21 - toward the atlantic : III .

168 22 2
                                    

“Pameran akan segera dimulai, semua tamu diharapkan bisa duduk tenang di kursi masing-masing.”

Mendengar pengumuman tersebut, Aslan juga Lion segera mencari kursi kosong untuk mereka duduki nanti. namun hasilnya nihil, mereka berdua tidak menemukan kursi yang kosong disana, dan alhasil mereka berdiri di ujung pojok dekat pintu.

Lion mengalihkan atensi nya kedepan. netra biru tua miliknya itu menangkap sebuah peti mati yang terpampang diatas panggung sana. “perasaan ku tidak enak...” batinnya sesaat melihat peti tersebut dengan seksama.

“kalau begitu, mari kita sambut.. Profesor Gots Brandon...” pria berjas putih panjang itu keluar dari suatu ruangan dan membawa sebuah mesin yang diyakini adalah 'alat' penemuannya.

“terimakasih atas sambutan nya. kali ini saya akan memamerkan alat penemuan saya. baiklah, tanpa berbasa-basi... ini adalah alat untuk...” pria bernama gots itu menjeda kalimatnya, maniknya menelisik ke sekeliling nya. ia berusaha terlihat tenang walaupun keringat dingin membasahi pelipis nya. dengan susah payah, ia menelan ludah nya sendiri.

“untuk... membangkitkan orang mati. saya tahu ini gila, namun mari kita uji coba...” semua para tamu histeris mendengarnya.

dengan langkah ragu, gots pergi menghampiri sebuah peti mati yang sudah disediakan. ia memasangkan kabel-kabel yang ada di alat tersebut kedalam mayat yang ada di peti itu.

“kalau begitu, mari kita nyalakan mesin nya.” sakelar yang tadinya tergantung diatas, kini ditarik hingga posisinya berada dibawah. percikan cahaya yang tercipta membuat histeris para tamu semakin menjadi. kemudian... hening seketika.

tak ada yang bersuara. baik para tamu maupun mesin tersebut. ruangan bernuansa merah itu dilanda keheningan. sampai akhirnya...

grrr ... grrr ...”

Gabby ! kau hidup kembali nak !”

Lion tertegun saat melihat pemandangan yang ada dihadapannya. ini mustahil pikirnya, mengingat kalau orang mati tidak bisa hidup kembali kecuali jika mereka mati suri. namun, alat bodoh milik profesor gila itu berhasil membangkitkan kembali mayat yang kelihatan sudah terkubur selama beberapa tahun.

“g–gabby..? ini ayah nak... k–kau ingat?” mayat wanita muda itu hanya terdiam dengan mulut yang sedikit terbuka, pandangan kosong ia tujukan pada pria yang berada dihadapannya. perlahan, wanita itu mencoba keluar dari peti nya.

Gots, selaku ayah dari mayat bernama Gabby itu mencoba membantu putrinya keluar dari peti. saat tangan pucat milik putrinya memegang kedua bahu milik gots, disaat itu pula, mulut putrinya terbuka lebar dan berhasil menggigit pangkal pundak sang ayah dengan sangat lahap.

tamu yang tadinya terdiam, kini berlarian panik saat melihat fenomena tak menyenangkan tersaji dihadapan mereka. teriakan histeris semakin memperkeruh keadaan, mayat wanita itu, kini sedang melahap tubuh sang ayah dengan hikmatnya.

“ckck... seorang ayah yang termakan setelah membangkitkan mayat putrinya.. kalau dibuat film, apakah akan laku?..” monolog Aslan sembari memegang dagunya sendiri. Di situasi yang genting begini, dengan mudahnya Aslan berkata demi kian, dan juga wajahnya yang tersenyum menambah kesan cukup aneh bagi lion.

“ayah yang malang.” lanjutnya yang kini menggelengkan kepalanya pelan. Lion yang sedari tadi fokus pada mayat hidup tersebut, langsung menyikut Aslan dengan kencang membuat sang empu melirik kearahnya.

“d-dia mendekat...” gugupnya sesaat melihat makhluk itu mendekat perlahan kearah mereka.


° . ><><><> ⊹ — ⊹ <><><>< . °

Make A Contract With Devil  [ NOREN ]✔ Revisi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang