“Rachel. Rachel?” Ji Chang Wook membalikkan tubuh Rachel dan menepuk-nepuk pipinya.
“Wook.”
Dokter Han Yoon Ah melihat rembesan cairan berwarna gelap yang membasahi perut Rachel. Cepat, Ji Chang Wook menyentuh rembesan itu.
“Darah.”
Mereka terkejut karena tidak melihat bekas luka apapun. Gaunnya terlihat utuh tidak menunjukkan bekas benda tajam.
“Kita bawa ke Rumah Sakit.” Panik Han Yoon Ah.
“Bertahanlah.” Cemas Ji Chang Wook.
Dia gendong Rachel dan berlari menuju mobil ibunya. Ibunya duduk di belakang sambil memangku kepala Rachel. Tangannya membekap luka Rachel yang terus mengeluarkan darah. Sementara Ji Chang Wook memfokuskan dirinya untuk sesegera mungkin sampai di rumah sakit. Ia injak pedal gas sekuat ia bisa. Tangannya pun bergerak cepat memutar kemudi.
Sret
Sret
Dia seperti kehilangan akal. Pikirannya kalut, ia seperti ingin berteriak dan menghancurkan apa saja. Ia gemetar marah bercampur takut. Seketika, Ji Chang Wook merasa menjadi orang terodoh di dunia. Kenapa dia bisa sampai lalai menjaga Rachel? Batinnya terus menyumpah serapahi dirinya sendiri sementara matanya masih fokus pada jalanan yang ramai. Dia dengan berani menerobos lampu merah. Aturan sudah tidak lagi ia pedulikan.
Hanya nyawa Rachel
Nyawa Rachel.
Dan Nyawa Rachel.
Dia hanya peduli pada Rachel.
Setibanya di rumah sakit, Ji Chang Wook membawa Rachel berlari untuk mendapat penanganan. Untuk kali pertama ia merasa tidak bisa berlari dengan kencang.
Dari ujung koridor, tenaga media berlari ke arahnya. Dengan cepat tanggap, tenaga medis membantu Rachel. Mereka buru-buru segera menuju Instalasi Gawat Darurat.
Ji Chang Wook dan Han Yoon Ah semakin resah saat mereka tidak diijinkan untuk masuk dan hanya bisa berdiri menunggu di luar.
"Arghh."
Cemas? Sudah pasti.
“Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?” Ji Chang Wook menahan tangis. Dia meninjukan tangannya ke dinding dengan sangat keras,
Bugh
Bugh
Bugh
Ia berharap sakit dan ketakutannya bisa bisa berpindah ke tangannya. Namun gagal. Tangannya bahkan seakan mati rasa.
“Bodoh! Bodoh!” Kini berganti kepalanya yang ia hentak-hentakan pada dinding.
Jika dirinya tidak ingat sedang berada dirumah sakit, ia akan berteriak sekencang yang ia bisa. Tapi itu hanya bisa tertelan tan bersuara.
“Tenang Wook. Rachel pasti akan baik-baik saja.”
Han Yoon Ah mencoba menenangkan. Apa yang dirasakan putranya juga ia rasakan. Dia ingin marah dan takut.
“Bagaimana aku bisa tenang, Ibu?”
Air mata Ji Chang Wook mengalir. Dia benar-benar merasa takut. Pertama kali dalam hidupnya dia merasa jantungnya seakan telah berhenti. Ia merasa tidak berguna. Menatap Rachel yang terbujur tidak berdaya, seakan membuat dunianya gelap tidak berarti. Ini adalah ketakutan terbesarnya.
"Ibu rasa ini terjadi sebelum acara.” Tebak Han Yoon Ah. “Ada lilitan kain yang membungkus lukanya, Wook.”
Ji Chang Wook mencoba mencerna kata-kata ibunya, baju Rachel sama sekali tidak terdapat bekas benda tajam, utuh. Jika benar ada lilitan kain yang membungkus luka Rachel, itu artinya Rachel secara sengaja menyembunyikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE (Not) HEIRS | Completed√
Fiksi PenggemarRachel Yoo (31), seorang ibu tunggal yang mampu berjalan di atas mimpinya untuk meninggikan nama AIGUILLE, sebuah brand yang bergerak dalam industri fashion. Bersama Lee Dong Wook (31) dan Lee Da Hee (32), dengan gigih mereka mampu bertahan selama 1...