24- Panggilan Terabai

614 61 13
                                    

Tepat pukul 14.30 KST, Kim Tan, Rachel dan Eun Woo meninggalkan Jeju. Waktu liburan mereka sudah habis dan harus segera kembali ke Busan, jadwal padat mereka sudah menanti. Tan harus kembali pada urusan resortnya, Rachel harus kembali pada Aiguille, dan Eun Woo yang juga sudah harus kembali bersekolah.

Mata Kim Tan mengawasi Eun Woo dan Rachel yang tertidur saling bersandar di sebelahnya.  Sampai sekarang ia masih sulit percaya bahwa ia telah diresmikan sebagai suami dari pada Rachel Yoo dan ayah dari Eun Woo. Itu semua terasa seperti mimpi bagi Tan. Kim Tan menyikapi itu sebagai takdir yang telah digariskan untuk mereka bertiga.

Huft

Napas berhembus berat, penuh beban.

"Ada apa?" Rachel mengerjapkan matanya, tak sengaja mendengar desahan napas Tan.

"Tidak apa-apa. Tidurlah!" Senyum Tan.

Mendengar jawabannya, Rachel kembali memejamkan mata setelah membetulkan sandaran Eun Woo. Ia hanya memperhatikannya sejenak sebelum mengalihkan pandangannya menerawang jauh ke luar jendela pesawat. Gumpalan-gumpalan awan terlihat sangat jelas, ia perhatikan betul setiap garis tipis yang membentuk lekukan-lekukan. Terlihat sangat lembut dan nyaman. Lalu pikirannya mulai menerawang, apa yang harus ia lakukan setelah mereka sampai di Busan. Selama beberapa hari ini, ia benar-benar hanya menikmati liburan mereka tanpa memikirkan rencana ke depannya, pikirannya ingin beristirahat sejenak dari segala masalah, dan sekarang ia mulai berpikir kembali, ia tidak bisa tetap bersantai dan menangguhkan masalahnya.

Yang pertama Cha Eun Sang, ia masih belum memiliki keberanian untuk jujur dengan wanita yang sampai kini masih berstatus sebagai kekasihnya itu. Hatinya masih terasa sangat berat. Ia tidak memungkiri bahwa hatinya masih dimiliki Cha Eun Sang sepenuhnya.

Yang kedua adalah keluarganya. Selain Cha Eun Sang, ia juga masih belum berani jujur pada keluarganya. Lebih tepatnya kepada ayahnya. Ia tahu, jika pernikahan ini diketahui oleh Ayahnya, sudah dapat dipastikan Ayahnya itu tidak akan tinggal diam begitu saja. Ia tahu betul seberapa besar kebencian Ayahnya pada Rachel dan Eun Woo.

Yang ketiga adalah dirinya sendiri. Pekerjaannya di Busan sebentar lagi akan rampung. Setelah semua beres, ia harus segera kembali ke Seoul untuk mengurus Jeguk. Bagaimana dengan Eun Woo? Bagaimana dengan Rachel? Ia masih belum berani memastikan. Tapi ia tahu bahwa kemungkinan untuk Rachel bersedia ikut pindah ke Seoul adalah 0,00000000001% atau bahkan 0%. Ia sama sekali tidak memiliki keyakinan.
Tan mengusap wajahnya.

###

Dua orang pria tengah saling mendiamkan diri di gedung bertingkat yang nampak sudah terbengkalai bertahun-tahun sebelum selesai pembangunan. Salah satu dari mereka sedang berjongkok memperhatikan hiruk pikuk kota Busan yang mulai terarsir warna senja. Mulutnya memain-mainkan tusuk gigi yang sejak tadi ia apit di antara giginya. Sementara pria yang satunya lagi, tengah memperhatikan pria berjongkok. Matanya memperhatikan, berusaha mencari celah untuk menemukan waktu yang tepat untuk mengeluarkan suara.

"Tuan Kang, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? " Tanya pria yang berdiri.

Pria jongkok yang adalah Tuan Kang, pemilik Tae So Group yang kini telah menjadi buronan polisi itu menoleh sejenak melihat satu-satunya orang yang ia percaya. "Bagaimana dengan mereka?"

"Saat ini mereka dalam perjalanan kembali ke Busan."

Kang Tae So tertawa, "Rupanya tidak selama yang aku pikirkan. Apa mereka tidak menikmati liburannya?"
Anak buah Kang Tae So tidak menjawab pertanyaan Kang Tae So yang lebih diarahkan pada diri bosnya sendiri.

"Ah, ah, ah.. " Kang Tae So berdiri. Ia berjalan mondar-mandir, mendapat ide baru.Telunjuknya ia tempelkan pada mulut sebelum ia acung-acungkan, "Biarkan mereka beristirahat dulu. Mereka pasti lelah. Saat mereka lengah.. Boom!" Teriak Kang Tae So, "Habisi Rachel!"

THE (Not) HEIRS | Completed√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang