26- Kali Kedua

493 65 21
                                    

Tak kuat menunggu ambulans datang, Lee Dong Wook mengantar Eun Woo, Rachel dan Kim Tan menuju rumah sakit terdekat. Tubuh mereka gemetar, isak tangis Rachel yang duduk di belakang semakin membuat resah keadaan.

Kim Tan yang biasanya selalu bisa berpikir logis pun cukup kehilangan akal sehatnya. Ketakutan yang besar sudah menguasai dirinya. Jangankan untuk memberikan nasehat dan penguatan untuk Rachel, bahkan ia tidak dapat melakukannya untuk dirinya sendiri.

"Cepat!" Teriak Tan.

"Bertahanlah, Eun Woo." Isak Rachel.

"Eun Woo.. Kau dengar Ayah? Buka matamu, sayang. Buka.." Suara Tan putus asa.

Lee Dong Wook mempercepat kendaraannya. Ia mengetahui fakta yang tentang keadaan Eun Woo, Fakta yang meskipun sudah diketahui oleh Rachel dan Tan, namun ditepis kuat tidak dipercayainya. Namun apa hak Dong Wook untuk menyampaikan kondisi Eun Woo? Jelas kedua orang tua Eun Woo itu tidak akan mempercayainya. Dia sedih namun dia masih bisa berada dibatas sadarnya hingga mampu untuk menyimpulkan keadaan Eun Woo. Namun, biarkan Dokter yang akan menyampaikannya nanti, pikirnya. Dia pun berharap akan ada sebuah keajaiban.

Sesampainya di rumah sakit, beberapa perawat berlari mendorong Eun Woo ke ruang ICU.

Hanya kurang dari 15 menit. Ah tidak, sepertinya kurang dari sepuluh menit. Dokter yang menangani Eun Woo sudah keluar dari ruangannya.

"Kenapa dokter keluar?"

Rachel dan Tan mendekat pada dokter yang menangani putra mereka. Itu seperti apa yang telah diperkirakan oleh Dong Wook.

"Cepat masuk dan obati putraku!" Geram Tan mendorong dokter pria yang usianya tak beda jauh. "Cepat masuk!" Teriaknya seakan lebih pada meyakinkan dirinya sendiri.

"Apa sudah ada dokter lain yang menangani Eun Woo? Benar. Sudah ada dokter lain, kan? Bagaimana keadaannya?" Tanya Rachel menyimpulkan sendiri.

"Maaf."

"Aku bilang cepat masuk dan selamatkan putraku!" Teriak Tan lagi, seraya ingin memukul wajah dokter.

Kali ini Rachel dan Tan tidak sepemikiran, mereka sibuk menyimpulkan apa yang ada dipikiran mereka. Meskipun, ada satu kenyataan yang sudah dapat terbaca, namun mereka masih enggan untuk menerima.

Mereka tahu.

Mereka tahu, kenapa dokter itu tidak membutuhkan waktu lama untuk menangani Eun Woo.

Mereka tahu.

Rachel melorot, tubuhnya lemas bersandar di dinding depan ruang ICU. Air matanya mengalir tak bisa lagi ia bendung. Pandangannya kosong. Pikirannya bahkan sudah tidak mampu lagi berspekulasi. Dia menyerah, dia menerima kenyataan pahit itu. Kenyataan yang sudah diketahui bahkan sebelum dokter menjelaskannya.

Bragk

Bragk

Bragk

Kim Tan memukul dinding ruang ICU sekuat tenaga, punggung jarinya membiru seketika. Ia terisak. Dia berlari ke dalam ruang ICU menghampiri Eun Woo yang terbujur dengan wajah pucatnya. Bekas-bekas luka di tubuh kecil itu tidak lagi mengeluarkan darah. Namun masih jelas, noda darah itu belum mengering dari tubuhnya. Tangannya bergetar. Ia raba seluruh tubuh putranya dengan rasa tidak percaya. Baru saja pagi tadi ia berjanji untuk menjemputnya. Ia masih bisa merasakan sentuhan putranya, senyum putranya. Namun, ini berbanding jauh. Ia tidak pernah memikirkan ini sebelumnya. Tidak pernah terlintas dipikirannya, ia akan kehilangan putranya begitu cepat.

Ia tidak sanggup.

Sangat tidak sanggup.

###

THE (Not) HEIRS | Completed√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang