07 - Destruction of my life has begin : II .

534 78 5
                                    

Sesampainya di depan pintu gubuk kecil itu, nafasku memburu seketika, kini aku dipenuhi dengan amarah. Langsung saja ku dobrak pintu gubuk kecil itu dan masuk tanpa permisi.

"Sialan! apa yang kau lakukan pada Thomas-ku ?!" teriak ku saat mendobrak pintu gubuk itu dan mendapati Axel yang tengah duduk santai di bangku kayu. Pria itu menyesap rokok nya lalu bermain-main dengan asap nya yang keluar. Sinting! kakak nya meninggal bukannya berduka malah bersuka.

Dengan santainya, ia menyimpan rokoknya yang masih menyala itu di asbak kayu tak jauh darinya. Ia melihat kearah ku dengan senyuman miring. "Kakak ipar ku yang cantik, ada apa?" tanya nya dengan nada yang mendayu-dayu, menjijikkan. Aku langsung menghampiri nya lalu meremat kerah bajunya dengan sangat kuat.

"Kenapa kau menyuruh orang itu untuk berjaga? kau tahu? Kakak mu meninggal..." Teriakku dengan amarah yang memuncak, perkataan ku tersengal, aku terisak saat mengingat kembali tubuh Thomas yang berlumur darah. Aku menatap wajah nya dengan tajam, seakan-akan siap untuk membunuhnya.

"Satu lagi! anak macam apa kau ini hah?! Ibu mu meninggal dunia, seharusnya kau berduka atas kepergian nya!" ketus ku dengan emosi yang memuncak, sungguh mengapa Axel melakukan ini.

Pria di hadapanku ini tak mengindahkan perkataan ku, ia malah memasang wajah yang menyebalkan.

"Kau tahu? Ibu dan kak Thomas itu penghalang jalan ku, jadi ku singkirkan mereka berdua." jawabnya enteng disertai senyuman yang menyeringai. Aku kehabisan kata-kata saat mendapatkan jawaban dari nya. Aku langsung mendorong tubuhnya.

"J-jadi pria tadi berbohong?" gumam ku pelan, namun seperti nya Axel mendengar ucapan ku. ia tertawa sangat keras. sekali lagi, dasar pria sinting!.

Axel mengangkat daguku, memaksaku untuk menatap wajah nya. "Terkejut ya?... tak apa, aku juga sama terkejutnya dengan mu. Ah aku kira dia akan menolak, tetapi sayang ya, ia menerima tawaran ku. Kau tahu? aku menjual diri mu pada nya" ujarnya lagi-lagi tersenyum miring disertai pandangan yang menusuk.

"Kau menjadikan ku bayaran?! kenapa?! tak mampu memberikan uang?! hah?! apa karena karir mu tak sesukses kakak mu?! hah?! cih! menyedihkan! keparat seperti mu harusnya mati menyusul ibu mu!"

"Ey... berisik sekali, diam lah, gendang telinga ku rusak nanti" ujarnya seraya menutup kedua telinga nya, ia menjentikkan jari nya, lalu dua orang pria datang dan menarik kedua tanganku.

"Tugas kalian cukup sampai disini, nah bawa wanita sinting ini pergi dihadapan ku, terserah, kalian akan membunuh nya atau melecehkan nya. Bukan urusan ku" ujar Axel santai lalu kembali menyesap rokok nya. Aku terkejut dengan ucapan nya. Setega itukah dia pada ku?.

"Axel! akan ku laporkan kau pada Kak Vincent nanti! Lihat saja!" ancamku, pria itu malah tertawa dengan kencang sambil menghentak kan kaki nya. Aku memicingkan mataku padanya. Apa yang lucu?!

"Keluarga luxury ya?... sayang nya mansion mereka terbakar saat kalian hendak pergi menuju Chester." ujarnya dengan ekspresi cemberut namun mengejek. sekali lagi aku terkejut bukan main.

Aku hendak menghampirinya, ingin sekali aku mendaratkan pukulan di wajahnya itu, namun kedua lenganku di tahan oleh dua pria yang saat ini menahan diriku. Aku mencoba menendang-nendang ke arah Axel.

Bajingan itu malah menanggapi nya dengan santai, sambil menyesap kembali rokoknya. Ia menatap remeh ke arahku. "Iya, aku yang melakukannya." ujarnya seraya mengeluarkan asap rokok dari mulutnya. "Samuel, pelayan setia keluarga luxury yang kini mengkhianati tuan nya sendiri, ia rela menyiramkan minyak tanah di seluruh mansion besar itu." Ia menghampiriku, menatap wajahku lalu mengeluarkan asap rokok tepat di wajahku. Sinting!

Karenanya, aku terbatuk-batuk. Aku terus menatapnya tajam. Benakku bertanya, bagaimana bisa dia melakukan itu?. Seketika, si bajingan yang berada di hadapanku, menjawab dengan sendirinya, sepertinya dia tahu apa yang aku pikirkan.

Make A Contract With Devil  [ NOREN ]✔ Revisi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang