48- Kotak Sandwich

712 67 15
                                    

"Tidak mungkin." Seo Joon yang mengacak rambutnya tak percaya dengan pengakuan Rachel pagi tadi.

Selama ini dia berani mendekati Rachel karena menganggap wanita itu tidak dalam suatu ikatan hubungan. Tidak ada kekasih apalagi suami. Terlebih tempo hari Rachel bersedia pergi bersamanya.

Apa ini hanya caranya untuk menghindari ku? Batin Seo Joo mengira.

Dia masih tidak puas dengan pengakuan Rachel.

###

Tan memonitor langsung para pekerja. Dia memutari kawasan proyek dan berpindah ke beberapa titik untuk melihat secara langsung kemajuan pembangunan.

Pelaksanaan berjalan sesuai dengan rencana. Sampai detik ini, ia sudah menuntaskan 8% dari keseluruhan. Kurang 5% lagi menuju 50%, maka tahap pertama pembangunan akan selesai.

Truk berlalu lalang melawatinya. Debu berhamburan seperti kabut yang menutupi hutan di pagi hari. Tebal. Sesekali, map di tangannya ia ayunkan untuk menyingkirkan debu-debu yang menerobos indera penciumannya.

Dia berjalan memasuki site office, namun ada langkah cepat yang mengikuti.

"Manager Kim, ada keretakan pada struktur beton di blok G."

"Bagaimana bisa terjadi?"

Pria itu diam.

Tan menghela napas, seakan dia tahu apa yang terjadi.

"Aku memang ingin proyek segera rampung, tapi bukan berarti kalian bisa seenaknya dan tidak mengikuti acuan kerja?" Tan menoleh sekilas pada Seo Joon dan Ju Ri yang mendekat. "Kalian memiliki banyak pengalaman. Seharusnya kau tahu beton yang berumur kurang dari 28 hari belum siap menerima beban terlebih melebihi kapasitas." Tan mengalihkan pandangannya, berganti menatap Seo Joon. "Ini adalah tanggung jawab departemen mu. Segera atasi dan aku tidak ingin mendengar kesalahan seperti ini lagi."

Tan memang mengharapkan segera melihat kemajuan dalam pembangunan tapi bukan berarti dengan tidak mengikuti prosedur. Dia tidak akan mengkambinghitamkan siapapu, tapi ini menjadi tanggung jawabnya. Mau tidak mau, dia harus tahu akar permasalahan dan mengusutnya hingga tuntas. Tangannya meraih helm yang belum lama ditaruh, lalu segera kembali ke lapangan.

Seo Joon menatap Ju Ri tajam. "Apa yang kau lakukan?"

"Ini.."

"Kau yang bertugas membuat perhitungan struktur. Kenapa kau membuat kesalahan ini dan mempermalukan ku di depan Manager Kim. Kau dendam padaku? Karena itu kau ingin membuatku tampak buruk, tidak bisa mengatur bawahan ku?! Kenapa kau diam saja?! " Bentak Seo Joon.

Ju Ri tertawa tak percaya. Apa dia tidak salah dengar? Dendam?

"Kau kira ini salahku? Dendam? Apa kau tidak punya alasan lain untuk menyalahkan ku?" Kelopak Ju Ri memerah, menahan amarah dan sakit hati.

"Menurutmu siapa lagi yang harus disalahkan?" Seo Joon menatap tajam.

"Sudahlah. Ju Ri sudah melakukan tugasnya dengan benar. Ini pasti karena kontraktor yang keliru.. "

"Diam! Siapa yang mengijinkan mu bicara?" Seo Joon kembali menatap Ju Ri, "Cepat selesaikan dan jangan buat masalah." Seo Joon mengakhiri kemarahannya sebelum menyusul Tan yang sudah keluar lebih dulu.

Kepergian Seo Joon diikuti tatapan sinis Ju Ri. Rasanya perempuan itu ingin teriak sekencangnya meluapkan kekesalan yang menggumpal di dada. Dia sama sekali tidak menyangka Seo Joon akan semudah itu menyalahkannya, yang meskipun berada dibawah kendalinya, namun bukan kesalahannya.

"Tenanglah. Moodnya pasti sedang buruk saat ini." Seon Byul menenangkan.

Mood buruk? Bukan hanya Seo Joon, dirinya juga. Seharusnya yang marah adalah dirinya.

THE (Not) HEIRS | Completed√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang