-geeran.." batin Alana dengan pandangan yang masih menatap Satya.

Metta berdehem, "kenapa aku?"

Satya tersenyum, "iya untukmu, aku tau kau sudah memiliki calon suami tapi ini hanya lagu kan?"

Metta mengangguk,

Gilang menatap Satya kesal,

Arga menatap Satya lalu bergiliran pada Alana,

Sara dan Kiran malah menatap Alana,

Raka dan Sofia kebingungan.

"Oh iya maaf, sebenarnya aku tidak akan bernyanyi, aku hanya akan berbicara mengenai Metta...."

Metta tersenyum kikuk, "tap--"

"Dengarkanlah...."

Suasana menjadi sangat hening, tidak ada tawa atau perdebatan kecil yang tadi menghiasi suasana mereka.

"Saat itu, kami berada disekolah yang sama, Metta adalah adik kelasku, aku dan dia selalu berangkat dan pulang bersama... Hari itu, Metta mengatakan tidak akan pulang bersamaku dengan alasan ingin kerja kelompok, aku mengangguk dan pulang,"

"Malamnya, bu Sofia meneleponku dan mengatakan jika Metta belum pulang, aku langsung mencari Metta ke setiap rumah teman temannya tetapi aku tidak menemukannya, saat itu aku tidak mempunyai ponsel.... Aku pergi ke warnet untuk mencari tahu lewat facebook, karena biasanya teman temannya Metta selalu mengaplod setiap harinya ke facebook,"

"Aku menemukannya, aku langsung menyusul kesana, aku membawa pulang Metta dengan selamat. Saat itu... Bu Sofia bangga padaku dan percaya padaku bahwa aku bisa membahagiakan Metta, dan malam itu bu Sofia mengatakan jika 'bagaimana kalau nanti ketika kau sudah kerja, kau mau tidak di jodohkan dengan Metta?' aku saat itu hanya bisa mengangguk, aku tidak mencintai siapa siapa saat itu dan bu Sofia lah yang terpenting bagiku...."

"Saat kami lulus SMA, Metta sibuk dengan kuliahnya di kota, aku sibuk membangun usaha, kami jarang berkomunikasi, lewat pesan itupun hanya beberapa, tetapi Metta tetap mencintaiku, padahal aku sangat sangat cuek padanya....."

"Lalu aku mengetahui keberadaan seorang gadis yang aku cari selama ini, yaitu Alana... Aku mengetahuinya saat aku tengah menonton televisi, disana aku melihat Zafar––-kakak Alana yang tengah wawancara, aku sedikit mengingat wajah Zafar lalu aku telusurinya dan benar, itu adalah Zafar, teman masa kecilku,"

SANA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang