Kali ini image-nya dipertaruhkan, keberaniannya di uji. Tegap badannya di dudukan di antara dua pasang mata yang mengamati dirinya. Tatapannya tidak dingin namun juga tidak tajam, sedang tapi juga menyorotkan ketegasan. Jika di lihat sekali atau dua kali, maka sama sekali tidak terlihat aneh. Hanya dirinya sendiri yang tahu, kalau detak jantungnya sudah terasa saling baku hantam.
Setelah dipergoki Bibi Ang tengah berpelukan dengan Rachel di halaman depan, tak diragukan lagi, rasa sungkan itu tiba-tiba mengepung dirinya. Bagaimana tidak? Dia dan Rachel berpelukan di depan rumah yang notabene adalah 'orang lain'. Walaupun mereka saling kenal, tapi bukan berarti mereka bisa seenaknya. Tengah malam pula. Selain itu, dia yakin bukan hanya pelukan yang dilihat, pasti telinganya juga mendengar teriakan dari mulutnya dan Rachel. Sah, Tan mati kutu.
"Jadi Manager Kim, kau adalah suami Rachel?" Tanya Bibi Ang, membuka pembicaraan.
"Benar, Bibi. Panggil saja, Tan. Sebelumnya, di antara kami terjadi kesalahan pahaman. Itulah yang membuat kami renggang." Tan menjawab.
"Sekarang sudah selasai?"
"Iya. Ee maksudku belum." Tan melirik Rachel.
"Kalau begitu selesaikan." Bibi Ang berdiri, "Aku akan istirahat, dulu."
Tan memperhatikan kepergian Bibi Ang sebelum menoleh pada istrinya, "Hanya itu?"
Rachel mengedikkan bahunya. Sebenarnya dia juga tidak bisa mengerti sikap Bibi Ang. Apa sebegitu sederhananya? Jika dia yang ada di posisi Bibi Ang, pasti sudah banyak jajaran pertanyaan yang akan di lemparkan. Terlebih selama ini dirinya tidak pernah menceritakan apapun kecuali soal dirinya yang sudah menikah. Ah salah, dalam proses perceraian.
"Jadi, kau adalah Manager proyek yang baru? Bagaimana bisa?"
"Kau kira, setelah Ayahku tahu tentang pernikahan ku dengan mu, dia akan menerima begitu saja? Dia mengusir ku dan tidak di masukkan dalam ahli warisnya."
"Kalau begitu kau seharusnya.. "
"Menuruti keinginan Ayah dan melepasmu pergi?" Tebak Tan yang langsung diangguki Rachel, "Kau adalah istriku. Tanggung jawab ku, keluarga ku. Bagaimana kau bisa menyuruh ku meninggalkan mu?"
"Mereka lebih berarti."
"Tidak ada yang lebih. Kalian memiliki nilai yang sama."
"Lalu.. Eun Sang?" Tanya Rachel ragu.
Dari semua pertanyaan, hanya nama Eun Sang yang sedari tadi mengusik batinnya. Masalah Tuan Kim mengetahui pernikahan mereka atau Tan kehilangan warisan, ia tidak peduli. Karena memang itulah resiko Yang sudah ia kira. Tapi Eun Sang? Yang ia tahu, waktu itu Tan dan Eun Sang saling memeluk dan menerima. Mereka terlihat bahagia. Walau ia tak sampai selesai prosesi, tapi semua berjalan lancar waktu itu. Mustahil jika ada pembatalan.
Berbeda dengan Rachel justru saat pertanyaan itu muncul, Tan kembali teringat pada Eun Sang. Mata yang semula menatap Rachel, kini beralih dan memandang lurus.
Eun Sang meraih tangan Tan, "Aku sudah tahu semuanya. Rachel sudah menceritakannya, dan aku sama sekali tidak menyalahkan mu. Walaupun aku sempat marah dan kecewa, tapi setelah mendengar penjelasan Rachel. Aku paham. Itu memang bukan salahmu." Eun Sang kembali memeluk Tan. "Sekarang aku sudah kembali. Aku tidak akan pergi lagi. Aku janji. Aku mencintaimu. "
Tan membalas pelukan Eun Sang. "Aku juga mencintaimu.. " Matanya memejam kuat, "Aku mohon, jangan berhenti menyalahkan ku."
Eun Sang melepas pelukan. Dahinya mengeryit tak paham. "Apa maksudmu?"
"Maafkan aku. Aku tidak bisa lagi di sisimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE (Not) HEIRS | Completed√
FanfictionRachel Yoo (31), seorang ibu tunggal yang mampu berjalan di atas mimpinya untuk meninggikan nama AIGUILLE, sebuah brand yang bergerak dalam industri fashion. Bersama Lee Dong Wook (31) dan Lee Da Hee (32), dengan gigih mereka mampu bertahan selama 1...