dada Vandero mengeluarkan cahaya berwarna merah, simbol pentagram merah terlihat begitu jelasnya. sebuah pedang besar berhiaskan lava keluar dari sana. cahaya merah bersama pentagram itupun menghilang.“bagaimana? masih ada nyali untuk melawan ku?” tanyanya sembari mengarahkan pedang tersebut kearah Aslan. alih-alih takut, Aslan justru terkekeh-kekeh saat melihat pemandangan yang ada dihadapannya itu.
“tak kusangka kau menyimpannya didalam pentagram-mu.. sebegitu takutkah kau pada ku?”
mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Aslan, membuat Vandero jadi semakin kesal dibuatnya. tanpa basa-basi, Vandero langsung mengayunkan pedangnya kearah lawannya itu.
namun lagi-lagi, Aslan hanya menghindar dan tak berniat melawan. pertarungan seperti ini hanya buang-buang waktu dan tenaga. tapi tentu saja menghindar juga membutuhkan tenaga yang banyak, mengingat kalau pergerakan Vandero itu sangat cepat.
“cepat tunjukan senjata mu! dan lawan aku, Aslan!” Vandero terus mengejar serta mengayunkan pedangnya kearah mangsa nya itu.
sementara Aslan terus saja terkekeh dan menghindar dari serangannya. Vandero berlari sangat kencang, lalu menendang Aslan hingga pria itu tersudut ke tembok. Vandero mengangkat tinggi pedangnya, berniat menghantam Aslan.
namun kedua tangan Aslan menahan pedang tersebut.
“kau bukan lawan yang sepadan untuk ku.” ujarnya enteng dengan ekspresi wajah yang tersenyum.
“heuh! saat maut menjemput-pun kau masih sempat menyombongkan diri”
“ohh ya? kalau begitu rasakan ini!”
'bughh!
kaki jenjang milik Aslan berhasil menendang perut Vandero, hingga pria itu tersungkur ke lantai dan pedang nya terlempar ke sembarang arah.
tak kenal ampun, Aslan menarik kerah baju Vandero lalu meninju-nya beberapa kali hingga babak belur, sampai indra pendengaran nya terganggu oleh suara dentingan pedang dari dalam sana.
“tuan muda..!” paniknya. ia menginjak dada Vandero sebelum akhirnya berlari menghampiri sumber suara tersebut.
° . <> ⊹ — ⊹ <> . °
Lion meraih pedangnya yang jatuh tak jauh darinya. selagi Gaffrion tengah berbual, ini adalah kesempatan baginya.
'brakk!
'jlebb!
“AAARGHH... sakit!..”Lion menusuk Gaffrion tepat di area perutnya. pedang yang tadinya mengkilap kini bersimbah darah. Lion berdiri lalu menodongkan pedang kearah Gaffrion yang tengah terkapar bermandikan darah.
“matilah, Gaffrion Axxarell!” serunya dengan ekspresi wajah penuh kebencian.
Gaffrion menggeliat kesakitan. kepalanya ia gelengkan dengan cepat.
“tidak mau! aku tidak mau Lion!.. Vandero, bantu aku!” rengeknya seraya mencoba berdiri. saat Vandero dan Aslan hendak menghampiri, Lion berteriak.
“jangan datang kesini, Aslan!. ini pertarungan ku! biarkan aku yang menyelesaikan nya!”
Gaffrion semakin gemetar saat mendengar kata-kata yang Lion ucapkan. ia tertatih menghampiri Lion yang tengah berdiri tak jauh darinya. ia meraih kaki-kaki jenjang milik Lion.
“sakit... Lion kumohon jangan bunuh aku!” Lion menatap Gaffrion dengan tatapan jijik, ia sedikit berdeham saat mendengar anak itu memohon sambil menangis padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Make A Contract With Devil [ NOREN ]✔ Revisi.
FanficLion hidup bersama kedua orang tuanya di sebuah mansion megah di inggris. Namun pada ulang tahunnya yang ke- 7, kedua orang tuanya, anjing peliharaan, serta singa pemberian pamanya mati dibunuh dan mansion tempat tinggalnya dibakar. Sementara ia di...