04 - Teach him to be professional .

893 102 1
                                    

Cuaca menjadi mendung seketika, hujan beserta angin menerpa. saat ini lion tengah duduk diatas kasur big size nya yang empuk dengan selimut tebal yang membaluti tubuhnya.

ttok ttok . . .

"masuk!" seru lion, netra nya menangkap sosok pria tinggi berdiri di ambang pintu sana seraya membawa nampan berisi makanan, pria itu tersenyum teduh kearah lion.

"aku buatkan fries and chips untuk mu, semangkuk sup kari dan segelas susu hangat" ujar pria itu seraya meletakkan nampan yang ia bawa diatas kasur.

"kenapa kau tahu kalau aku sangat lapar.." celoteh lion seraya mencomot kentang nya lalu melahapnya. pria itu masih setia dengan senyumannya. mengerikan, membuat lion bergidik.

"baguslah, aku memiliki insting yang tajam" jawab pria itu. lion hanya mengangguk seraya menyantap makanannya. ia tersedak saat mencicipi sup kari nya.

"uhuk ! uhuk ! p- pedas !" matanya berair, ia memegang tenggorokan nya yang terasa panas juga rasa pedas yang memburu. pria yang sedari tadi berdiri dihadapan lion, kini duduk seraya menepuk-nepuk punggung lion pelan.

"lain kali kalau makan pelan-pelan" tuturnya dengan nada sedikit khawatir.

"tidak ! aku terkejut karena rasanya pedas, aku benci rasa pedas." pria mungil itu masih mengelus tenggorokan nya yang terbakar.

"kenapa rasanya begitu pedas, hah?" tanya lion dengan pandangan memicing. Yang mendapat pertanyaan tersenyum kikuk melontarkan permintaan maaf .

"maaf, aku hanya meniru semua yang ada dibuku resep." enteng nya lalu tersenyum simpul.

"apa maksudmu meniru?"

"seperti, melihat gambarnya lalu membayangkan nya setelah itu ku petik jari ku dan puff . . . "

"lain kali kau harus membuat nya sendiri" ujar lion seraya menggeleng lalu menghela nafas kasar.

"kenapa begitu? kalau ada yang mudah kenapa harus repot-repot?"

"hahh ~! begini , jika kau terus melakukannya, semua orang akan curiga pada mu, ingat kau berada di lingkungan manusia. masih mending kalau mereka hanya menganggap mu pesulap semata, tapi lambat laun mereka pasti curiga. jadi kumohon bersikap lah normal seperti manusia pada umum nya" jelas lion seraya menopang dagu.

"dan satu lagi... siapa namamu?" lanjutnya melirik pria itu, bukannya menjawab pria itu malah bingung sendiri.

"aku tak memiliki nama" jawabnya enteng dengan senyuman simpul khas nya.

"hahh ~" lion menghela kasar, kedua bola matanya nya kini memperhatikan pria yang berada dihadapan nya. melihat pria itu dari ujung ke ujung.

"kau tahu? kau sangat mirip dengan pluto" ujar lion dengan nada yang sedikit terkekeh, sembari tersenyum remeh kearahnya.

"pluto ?"

"ya. anjing samoyed peliharaan ku."

"kau samakan aku dengan seekor anjing? kau menyakiti perasaan ku" jawab pria itu dengan nada datar diiringi dengan senyuman. aneh.

"tapi itulah kenyataannya" seru bocah itu menatap pria dihadapan nya dengan serius. "mulai saat ini nama mu Aslan Andromeda. aku akan memanggil mu Aslan" lanjut lion, pria yang tengah duduk disamping nya hanya mengangguk.

.
.
.
.
.
.
.

Day O1 ; 26 March

Saat ini Lion dan Aslan sedang berada di dapur, bocah 7 tahun itu sedang mengajarkan tata cara menjadi pelayan yang sopan dan berwibawa pada pria dewasa yang kini menjadi pelayan pribadinya .

"sesuai ucapan ku, kau harus bisa memasak menggunakan cara normal. sekarang buatkan aku steak dan teh hangat" titah lion yang sedang duduk di salah satu kursi yang ada di dapur. Aslan dengan senang hati menuruti nya.

"yes, Your majesty" jawab Aslan, membungkuk meletakkan tangan kanan di dada kirinya agar terlihat sopan.

1 jam berlalu, akhirnya setelah lama menunggu, steak dan teh hangat nya sudah jadi, keduanya mengeluarkan asap yang mengepul di udara.

perlahan lion memotong daging steak yang kecoklatan itu, wajahnya sedikit ragu pasalnya daging yang ia potong masih terasa keras.

"kau tidak merebusnya terlebih dahulu?" tanya lion dengan pandangan memicing, yang diberi pertanyaan hanya mengangkat bahu acuh. Lion yang melihat reaksinya, berdelik tak suka. ia menyingkirkan steak itu, nafsu makannya hilang saat memotong dagingnya yang alot.

kini pandangan nya tertuju pada secangkir teh hangat disana, ia mengambil teh nya lalu menghirup aroma dari teh tersebut, selanjutnya menggoyangkan cangkir teh nya perlahan, setelah itu baru ia menyesap teh nya perlahan.

"ppffht!" Lion langsung meletakkan kembali cangkir teh nya dengan kasar, membuat teh nya tumpah tak karuan. "ku pikir aku minum teh tadi, ternyata aku meminum air laut berwarna coklat" sindirnya seraya mengelap bibirnya yang basah.

"ah aku pasti memasukan garam bukannya gula, maafkan aku"

.
.
.
.
.
.
.

Day 1O ; 5 April

"Aslan, begini caranya memberi sapaan yang benar" Lion mulai memperagakan nya. ia tersenyum tulus, meletakkan tangan kanan di dada kirinya lalu membungkuk dengan elegan.

"selamat siang, tuan" ujar pria mungil itu dengan senyuman yang tak luntur .

"setelah itu, jawab semua pertanyaan yang dilontarkan oleh lawan bicara mu. ingat harus sopan dan elegan. karisma dan kesopanan berlaku disini, apalagi kalau persoalan bisnis" jelas Lion panjang lebar, Aslan mengangguk mengerti.

.
.
.
.
.
.
.

Day 20 ; 15 April

"Saat makan bersama, kau harus menggunakan serbet di lehermu atau di atas pahamu, mencegah noda makanan mengenai pakaian mu. sebelum makan kau harus meminum wine nya terlebih dahulu, cara meminum wine seperti ini.." jelas lion lalu mengambil secangkir jus anggur yang terletak disebelah kiri nya. ia mengangkat cangkir tersebut lalu menggoyangkan nya pelan seraya mencium aroma minuman tersebut.

"ingat, minuman yang baik beraroma sedang, tidak padam ataupun menyengat" lanjutnya lalu meminum jus anggur yang ia pegang. setelah meminum nya ia meletakkan jus tersebut ditempat semula.

"saat kau makan, kau harus bisa menggunakan sendok, garpu dan pisau. makanlah dengan tenang, tidak boleh terburu-buru. lalu jika kau ingin pergi ke toilet, atau sekedar ingin mengobrol, letakan sendok dan garpu mu diatas piring, membentuk segitiga. pelayan akan tahu kalau kau belum selesai makan."

"lalu saat kau selesai makan, letakan garpu dan pisau mu bersampingan, ke arah jam 12 dan jam 6. otomatis pelayan akan membawa piringnya." jelas Lion panjang lebar, kali ini Aslan mencatatnya. Lion akui, menjadi bangsawan sangat merepotkan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

• TBC •

gw ngetik apaan si ? , btw seperti biasa, kalau ada typo/salah kata/salah informasi, tolong koreksi di kolom komen yo .

© reggpaw__

Make A Contract With Devil  [ NOREN ]✔ Revisi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang