28- Akhir yang tak Terduga

496 70 9
                                    

Nyaris 1 jam. Rachel dan Tan tidak beranjak dari tempat duduk mereka. Meski sudah cukup lama hening, namun merek masih tetap mengamati halaman tempat mereka biasa bermain dengan Eun Woo.

Kepulan uap dari cangkir-cangkir merekapun sudah tak lagi terlihat. Suhunya menurun meskipun masih ada sisa-sisa hangat di cangkirnya. Telapak tangan mereka yang masih senantiasa mendekap cangkir, seakan tak rela untuk dilepaskan. Sesekali, bibir mereka menyesap sedikit demi sedikit, tak mau kopinya cepat habis.

Drrt

Dua pasang mata itu menoleh pada ponsel Tan yang bergetar di lantai ruang kosong antara mereka.

Tan mengernyit menatap nomor yang memanggilnya. Nomor asing.

"... " Tan hanya mengangkat tanpa bersuara. Ia mendengarkan suara yang akan muncul dari seberang panggilan, kali saja ia mengenalnya.

"...." Suara asing itu menyebut namanya.

"Ya?" Tan membenarkan, ia penasaran dengan maksud penelpon itu.

"..... "

"Saya segera kesana." Akhir suara Tan terdengar dingin, tak bersahabat.

"Siapa?" Tanya Rachel sesaat setelah Tan menutup panggilan.

"Kau tadi bilang untuk memberi waktu 1 hari ini untuk menuntaskan semuanya, kan?"

Rachel tidak paham, kenapa Tan tiba-tiba bertanya seperti itu. Memang benar tadi ia meminta 1 hari. Tapi kenapa Tan tiba-tiba menyangkut pautkannya?

"Ada masalah?" Rachel seperti mengenali raut wajah itu.

"Aku harus ke kantor polisi."

Mata Rachel terbelalak, terlebih saat Tan beranjak. "Tunggu, Tan." Rachel turut berdiri, meraih lengan Tan.

"Kau sudah tau tentang ini?" Mata Tan menyipit, rahangnya bergetar.

Rachel diam. Jika tidak salah menebak, ia sudah tahu tentang kabar apa yang baru saja di dapat dari panggilan itu.

"Kenapa kau menyembunyikannya dari ku?"

"Ini semua sudah sudah berakhir." Rachel meyakinkan.

"Tidak! Sebelum aku membunuhnya." Tajam Tan. Tangannya menepis kasar tangan Rachel.

"Tan?!" Rachel membuntut Tan yang berjalan tergesa-gesa menuju mobilnya.

Tangan Tan meraih kunci di atas nakas dan terus berjalan menuju mobilnya. Segera ia menyalakan mesin.

Tan menoleh ke samping. "Turun!" Suruhnya pada Rachel yang ikut masuk ke dalam mobil.

"Tidak!!" Tegas Rachel.

"Terserah padamu."

Tan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia mencari jalan alternatif menuju kantor kepolisian. Tatapannya semakin menajam, telapak tangannya semakin kuat meremas kemudi. Sama dengan Rachel.

Wanita itu juga sama kuatnya meremas apa saja yang bisa ia pegang. Bukan untuk melampiaskan kemarahan seperti Tan, melainkan lebih pada rasa takut. Rachel merasa ketir-ketir. Pasalnya Tan membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Dia bahkan belum merasakan Tan menginjak rem dengan benar, hanya sekilas saat menemui belokan tajam.

Napas Rachel tertahan, ini seperti uji nyali. Tan benar-benar mengeluarkan bakatnya menjadi pembalap. Waktu rata-rata yang harus mereka tempuh menuju kantor polisi kisaran 35-45 menit, dan ini mereka sudah sampai hanya dengan 20 menit.

Rachel mulai bernapas lega. Setelah menormalkan napas dan detak jantungnya, ia segera turun dan berlari menyusul Tan. Ia mendapati Tan sudah beranjak dari front office dan melangkah menuju ruang kunjungan.

THE (Not) HEIRS | Completed√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang