"Terima kasih, have a nice day." Ucap laki-laki berkacamata budar tersebut setelah pelanggan wanita berbaju pastel tersebut meninggalkan tempatnya berdiri di depan kasir.
Wonwoo kemudian membalikkan badannya dan mengecek persediaan yang ada di kafe tempatnya bekerja tersebut.
Ting
Bel pintu kafe tersebut terbuka, seorang laki-laki dengan setelan jas rapi berjalan menuju kasir kafe tersebut.
Wonwoo berbalik, memandangi laki-laki yang tengah menuju arahnya. Berbatasan dengan meja kasir, keduanya saling menatap. Wonwoo tersenyum.
"Ice Americano satu." Ucap laki-laki yang tengah di pandangi Wonwoo tersebut.
"Ehm." Jawab Wonwoo singkat, wajahnya sedikit bersemu.
Laki-laki tersebut kemudian berjalan meninggalkan Wonwoo, menuju meja kecil yang ada di pojok kafe tersebut.
Wonwoo kemudian membuatkan pesanan laki-laki yang selalu membuatnya bersemu itu. Ia ingin tahu nama pelanggan setianya itu.
Setelah jadi, Wonwoo kemudian mengantarkan ice americano-nya ke meja di mana laki-laki tersebut duduk.
"Silakan." Ucap Wonwoo sambil menyampulkan senyum kecilnya. Laki-laki itu berterima kasih.
Wonwoo berjalan kembali ke kasir, memandangi laki-laki tersebut dari balik meja kasir.
"Hyeong, apa kau akan memandanginya seperti itu terus?" Sebuah kalimat yang mengagetkan Wonwoo, sontak dia membalikkan badannya dan melihat rekan kerjanya, Seungkwan, berada di belakangnya.
"Mintalah nomornya, apa perlu aku yang memintanya?" Lanjut laki-laki tembam bernama Seungkwan tersebut.
Wonwoo menggeleng untuk meresponsnya. "Tidak perlu Kwan-ah." Ucap Wonwoo kemudian.
"Ah, kau ini, selalu saja, sudah berapa bulan kau terus memandanginya setiap pagi begini." Seungkwan memanyunkan bibirnya, ia kemudian kembali pada pekerjaannya di dapur yang masih sibuk memanggang kue.
Wonwoo tak menghiraukannya, ia kemudian membalikkan badannya dan sedikit tersentak karena laki-laki yang ia bicarakan dengan Seungkwan tadi sudah berdiri di depan meja kasir tersebut.
"Oh, apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya Wonwoo, berusaha menyembunyikan wajah terkejutnya.
"Saya ingin membayar pesanan saya. Seperti biasa kan?" Ucap laki-laki tersebut. Wonwoo mengangguk. Laki-laki tersebut kemudian mengeluarkan uang sebanyak xx won untuk membayar pesanannya.
"Terima kasih, have a nice day." Sebuah kalimat yang selalu Wonwoo katakan pada pelanggannya.
"Ehm, you too." Laki-laki tersebut kemudian berjalan meninggalkan Wonwoo setelah menampilkan senyumnya. Wonwoo bersemu kembali, wajahnya sedikit memerah.
Wonwoo kemudian memandangi laki-laki tersebut sampai laki-laki itu masuk ke mobil berwarna hitam yang selalu ia pakai.
"Aku ingin mengenalnya." Ucap Wonwoo lirih yang tak bisa terdengar siapa pun.
***
Wonwoo berjalan menyusuri sebuah gang kecil menuju rumahnya. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam waktu Korea Selatan, tentu saja ia harus pulang.
"I'm home." Sebuah seruan dari Wonwoo setelah ia menutup pintu rumahnya tersebut.
Wonwoo kemudian menatap laki-laki asing yang tengah duduk dengan ibunya di ruang tamu. Wajahnya menerka siapa laki-laki tersebut.
"Wonwoo, kau sudah pulang. Kemarilah." Ucap Ibu Wonwoo. Wonwoo kemudian mendekat berdiri di samping ibunya yang sudah berdiri.
Laki-laki yang tadi duduk di sofa ruang tamu tersebut kemudian berdiri, sedikit membungkuk dan memperkenalkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
my real-alpha
FanfictionMINWON • COMPLETED Omegaverse Fanfiction Seorang real-omega bernama Jeon Wonwoo dijodohkan oleh mendiang ayahnya dengan seorang real-alpha bernama Kim Mingyu, sementara dirinya menyimpan perasaan untuk alpha lain. Wonwoo tidak bisa menolaknya, ia ha...