35- Bodoh seperti Keledai?

443 59 7
                                    

Hari ini, site office dalam keadaan awut-awutan. Dokumen penting, shop drawing, laporan, semua saling rancu. Semua itu terjadi hanya karena satu alasan, yaitu tidak adanya project manager.

Posisi itu sama sekali tidak boleh kosong. Jika tidak, maka seperti inilah jadinya. Seperti kapal tanpa nahkoda. Benar, jika direktur Jin mempercayakannya pada Seo Joon untuk meng-handle tugas-tugas Project Manager untuk sementara waktu, tetapi dirinya pun juga tetap harus menjalankan tugasnya sebagai site engineer. Dia sangat kesulitan untuk mengatur waktu. Meng-handle satu pekerjaan saja sudah sulit, bagaimana jika harus dua sekaligus.

Lebih dari sepekan ini, schedulenya berantakan. Mereka kekurangan tenaga. Terkadang divisi administrasi membantu divisi perencanaan, divisi perencanaan membantu divisi kontraktor, mereka saling silang membantu sama lain.

"Ah. Aku berharap posisi Project Manager segera terisi." Keluh Seon Byul.

"Apa direktur Jin akan menggaji kita dua kali lipat?" Tanyanya sambil meletakkan kepala di atas meja.

"Tiga hari lagi beberapa staff engineering akan dipindahkan kemari." Ucap Seo Joon yang masih bergelut dengan komputernya.

"Bagian administrasi?" Tanya Seon Byul penuh harap.

Seo Joon memiringkan kepalanya menghadap Seon Byul, "Sayangnya tidak."

"Ahh." Kecewa Seon Byul dan Jin Joo.

Entah mengapa, melihat dua rekan kerjanya itu tersiksa malah membuatnya senang. Lucu. Dia menikmatinya. Melihat rekan kerjanya kewalahan membuatnya senang dari pada melihat mereka bersantai-santai. Bukan karena dia jahat ingin menyiksa mereka, tapi ada kesenangan tersendiri saat menghadapi situasi yang sibuk dan rumit.

"Ju Ri, bisa kau membantu ku mengatur ulang perencanaan kegiatan operasional?"

Ju Ri mengangguk dan menghampiri Seo Joon. Di antara tiga perempuan itu, hanya Ju Ri yang berada dalam satu divisi dengannya. Beberapa staff dalam divisinya, kebanyakan turun langsung ke lapangan.

Namun, satu dari divisi yang tidak bisa di otak-atik hanya satu. Keuangan. Go Eun paling anti untuk ikut campur pekerjaan divisi lain, alasannya karena itu bukan tugasnya. Karena alasan itu jugalah, mereka tidak terlalu dekat dengan Go Eun. Seperti halnya saat ini, perempuan itu duduk di kursinya sambil memotong kuku.

Menyebalkan!

###

"Bibi, bagaimana jika kita membuat menu baru?" Usul Rachel setelah kembali dari mengantar pesanan.

Bibi Ang tertawa, "Menu baru?"

"Benar. Lihatlah, mereka setiap hari makan Jajangmyeon. Dan jika mereka bosan, mereka harus keluar dan itu cukup jauh."

"Pekerja sudah mendapat jatah makan dari proyek, mereka datang kesini hanya untuk berkumpul atau istirahat."

"Aku tahu, tapi aku rasa tidak salah. Bibi ahli dalam memasak, kenapa Bibi tidak keluarkan semua keahlian Bibi? Dengan begitu mereka tidak akan bosan. Kita juga bisa menambah caravan lagi jika kurang tempat."

Bibi Ang tertawa mendengar ucapan Rachel, "Kalau begitu aturlah, lagipula Bibi punya karyawan yang bisa sesuka hati Bibi suruh."

"Jangan lupa memberiku bonus, nanti." Canda Rachel.

"Kau tidak perlu khawatir tentang itu."

Sayang disayangkan jika bakat Bibi Ang disia-siakan begitu saja. Selain itu, Rachel hanya berusaha untuk membantu mengembangkan usahanya. Memang hanya akan sementara, namun siapa yang tahu jika ini akan menjadi awal yang baik untuk perkembangan usaha Bibi Ang.

THE (Not) HEIRS | Completed√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang