46 - lost my soul : III .

87 12 0
                                    

“Hannah, ini sangat menakjubkan..” Hannah tersenyum gembira saat melihat Gaffrion kegirangan dengan tubuh barunya. dua cincin permata berbeda warna itu menempel dengan sempurna di jari jemari Lion yang kini menjadi wadah bagi jiwa Gaffrion.

“kalau begitu saya permisi...” pamit Hannah lalu pergi meninggalkan Gaffrion sendirian, anak itu masih setia mengagumi tubuh barunya yang ringan.

'blamm!

pintu kamar Gaffrion tertutup dengan kerasnya hingga menimbulkan suara.

sudah puas melihat tubuh barunya dipantulan cermin, kini ia mendudukkan diri di pinggiran ranjang, mengayunkan kedua kakinya yang tak napak dilantai seraya tersenyum girang.

semenjak ia duduk di ranjangnya, kedua maniknya itu menatap kearah pintu dengan tatapan kosong. ia sama sekali tak berkedip. kedua kakinya masih mengayun juga bibir mungil itu masih tertarik keatas.
tak lama kemudian pintu besar itu terbuka perlahan menampilkan seseorang dibalik pintu sana. lamunannya buyar seketika, ia menghentikan aktivitas nya.

“Hannah?—”

seseorang dibalik pintu itu masuk dan menampakkan dirinya, kini ia tengah berdiri tepat dihadapan Gaffrion dengan mulut yang sedikit terbuka, juga mata yang membulat sempurna.

Earl... apa yang anda lakukan disini?..” ujar orang itu sedikit gugup. alih-alih menjawab, Gaffrion malah ikut-ikutan kaget saat dirinya dipanggil ‘Earl’ oleh pria yang ada dihadapannya itu.

sejurus kemudian ia menyadari bahwa, tubuh yang ia pakai adalah tubuh milik Lion. pantas saja si Vandero sialan itu terkejut akan dirinya.

“ah... aku sedang menunggu Gaffrion disini,..” jawabnya dengan aksen dan logat yang sama seperti Lion.

“ini kamar tuan muda, seharusnya anda menunggu di ruang tamu.”

“Hannah yang menyuruhku menunggu disini. lagipula, sang tuan rumah tak keberatan.”

Gaffrion menyilangkan kedua kakinya lalu menopang dagu dengan kaki sebagai tumpuannya. ia menatap Vandero dengan tatapan sinis.

“kau! buatkan aku susu hangat sana, daritadi aku belum disuguhi apapun.” titah Gaffrion dengan nada yang sedikit membentak.

Vandero membungkuk memberi salam lalu berlengan pergi keluar menuju dapur untuk menyajikan susu hangat yang diminta.

“ini menyenangkan...” gumam Gaffrion lalu berdiri menatap kearah cermin disertai senyuman jahil.


° . <> ⊹ — ⊹ <> . °


Hari esok pun tiba. di awal pagi hujan sudah menyapa, awan mendung bertebaran di langit sana. pun Aslan tiba di depan gerbang utama kediaman Axxarell dengan penat nya.

ia langsung menerobos masuk kedalam tanpa mempedulikan ocehan para pelayan keluarga Axxarell yang melarang nya masuk tanpa izin atau keperluan.

sampai tepat didepan pintu utama, Aslan bertemu dengan kepala pelayan Axxarell yaitu Vandero.

“wah wah.. selamat pagi.” sapa Aslan disertai dengan senyuman manis. namun sang lawan bicaranya malah menatapnya dengan tatapan sinis.

“aku yakin kau tahu alasan kenapa aku kesini...”

“ya.”

“kalau begitu, kembalikan.”

“tak semudah itu–”

Make A Contract With Devil  [ NOREN ]✔ Revisi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang