41 - voice of silent .

89 14 2
                                    


— Ghea POV ;

seseorang memanggil ku, lantas aku menoleh kearah sumber suara tersebut. saat aku menoleh, aku melihat sesosok wanita yang tak asing bagi ku. wanita dengan gaun serba hitam bersurai pirang.

wanita itu tersenyum kearah ku, senyumannya begitu cantik dan teduh.
tanpa pikir panjang, aku berlari menghampiri wanita tersebut lalu memeluknya penuh kasih.

“kenapa tadi kau tiba-tiba menghilang? tapi aku senang kau tak apa-apa.”

wanita itu membalas pelukan ku, ia berjongkok mensejajarkan tingginya dengan ku, dielusnya surai cokelat keemasan milikku dengan lembut.

“aku sudah selesai menjalankan perintah.” ujarnya. aku menatapnya dengan tatapan bingung, perintah apa yang dia maksud?

wanita itu berdiri lalu memalingkan wajah dari ku, ia tersenyum sebelum akhirnya melanjutkan pembicaraan.

“nona ingin hidup bahagia bukan? nah inilah kebahagiaan mu.. kau ingin warga desa berhenti menggunjing kakak mu bukan? nah aku juga melakukannya, ku bakar seluruh desa agar mereka merasakan apa itu kehilangan.”

aku terdiam seketika, ruangan hening yang sedang ku pijak seakan bertambah hening. aku masih tidak mengerti, yang ku tahu hanyalah.. Hannah membakar desa kelahiran ku.

“kenapa kau melakukannya?!” ujarku ketus dengan kedua tangan yang mengepal. aku sangat marah saat ini.

Hannah menoleh kearah ku, dia tersenyum teduh lalu menepuk kedua bahu ku.

“tenang saja, aku akan menjaga kakak mu sampai nanti kalian bisa bertemu di sini.. jangan khawatir, nanti kalian akan bersama lagi ditempat yang lebih tenang dimana tak ada seorangpun yang bisa mengganggu kalian..”

suaranya terdengar begitu lembut di telingaku. Hannah juga tersenyum di akhir kalimat. aku tak tahu harus apa, selain menangis terharu.

“kau berjanji?”

wanita muda itu mengangguk lalu mengangkat jari kelingkingnya dan menautkannya di jari kelingking ku.

“janjii ~” Hannah membasuh air mataku, ia juga terus tersenyum tulus. perlakuan nya mirip seperti seorang ibu. Hannah berdiri, lalu mengusak rambut ku gemas.

“nah, mulai saat ini aku akan mengawasi kakak mu, nona jaga diri baik-baik disini.. aku akan kembali lagi nanti..”

aku mengangguk dengan semangat, sejurus kemudian tubuh Hannah menghilang seperti ditiup angin, ruangan putih ini pun menjadi sangat hening. sekarang, apa yang harus kulakukan disini?.


° . <> ⊹ — ⊹ <> . °

— Hannah POV ;

Aku kembali ke desa tempat Ghea tinggal untuk menjalin sebuah kontrak dengan kakak nya, namun anak laki-laki itu sudah tak ada disana.

beberapa hari setelah kejadian itu, aku pergi mencari anak laki-laki bernama Gaffrion itu. ku dengar anak itu di bawa pergi ke sebuah rumah mewah yang terletak tak jauh dari desa.

karena tak ada pilihan lain, aku pun melamar kerja menjadi pembantu di rumah mewah tersebut, yah menjadi pembantu itu hanya kedok-ku.

tujuan ku datang ke rumah mewah itu untuk menjalin kontrak dengan seorang anak bernama Gaffrion. itu saja. rencananya sangat sederhana, aku cukup menampakkan diri dihadapannya lalu menawarkan nya kontrak dengan jiwa sebagai bayarannya, lalu membawa anak itu pergi dari sini. simple.

namun sialnya, rencana ku gagal total karena anak sialan itu memanggil iblis lain.aku kalah cepat. iblis yang dipanggil oleh anak itu juga berhasil membunuh pemilik rumah dan para pelayan yang ada. syukurlah aku tak ikut terbunuh.

iblis itu juga berhasil menjadikan Gaffrion sebagai pewaris utama keluarga Axxarell yang notabe nya orang asing bagi anak itu. entah dengan cara apa iblis itu melakukan nya, aku sama sekali tidak tertarik dengan politik dan hukum.

hari demi hari, aku bekerja menjadi pelayan keluarga Axxarell.

setelah tinggal bersama Gaffrion selama beberapa hari kebelakang, perlakuan bocah itu semakin kurang ajar. anak itu tak seperti yang aku bayangkan.

lemah lembut, sopan santun, murah hati, ramah tamah, dan mudah tersenyum, semua itu hanya bayangan ku saja. nyatanya, sifat anak itu berbanding terbalik dari yang aku bayangkan.

keras kepala, perilaku kasar, pemalas, berlaku sesuka hati, dan pembantah. jujur saja, aku kurang setuju kalau anak sialan itu adalah seorang bangsawan. tapi yah.. mau bagaimana lagi?.

3 tahun sudah aku bekerja sebagai pelayan keluarga Axxarell– ralat, daripada disebut sebagai seorang pelayan, aku lebih pantas disebut sebagai seorang kacung.

jika seorang pelayan masih memiliki harga diri, beda hal dengan seorang kacung yang harga dirinya sudah terinjak-ijak dan hilang entah kemana.

terakhir kali aku melayani nya, aku kehilangan salah satu jari jemari ku. aku masih ingat betul suara tawa jahatnya saat mencincang jari ku. iblis nya yang bernama Vandero itu benar-benar membawa pengaruh buruk baginya.

tapi kalau dilihat-lihat, iblis berkedok pria itu hanya berdiam diri tanpa melakukan apa-apa selain menuruti perintahnya. tch! apapun itu, dia sudah merebut Gaffrion-ku yang polos nan lugu dari ku.

musim demi musim berganti, saat ini Gaffrion berumur 15 tahun, dua bulan mendatang anak itu akan menginjak usia yang ke-16 tahun. di usia semuda ini juga, anak itu berhasil menjadi usahawan muda. padahal yang kulihat dia hanya bermain-main, aku yakin 90% bahwa Vandero yang melakukan nya.

namun, menjadi bangsawan bergelimang harta tak cukup memuaskan baginya. Gaffrion ingin menjadi yang teratas dan mengalahkan semua pebisnis yang ada di kota ini, ia ingin dirinya di kenal oleh banyak orang. tentu saja, itu hal yang tak mudah.

mengingat bahwa keluarga Luxury lebih unggul dari nya. bukan hanya itu, Luxury juga berhasil memecahkan kasus-kasus yang pernah menimpa kota, hal itulah yang membuat mereka lebih unggul dari siapapun.

sampai pada akhirnya, Gaffrion berencana untuk menjatuhkan perusahaan Luxury dan menjadi lebih unggul darinya.

______________________

To Be Continue . . .


© reggpaw___

Make A Contract With Devil  [ NOREN ]✔ Revisi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang