Dari arah barat daya, angin bertiup dengan hembusan yang berbeda. Dia bisa merasakan setiap angin itu mengusap-usap tubuhnya, lembut. Ada semilir kebahagiaan yang sebelumnya sudah lama tidak ia rasakan. Bibirnya setia melengkung sejak satu jam yang lalu.
Setiap kali tatapan mereka bertemu, jantungnya pun berdesir, perutnya seakan merasakan ada sesuatu yang terbang menggelitik sejalan lurus dengan desiran jantungnya. Grafik semangatnya pun terus menunjukkan garis yang bergerak naik dan naik.
Dia melirik lagi pada pria di sebelahnya. Gemas. Rasanya ingin sekali dia lingkarkan tangannya pada lengan pria itu. Bukan hanya lengan, dia bahkan ingin memeluk erat pria itu saking sulit mengendalikan letupan bahagia dalam dirinya.
Sret
Rachel tertegun. Tangannya ditarik dan digenggam erat oleh pria itu. Wajah maskulin itu tersenyum hangat sekaligus meneduhkan. Oh, dia terasa tersihir seketika. Lagi, dia hanya bisa menambah garis lengkungan di bibirnya.
“Eomma.” Teriak Yoo Eun Woo dari jauh.
Pria itu menarik tangan Rachel, mengajaknya berlari mengejar Yoo Eun Woo yang tak kalah bahagia. Terbukti dari senyum putranya yang juga tidak memudar sejak kebersamaan mereka.
Tangan pria itu melepas genggamannya pada Rachel dan berlari mengejar Yoo Eun Woo, kedua tangannya mengangkat tubuh Yoo Eun Woo dan memainkannya di udara seperti sebuah pesawat yang diayunkan kesan kemari.
Rachel ingin memuseumkan momen – momen seperti ini, karena disaat seperti inilah dia merasa dunianya telah lengkap, seakan dia menemukan sesuatu yang hatinya cari-cari selama ini.
Bukankah itu kebahagaiaan yang sulit untuk di deskripsikan?
Pria itu mendongakkan kepalanya cepat seolah memberi isyarat ‘Ada apa?’
Rachel tersenyum dan menggeleng seolah menjawab ‘Tidak apa-apa.’ Rachel pun malu jika harus mengatakan apa yang dirasakan selama ini.
Yoo Eun Woo mengejar pria itu.
Aw
Rachel berteriak saat pria itu menjadikannya tameng untuk bersembunyi dari kejaran putranya.
“Kena!” teriak Yoo Eun Woo memeluk ibunya dan pria itu.
Mereka tertawa bersama melihat tingkah Yoo Eun Woo yang cerdik.
“Kalian berhenti. Kita makan dulu.”
Rachel menunjukkan bekal yang telah dibawanya. Dia tidak ingin apa yang dibuatnya terbuang sia – sia karena mereka terlalu asik bermain. Rachel menarik tangan mereka untuk mencari tempat teduh dan duduk asal.
Rachel mengamati Yoo Eun Woo yang memakan pangsit buatannya dengan lahap.
“Sudah lama sekali kita tidak keluar bersama.”“Itu karena kau sibuk.”
“Kau berkata seperti itu, seperti tidak berkaca pada dirimu sendiri.” Rachel tidak terima.
Pria itu tertawa, lalu mengalihkan perhatiannya pada Yoo Eun Woo, “Hei Superman, apa kau juga rindu bermain bersama seperti ini?”
Yoo Eun Woo mengangguk, “Aku senang bisa bermain bersama eomma dan Paman Wook.”
“Benarkah?” pria yang disebut sebagai Paman Wook itu mengacak rambut Yoo Eun Woo.
“Kau bahagia?” Nada Ji Chang Wook melembut.
Rachel menoleh, tatapan mereka bersatu. “Sangat.”
JI Chang Wook tersenyum lembut. “Terkadang aku merasa takut jika suatu saat aku tidak bisa bersama kalian seperti ini lagi.”
“Kenapa kau bicara seperti itu?” Sebal Rachel.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE (Not) HEIRS | Completed√
FanfictionRachel Yoo (31), seorang ibu tunggal yang mampu berjalan di atas mimpinya untuk meninggikan nama AIGUILLE, sebuah brand yang bergerak dalam industri fashion. Bersama Lee Dong Wook (31) dan Lee Da Hee (32), dengan gigih mereka mampu bertahan selama 1...