04- Pria dalam Foto

703 96 22
                                    

Ji Chang Wook memiringkan kepalanya 35 derajat menghadap ke jendela di sebuah kedai kopi. Kepulan uap membelai tipis wajahnya, hangat. Jam tangannya masih menunjukkan pukul 14.12 waktu setempat.  Kiranya sudah hampir 30 menit ia menunggu. cukup lama untuk ukuran seorang yang disiplin seperti dirinya, namun nuraninya menyuruhnya untuk mentolerir karena memang ialah yang memaksa untuk bertemu dengan alasan yang memang tidak bisa lagi ditunda. Sedikit egois.

"Menunggu lama?" Sapa wanita berkemeja hitam, rambut kuncir asal dengan tanpa senyum diwajahnya.

Ji Chang Wook memperhatikan wanita di depannya yang sudah mendudukan diri dan menarik secangkir americano miliknya. "Lumayan." Singkatnya, membenarkan posisi duduk.

"Tidak biasanya kau mengajakku bertemu hanya berdua," Tangannya meletakkan cangkir setelah meninggalkan bekas sesapan. "Kau tidak mengajak Rachel?"

"Justru aku ingin kau merahasiakan ini darinya." Tangan Ji Chang Wook mengangkat sebuah amplop coklat yang sejak tadi ia sanding.

"Apa ini?"

"Bukalah." Suruhnya pada inti.

Wanita yang tidak lain adalah Jaksa Penuntut Umum, Jung Ryeo Won, dengan penasaran membukanya perlahan hingga terbacalah huruf demi huruf di lembar pertama yang membuatnya tercengang tanpa bisa mengatakan apapun. "Dari mana kau mendapatkan ini?"

Tidak langsung menjawab, Ji Chang Wook memilih memanggil waiters dan memesan lagi americano.

"Kau tidak akan memberitahuku?" Bisik Jung Ryeo Won yang sedikit tertahan.

"Belum waktunya." Pandangan Ji Chang Wook seketika meruntuhkan rasa penasaran wanita di depannya.

Tidak sepenuhnya. Nyatanya Jung Ryeo Won masih menyipitkan mata memperhatikan susunan berkas di tangannya yang membuat jantungnya berdegub kencang.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan?"

"Buka kembali kasusnya."

"Kau pikir semudah itu?" Jung Ryeo Won tersenyum sinis.

"Tidak. Tapi aku yakin kau bisa."

"Apa yang sebenarnya kau inginkan?"

Ji Chang Wook menggedikkan bahunya, "Kau pasti juga ingin keadilan untuk ayah Lee Da Hee, benarkan?"

"Hanya itu? Aku rasa kau punya sesuatu yang lain." Jung Ryeo Won membaca sebuah nama di antara jejeran huruf di berkas yang diberikan Ji Chang Wook. "Kang Tae So?" Jung Ryeo Won menaikkan matanya menatap lurus manik pria yang juga menatapnya dengan tatapan tajam penuh makna.

###

"Kim Tan!" Teriak Lee Bo Na tidak sabar memasuki ruangan.

"Kau tidak bisa sopan sedikit?" Kim Tan membalikkan kursi menatap kedatangan dua kawannya, Lee Bo Na dan Yoon Chan Young.

"Siapa yang tidak sopan disini? Aku sudah menelpon dan mengirimimu pesan berulang kali." Teriak Lee Bo Na yang membuat suaminya hanya duduk di sofa memejamkan mata. Ampun.

"Lalu?"

Sulit dipercaya, "Lalu? Kau hanya bilang, lalu?"

"Aku harus bilang apa lagi?" Kim Tan beranjak dari kursinya dan menghampiri Yoon Chan Young, duduk.

"Kenapa kau hanya diam saja?" Lee Bo Na beralih pada suaminya.

"Kau sudah mengatakan apa yang harus dikatakan."

Kim Tan tersenyum mendengar jawaban santai Yoon Chan Young yang mungkin sebentar lagi akan mendapat omelan dari istrinya.

"Tetap saja seharusnya kau bicara padanya." Tunjuk Lee Bo Na pada Kim Tan. "Kau?"

THE (Not) HEIRS | Completed√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang