12. Korban Dadakan

643 39 55
                                    

Akad pernikahan sudah selesai. Kini semua orang mulai makan-makan dan bertemu dengan kedua pengantin baru––untuk sekedar bersalam-salaman dan mengucapkan selamat, sebagai tamu.

Satya menarik tangan Alana yang sedang menari riang bersama orang-orang. "Kita pulang sekarang!"

"Acaranya juga belum selesai!"

"Yang penting akad-nya sudah selesai!"

Dengan sangat terpaksa Alana menuruti kemauan-nya Satya. Mereka segera pergi ke mobil dan bersiap-siap untuk kembali ke rumah. Yaitu tempat penculikan terindah––kalau kata Arga.

Satya memperhatikan ekspresi Alana yang terus memayunkan bibirnya. "Padahal beberapa jam yang lalu kau merengek padaku ingin pulang kerumah ku lagi dan tak ingin menyaksikan pernikahan ini, tapi sekarang? Kau benar-benar labil Alana Adijaya," komentar Satya yang agak gedeg dengan tingkah gadis ini.

"Ya aku kan hanya terbawa suasana saja, kau tahu lah ya? Paham?" jelas Alana yang masih memayunkan bibirnya.

Satya pun mulai menyalakan mesin mobilnya dan segera berangkat.

"Kalian mau kemana?" tanya seseorang dari belakang membuat Satya dan Alana shock bukan main. Satya bahkan menghentikan mobilnya mendadak membuat mereka hampir terjungkal, untuknya mereka memakai sabuk pengaman, kecuali Sara yang memang sudah terjungkal.

"Aww..." rintih Sara sambil memegang kepalanya yang sakit.

"Kenapa kau ada disini?" tanya Satya dan Alana kompak.

"Dompet ku ketinggalan, aku ingin membeli jajanan yang ada disini," balas Sara yang kikuk. "Acaranya pernikahannya belum selesai, kalian akan pulang? Kerumah?" tambahnya bertanya.

"Kami ada keperluan," jawab Satya dengan ekspresi datar––seperti memusuhi Sara.

"Keperluan dirumah?" tanya Sara lagi. Wajah Sara terlihat sangat penasaran, dan Alana mengangguk setuju.

"Aku ikut," ujar Sara.

Alana melotot dan buru-buru menggelengkan kepalanya. "Tidak Sara, acaranya belum selesai!" larang Alana.

Bukan apa-apa. Alana hanya takut jika Satya benar-benar membawa mereka pulang ke rumah Aditama, bukan Adijaya. Bagaimana jika Sara ikut terculik? Atau bagaimana Satya menutup mulut Sara dengan cara apapun.

"Kakak juga kenapa pulang? Kan pestanya belum selesai?"

"Kakak ada kepentingan!"

"Tidak, pokoknya aku ikut kalian, titik!" kekeh Sara karena sebenarnya ia khawatir pada Alana yang tiba-tiba berbeda.

"Ya sudah ayo!" balas Satya.

Alana menatap Satya tak percaya. Bagaimana bisa Satya mengatakan itu?

"Aku akan mengantar Sara pulang, lalu kita juga pulang," bisik Satya memperjelas.

🖤🖤🖤

Beberapa menit yang lalu hanya ada keheningan diantara ketiganya. Namun dengan sangat canggung Sara menyeletuk, "Kak. Sejak kapan kakak dan kak Satya memiliki hubungan?"

Satya yang sedang mengemudikan mobil-pun hanya bisa melirik sebentar ke arah Alana––untuk memastikan agar gadis itu tidak membongkar rahasia mereka disini.

SANA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang