47- Pengakuan

700 65 13
                                    

Tan menarik Rachel yang masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat dan dengar. Malam yang menegangkan bagi Seo Joon dan Ju Ri.

Melihat Ju Ri yang seakan terpuruk dengan perasaannya sendiri, mengingatkannya pada sosok Rachel di masa lalu. Dengan cara berbeda, namun ia bisa merasakan bagaimana sakitnya mencintai seseorang yang tak berbalas.

Itu menyakitkan.

"Ada apa denganmu?" Tan mengernyit.

"Hanya teringat. Perlakuan Seo Joon sama buruknya denganmu dulu."

Tan terbelalak, "Tidak! Bagaimana bisa kau menyamakan ku dengannya?"

"Iya, tidak. Kau lebih buruk."

"Lupakan masa lalu. Kau tidak lihat, siapa yang berdiri bersamaku sekarang?" Tan menolehkan wajah Rachel ke kaca yang ada di dalam tendanya.

Bukannya melihat kaca, Rachel malah memperhatikan tempat berdirinya saat ini. Dia tidak sadar telah di bawa Tan kesana. Kemana saja pikirannya tadi.

"Kenapa kita disini?"

Tan tersenyum, "Kau tidak sadar? Aku lapar."

Rachel berbalik dan berjalan keluar, "Banyak makanan di rumah. Kita pulang. Lagipula kenapa kau membawaku kemari."

"Dari tempat tadi, tendaku yang paling dekat."

"Tetap, aku ingin pulang. Terserah kau ingin tinggal atau ikut."

"Baik, baik." Tan mencegah Rachel. "Kita kembali masuk, kita bisa memakan apa saja yang ada setelah itu kita kembali ke rumah Bibi. Emb? Masuk.." Tan menarik tangan Rachel.

Perutnya memang sudah kelaparan sejak tadi. Rencananya ingin mengajak Rachel untuk dinner di luar. Tapi justru gagal karena ajakan Seo Joon.

Tan mengambil stok mie instan dan mengacungkannya pada Rachel, "Hanya ini yang aku punya."

Rachel hanya bersedekah di meja makan, "Bagaimana bisa kau hanya makan mie instan? Kau tidak punya bahan makanan lain?" Rachel berdiri, mendekat.

Tan tersenyum, menggeleng.

"Biar aku yang masak."

"Tidak. Tidak." Tan mendorong Rachel kembali duduk di tempat semula. "Tuan putri silahkan duduk dan menunggu mie-nya matang." Sebelah mata Tan mengedip. "Aku ingin mengajakmu makan malam romantis denganmu hari ini, tapi gara-gara anak kecil itu, semua gagal!" Gerutunya sambil menyalakan kompor.

Rachel tertawa kecil, "Siapa yang kau maksud? Seo Joon?"

"Siapa lagi? Berani-beraninya dia mendekati mu. Jika makan malammu dengannya benar-benar terjadi, aku akan memakannya hidup-hidup." Tan melirik Rachel yang tengah menggeleng-geleng, "Bahkan aku dengan bodohnya memberi saran padanya agar mengungkapkan perasaan. Jika aku tahu orang yang dimaksud dirimu, aku sudah membuat perhitungan sejak awal."

"Berhenti bicara. Fokuslah memasak, jangan terlalu matang. Aku tidak suka mie yang terlalu mengembang."

"Baiklah Tuan putri." Tan mengangkat mie dan memasukkannya ke dalam dua mangkuk. "Sepulang dari sini, aktifkan ponselmu. Kau tidak penasaran bagaimana orang-orang mencari mu?"

"Kemarin aku lupa. Nanti aku akan hubungi mereka."

"Sudah siap." Tan menaruh dua mangkuk, "Seharusnya ini menjadi makan malam romantis dengan lilin yang meliuk-liuk." Ungkit Tan, lagi.

"Kau masih belum ikhlas?" Gurau Rachel.

"Tidak akan." Tegasnya sambil mengotak-atik ponselnya.

THE (Not) HEIRS | Completed√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang