"Lana kenapa kau tidak bekerja saja dikantor Ardi?" tanya Gilang, saat ini Alana dan Gilang tengah berada di kantin yang ada di kantor.
Alana tersenyum sebal. "Nanti yang ada, saat aku melangkahkan kakiku, pasti satpam disana sudah mengusirku!" jawab Alana halus namun tatapannya tajam.
Gilang mengernyit. "Kenapa? Kenapa harus di usir? Kau ini pacarnya Ardi, apalagi? Kau pasti akan langsung diterima disana, bahkan pekerjaanmu nanti tidak akan yang susah susah, kau tau sendirikan Ardi itu bagaimana? Pria itu paling tidak suka jika orang yang dia cintai menderita." setau Gilang, Ardi memang orangnya seperti itu, Dirinya belum tau tentang putusnya hubungan Ardi dan Alana.
Alana terdiam, kenapa Gilang harus mengingatkan dia pada Ardi lagi? Dirinya bahkan sudah hampir melupakan Ardi karena Satya tapi mengapa menusia di sebelahnya ini malah membuatnya mengingat lagi kenangannya bersama Ardi.
"Hello? Kalau ditanya ya jawab!" kesal Gilang karena Alana tak kunjung menjawab pertanyaannya.
Alana terkesiap, "Aku sudah putus dengan Ardi... " ujar Alana pelan.
"What? Kau berbohong padaku?" Gilang benar benar tidak percaya dengan apa yang dikatakan Alana, bagaimana tidak? Selama ini dia masih bercakap cakap dengan Ardi, dan Ardi selalu mengatakan jika Alana masih menjadi kekasihnya, dirinya benar benar dibuat bingung.
"Kenapa kau kaget sekali?" tanya Alana bingung, bukankah putus cinta sudah tidak asing lagi? Di film, maupun sinetron suka ada adegan putus, Alana heran, mungkin Gilang baru pertama kalinya mendengar perpisahan ini.
Gilang memegang kepalanya sendiri bingung, Dia mencoba mengingat-ingat kapan terakhir kali, Ardi mengatakan bahwa Alana masih menjadi kekasihnya.
"Satu bulan yang lalu, iya satu bulan yang lalu--"
"Satu bulan yang lalu apa?" heran Alana, ditanya apa malah menjawab apa.
"Satu bulan yang lalu, Ardi mengatakan jika dia masih menjadi kekasihmu, sekarang aku tanya, sudah berapa lama kau dan Ardi putus?"
Alana mengernyit. "Satu bulan yang lalu? Bahkan aku dan Ardi putus sudah hampir tiga bulan!"
Gilang membuka mulutnya tak percaya. "Itu berarti, Ardi masih mencintaimu, makanya dia tetap menganggapmu kekasihnya!"
"Tapi Ardi yang memutuskan hubungan kami...." lirih Alana.
"Kenapa bisa sampai putus?"
"Aku dituduh selingkuh...."
"Pertanyaan kenapa bisa dituduh selingkuh?"
"Aku membuat drama dengan seorang pria, ada seseorang yang memberitahu Ardi.... Bla bla bla pokoknya, lalu Ardi segera menyusulku... Saat dia menemuiku, pokoknya aku benar benar tidak tahu Ardi akan datang."
"Lalu?"
Alana menundukkan kepalanya. "Saat Ardi datang, aku tengah berpelukan dengan pria itu."
Gilang membelalak tak percaya. "Kau pelukan dengan pria lain?"
Alana mengangguk lemah.
Gilang membuka lebar mulutnya dengan kepalanya yang menggelengkan kekanan dan kekiri, "Kau... Sungguh? Kau? Berpelukan dengan pria lain?"
Alana mengangguk lagi.
"Beneran?"
Seketika Alana mencubit keras paha Gilang. "Nanya lagi, sekali lagi aku cubit lagi ntar!" ancam Alana yang sudah tidak tahan dengan pertanyaan berulang Gilang, tidak cukupkah sekali Gilang menanyakannya, bukan hanya malu tapi mungkin sebentar lagi Gilang akan meledek nya dengan mengatakan bahwa Alana selingkuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANA [Lengkap]
Fiction générale[SANA seri 1] Diculik oleh pria tampan, seksi dan pemarah? Alana Adijaya tidak pernah menyangka jika dirinya akan menjadi korban penculikan. Ia selalu berpikir bahwa dirinya akan menjadi satu-satunya manusia yang aman, hanya pemeran utama lah yang...