Seminggu telah berlalu, keadaan menjadi normal seperti biasanya. Lion yang sibuk dengan dokumen-dokumen nya, Aslan dan para pelayan lain juga sibuk dengan tugas mereka masing-masing.ditengah fokus pada tugasnya, Lion dikejutkan oleh Aslan yang mengetuk pintu. tanpa menoleh, Lion mengizinkannya masuk ke dalam ruangannya.
pria tinggi semampai itu berdiri tepat dihadapannya dengan secarik kertas yang ia bawa menggunakan nampan perak.
“tuan muda, anda mendapatkan surat undangan...” ujarnya, Lion hanya berdeham tanpa menoleh sedikitpun. ia benar-benar fokus pada pekerjaan nya.
“undangan dari siapa?”
“Tuan Axxarell lagi..”
Lion berhenti sejenak dari aktifitas nya. ia memijat pangkal hidungnya. kacamata bulat yang sedari tadi ia pakai, dilepasnya dan disimpan ketempat yang seharusnya.
“bacakan.” Aslan mengangguk setelah mendengar perintah darinya. disimpannya nampan perak tersebut lalu ia membuka isi suratnya dan mulai membacanya.
“dengan adanya surat ini, saya Tuan muda Axxarell mengundang anda untuk jamuan makan malam di rumah kami. saya harap Earl tidak keberatan untuk hadir. kami akan menunggu kehadiran anda, tertanda Gaffrion Axxarell.”
Aslan mengerutkan keningnya, ia sedikit tidak mengerti dengan bahasa dari surat tersebut. menurutnya cara penulisan nya itu salah.
“payah sekali...” gumam Aslan namun terdengar oleh Lion.
Lion terkekeh pelan. “yah namanya juga anak kecil. wajar saja kalau cara penulisan nya payah, dia harus banyak belajar lagi..” kritik Lion seraya tersenyum remeh.
Lion bangkit dari duduknya, ia berjalan menghampiri jendela dan melihat keluar sana. hamparan taman bunga warna-warni terpampang di luar jendela sana, membuat siapapun terpaku karena keindahannya.
“jadwal ku besok padat tidak?” tanya nya tanpa mengalihkan pandangan.
Aslan mengeluarkan sebuah note book di saku jas miliknya, lalu melihat jadwal yang tertera disana.
“pukul 9 pagi, kelas biola dan piano. lalu pukul 10 paginya, anda berlatih pedang dan anggar. pukul 11 sampai 1 siang, kelas bahasa dan etika. hanya itu.” jelas Aslan setelah membaca jadwalnya.
“belajar lagi ya...” gumam Lion. Aslan hanya mengukir senyum simpul.
° . <> ⊹ — ⊹ <> . °
Tepat jam 3 sore, Lion dan Aslan mendatangi kediaman keluarga Axxarell. Lion datang bukan tanpa sebab, anak itu hanya penasaran seperti apa sosok Gaffrion ini sebenarnya.Setelah sampai di gerbang utama, para pelayan keluarga Axxarell menyambut mereka berdua dengan senyuman hangat.
“Mari saya antar...” Lion mengangkat tangan, mengisyaratkan bahwa ia tak perlu di antar. pelayan yang membukakan gerbang tadi hanya tersenyum disertai anggukan kecil.
Lion dan Aslan sampai di aula. aula di mansion ini lebih besar dibanding aula di mansion nya, juga warna emas dan merah yang mencolok membuat Lion sakit mata. beruntunglah lampu nya tak di nyala kan.
saat asyik melihat interior mansion nya, indra pendengaran Lion terganggu oleh suara ketukan anak tangga, manik nya melihat kearah suara tersebut.
netra biru gelap itu menangkap dua sosok pria berbeda tinggi dan usia, tengah menuruni anak tangga dan menghampiri dirinya.
“Earl... selamat datang ~” ujar si pendek dengan nada ramah serta senyuman yang hangat. pun Lion membalas senyumnya dengan senyuman simpul.
“sebelum makan malam, aku ingin Home tour bersama mu... bolehkan?” tanya si pendek lagi dengan tatapan sayu namun menusuk, lagi-lagi Lion hanya diam. anak itu masih setia dengan senyum simpulnya.
Lion berbalik badan, ia menghadap ke arah pelayan setianya. jari jemari miliknya meraih salah satu lengan Aslan lalu menggenggam nya dengan erat. tatapan tajam ia arahkan pada pria tinggi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make A Contract With Devil [ NOREN ]✔ Revisi.
FanfictionLion hidup bersama kedua orang tuanya di sebuah mansion megah di inggris. Namun pada ulang tahunnya yang ke- 7, kedua orang tuanya, anjing peliharaan, serta singa pemberian pamanya mati dibunuh dan mansion tempat tinggalnya dibakar. Sementara ia di...