22. Mengantar Metta

501 29 23
                                    

Happy Reading....

Alana saat ini tengah membuatkan teh hangat untuk Ardi, sejak tadi saat mereka sedikit bertengkar akibat ketidakpercayaan Ardi pada Alana, sekarang rasa marah dalam diri Alana mulai menghilang.

Dia lupa jika Ardi datang dengan pakaian yang lumayan basah akibat hujan saat di perjalanan.

Alana berinisiap membuat teh hangat dan mie instant untuk menghangatkan tubuh Ardi yang sedari tadi menggigil walaupun sudah memakai baju berlapis lapis.

"Ini, makanlah dulu," kata Alana sambil menyodorkan sendok yang berisi mie dengan kuahnya, berniat menyuapinya.

Ardi langsung membuka mulutnya, saat sebelum tinggal dirumahnya Satya, Alana memang sering berkunjung ke tempat kerjanya Ardi, sekedar memberikan makan siang dan menyuapi Ardi disana, maka tak heran, Alana terlihat sudah biasa menyuapi Ardi.

"Kau kerjakan saja pekerjaanmu itu, nanti kalau soal pernikahan kita bisa atur lagi," kata Ardi membuat senyuman di bibir Alana hilang.

"Kok di tunda sih?"

Dari raut wajahnya, Alana tidak terima jika pernikahannya sampai di tunda tunda seperti ini, hanya gegara Sara yang tidak ingin pulang dari rumahnya Satya, apalagi Ardi terkena omongan kebohongan Sara, yang mengatakan jika dirinya bekerja bersama Satya.

"Ya gimana lagi Lana? Kau harus menyelesaikan tugasmu dulu, ingat kau harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah kau perbuat!"

"Tanggungjawab apa? Aku merasa tidak melakukan apapun, kau harusnya mengerti bahkan disini aku diculik, dan cerita yang dikatakan Sara semuanya bohong, Dia ingin tetap disini karena dia mencintai penculik itu!" jelas Alana, dia sudah menjelaskan itu berkali kali tetapi tetap saja Satya malah lebih percaya pada Sara, yang sudah lebih dulu mengatakannya.

"Sudah ya? Kau jangan seperti itu, kerjakan urusanmu, jangan suka mengada ngada cerita!"

Alana mendesah kecewa, "Terserah lah, percuma di jelasin berkali kali juga takan percaya, lagipula kau pasti lihat tampang kan? Karena Satya tidak seperti orang penjahat kan? Sudah lah, awas aja kalau sampai nanti menyesal!"

Ardi mengerutkan keningnya bingung
"Menyesal apanya?" sontak Ardi langsung memberikan pertanyaan itu, bukan apa apa, perkataan Alana bukan main main baginya.

"Ya menyesal karena tidak percaya padaku, lagipula sebenernya kau pacarnya siapa sih? Aku atau Sara? Kenapa malah lebih percaya sama Sara di bandingkan aku?"

Ardi memejamkan matanya sambil memegang kepalanya pusing, "Sara kan bilangnya lebih awal darimu, lagian juga bukannya kau memang suka mengarang cerita kan?"

Alana menatap Ardi tak percaya, "Memang aku ini drama queen? memang Sara ngomong apa saja? Sampai kau percaya sekali dengan dia?" sebal Alana, entah apa racun apa yang diberikan Sara sehingga Ardi begitu percaya padanya.

"Jadi gini...."

Flashback

Ardi berniat membuka pintu mobilnya karena merasa sudah sampai di tempat, dimana Alana memberikan alamatnya namun sebuah pesan spam yang diberikan Sara berhasil membuat niatnya ter-urungkan.

Sara adik ipar
Online

Kakak dimana?
Kakak ada yang harus aku kasih tau
Kakak kalau udah sampai rumah
Jangan ketuk pintunya sebelum aku kasih instruksi.

Ardi mengerutkan keningnya bingung, kenapa Sara bisa tau jika dirinya akan datang? Bahkan dia sama sekali tidak memberi tahu ini kepada Alana.

Ardi segera membalas pesannya itu lalu dia segera keluar dari mobil dan menghampiri pintunya.

SANA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang