03- 12 Tahun

747 97 13
                                    

Ji Chang Wook mengantar Rachel dan Eun Woo pulang dari klinik ibunya. Tangannya tidak ia biarkan memganggur begitu saja. Beberapa kantong belanjaan Rachel dia bawakan sampai ke dapur. Dia keluarkan semua belanjaan Rachel hingga meja dapurnya penuh dengan aneka buah, sayur, hingga camilan ringan. Sangat menggoda.

Diambilnya satu bungkus snack dan dibukanya tanpa minta ijin sambil menunggu Rachel yang sudah menyelonong pergi berganti baju.

"Kau mau minum?" Tawar Rachel setelah selesai ganti baju dan kembali ke dapur, menoleh pada Wook yang asik mengunyah.

"Boleh." Wook menaruh bungkus snack di tangannya dan mengambil air putih dari Rachel. "Aku dengar dia mengunjungi Eun Woo lagi hari ini." Chang Wook tak tahan tidak membuka topik.

Rachel mengangguk membenarkan. "Dia memberinya banyak mainan." Lalu menoleh pada Eun Woo yang asik bermain. "Dia sampai lupa padaku."

"Kau melarang dia menemui Eun Woo, tapi jelas-jelas kau tahu dia menemui Eun Woo tapi kau tidak melarangnya. Apa hatimu mulai luluh?"

Rachel mengedikkan bahu. "Aku tetap tidak suka."

"Tapi secara tidak langsung, kau mengijinkannya."

"Itu karena bibi Han yang membantunya. Aku melihatnya dari sisi egois seorang ibu. Tapi Bibi Han melihatnya dari segi lain yang tidak bisa dilihat olehku." Napasnya berat. "Bagaimana menurutmu?"

"Apa yang kau lakukan benar karena kau ingin melindungi Eun Woo. Apa yang dilakukan ibu juga benar karena dia ingin Eun Woo mendapatkan kasih sayang dari neneknya." Chang Wook tidak bisa memihak salah satu. "Hidup memang rumit Rachel. Jangan terlalu memaksakan dirimu. Setiap orang memiliki batas. Em? Percaya padaku, apapun yang akan kau lakukan pasti aku akan mendukungmu." Tangannya memegang tangan Rachel mencoba menyalurkan rasa ketenangan.

Inilah Ji Chang Wook-nya. Sahabat, partner, senior, kakak, pria itu bisa menjadi apa saja yang ia butuhkan. Setiap kali ada masalah, kenyamanannya hanya jika dengan Ji Chang Wook.

Nasihatnya tidak pernah memojokannya. Justru selalu berhasil membuat hatinya tenang seketika meskipun apa yang dikatakannya hanya beberapa kalimat sederhana yang mungkin bisa didengar dari siapapun. Tapi sesederhana apapun kalimat itu, akan berbeda jika pria itu yang mengatakannya.

Ekspresi Rachel masih sama, tak berubah meski kalimat Chang Wook sudah diakhiri tanda titik. Tangannya yang berada di bawah telapak tangan pria itu, dilepaskan pelan, berganti posisi diatasnya lalu diangkatnya telapak tangan Ji Chang Wook dan Rachel letakkan pada pucuk kepalanya, dengan tatapan menyuruh agar diusap lembut.

Melihat kebiasaan Rachel seperti ini selalu saja berhasil menghilangkan riak muka serius Ji Chang Wook. Ibu Eun Woo itu selalu terlihat dingin, tegas dan dewasa, tapi di depan Ji Chang Wook, tidak lain hanya gadis kecil manja yang sok galak dan berani.

Sifat Rachel bisa terlihat menyeramkan di depan karyawannya, bisa dewasa di depan para sahabatnya, bisa hangat di depan Eun Woo, tapi di depan Wook, dia tidak bisa mengeluarkannya.

Aneh.

###

"Eitss stop!" Tangan Dong Wook terentang mecagah Rachel.

"Ada apa?"

"Kau harus menarik kata-katamu tentangku." Dia terlihat jual mahal.

"Kata-kata yang mana?"

"Tentang aku yang tidak bisa tegas."

Rachel tertawa. "Itu memang benar."

Dong Wook menggerakkan jarinya tanda tak setuju. "Emh emh." Dehemnya memberikan kode.

THE (Not) HEIRS | Completed√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang