Arba'iina [40]

1.9K 158 3
                                    

Arsyi menenggelamkan wajahnya ke dada bidang milik Bangga, lama sekali dia tidak menghirup aroma pria itu. Mereka berdua tengah rebahan di atas ranjang yang sudah tiga bulan terakhir ini tidak mereka gunakan.
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, namun dua insan itu belum kunjung memejamkan mata mereka, entah apa yang mengisi pikiran mereka masing masing.

"Wangi banget, aku suka," Arsyi masih gencar menghirup aroma milik Bangga. Bangga yang menyadari itu terkekeh geli, istrinya itu masih sama menggemaskan bahkan saat dia tengah mengandung seperti ini.

"Kayak kucing ih, ngendus ngendus," ujar Bangga merengkuh kepala Arsyi, sungguh kerinduannya tumpah ruah begitu saja, Bangga menciumi puncak kepala istrinya gemas.

"Biarin kayak kucing, tapi Mas suka kan?" Arsyi masih mengusel usel di dada bidang milik Bangga, seperti biasa Bangga mengenakan piyama biru tua kesayangannya.

"Tau aja kalo Mas suka," ucap Bangga seraya mencoel pipi Arsyi gemas.

"Oiya, Mas nggak penasaran tentang cerita kehamilan aku?" tanya Arsyi seraya mendongak menatap wajah tampan suaminya.

"Emang gimana? yauda ceritain, Mas mau denger," jawab Bangga yang sekarang terduduk bersandar di kepala ranjang, sedangkan Arsyi masih rebahan dan menggunakan Paha Bangga sebagai bantal.

"Mas tau nggak aku nyadar hamil tuh kapan?" tanya Arsyi seraya memainkan jemari Bangga yang setiap jari jarinya Arsyi suka.

"Emang kapan?" tanya Bangga, tangannya yang masih bebas kini mengelus perut Arsyi sayang.

"Beberapa hari setelah ditinggal Mas pelatihan ke pekalongan," jawab Arsyi manyun manyun, mengingat waktu itu Arsyi berjuang sendiri, mual mual tidak keruan.

"Ya ampun kasian banget, kamu pasti kesusahan ya? jadi kamu muntah muntah gitu?" tanya Bangga, matanya yang  bertanya tanya membola indah.

"Iya lah, muntah muntah terus. Sampai suatu waktu aku lagi kumpul sama temen temen di cafe, yang waktu itu aku ijin lewat chat itu loh. Nah disana aku muntah muntah terus, temen temen jadi khawatir, terutama Maya, dan dia inisiatif beli alat tes kehamilan. Aku pake alat itu dan ngetesnya di toilet cafe Mas, ya ampun kalo keinget waktu itu aku pengen ketawa, tapi juga sedih campur bahagia, gitu deh pokoknya." Arsyi menceritakan kejadian waktu pertama kali dia tahu bahwa dia hamil, tangannya masih sibuk memainkan jemari milik Bangga.

"Akhirnya kita rame rame ke dokter, sekalian lihat perkembangan janin aku, dan yang bikin aku kaget adalah, janinnya uda umur sebelas minggu, berarti kan uda dua bulan lebih, hampir tiga bulan dong, dan aku baru sadar." Arsyi melanjutkan ceritanya seraya tertawa karena menurut Arsyi itu sangat lucu, kenapa dirinya benar benar tidak sadar waktu itu bahwa dia sedang hamil, bodoh pikir Arsyi. Padahal itu bahaya kalau saja dia tidak segera cek ke dokter.

Bangga menyunggingkan senyum salut kepada istri mungilnya itu, sungguh Bangga jatuh cinta kembali, lagi dan lagi.

"Sini deh, duduk," perintah Bangga. Arsyi yang bingung langsung mengikuti intruksi Bangga, mereka berdua duduk berhadap hadapan.

Cup

"Terimakasih sudah mau bertahan." Bangga mengucapkan itu setelah mengecup kening Arsyi lembut.

Cup

"Terimakasih sudah jadi Arsyiku yang kuat." Kali ini Bangga mengatakan itu setelah mengecup kedua pipi Arsyi yang kini bersemu indah.

Cup

"Terimakasih sudah merawat si kembar dengan baik di perutmu yang mungil itu sampai sebesar ini sekarang, tanpa Mas waktu itu," ucap Bangga kemudian setelah mengecup hidung mancung Arsyi.

"Dan...."

Cup

"I love you, manisku." Bangga mengecup singkat bibir ranum Arsyi seraya mengatakan hal manis tersebut.

Sungguh, Arsyi sudah merona sekarang, senyumnya juga sangat lebar sampai membuat pipinya pegal.

"Aaaaaa, sayang banget sama Mas." Arsyi langsung menghambur ke pelukan Bangga yang selalu menjadi tempat ternyaman setelah ibunya itu.

"I love you too Gantengku," balas Arsyi.

***
"Hari ini Mas berangkat?" tanya Arsyi seraya memotong bawang bombai. Yup, hari ini dia ingin memasak sesuatu yang harus ada bawang bombainya.

"Enggak, besok baru berangkat," jawab Bangga sedikit mengeraskan volume suaranya karena dia tengah menonton televisi di ruang tengah, menunggu sarapan jadi.

"Yess, seharian sama ayang beb," ucap Arsyi girang disusul dengan nyanyian nyanyian randomnya.

"Sejak kapan jadi alay gini?" tanya Bangga seraya berjalan menuju dapur. Bangga baru mendengar Arsyi mengucap kata kata Alay tapi Bangga suka.

"Emang kenapa, Mas nggak mau kalo aku alay? yaudah," celetuk Arsyi dengan nada ngambek.

"Ish, ngambekan banget. peluk nih." Bangga memeluk tubub mungil Arsyi dari belakang, kebiasaan saat Arsyi sedang masak pasti Bangga nemplok dipundak Arsyi, sudah seperti cicak saja.

"Ada si kembar loh di perut, nggak malu?" tanya Arsyi. Sebenarnya dia yang malu, deg degan saja rasanya, padahal usia pernikahan mereka bukan lagi usia jagung, namun jika mereka melakukan hal hal romantis Arsyi selalu deg degan seperti waktu pertama mereka melakukan pelukan pertama.

"Nggak lah, kan si kembar ikut di peluk nih," balas Bangga seraya mengelus sayang perut Arsyi yang besar.

"Iya deh iya," ucap Arsyi mengalah. Bangga masih memeluknya, bahkan dia meletakkan dagunya diantara pundak dan leher Arsyi, itu sungguh membuat Arsyi berdebar, apakah Bangga juga begitu? Arsyipun tak tahu.

"Itu artinya, kamu jatuh cinta lagi sama Mas, lagi dan lagi," ucap Bangga tiba tiba. Arsyi heran, sejak kapan suaminya ini jadi cenayan?

"Kenapa Mas bilang gitu? Mas tau ya aku lagi deg degan?" tanya Arsyi terheran heran.

"Tau, keceng banget kan deg degannya. Mas yang meluk kamu aja sampai merasakan," balas Bangga.
Arsyi hanya manggut manggut, ternyata bukan suaminya yang sekarang jadi cenayan, hanya saja Bangga tengah memeluknya, jadi dia bisa merasakan detak jantung Arsyi yang tengah bertalu talu ini.

Mungkin ini yang Abahnya maksud sebagai jatuh cinta berkali kali dengan orang yang sama, lagi dan lagi tanpa bisa berhenti. Semakin besar cinta yang kita rasakan semakin besar pula pondasi kepercayaan.

🌵🌵🌵🌵🌵

Triple Up!!!! WOW
Mungkin karena efek aku yang kangen banget sama Bangga😘
dan juga buat nyenengin kalean, sayang sayangkuuu

Happy reading deh pokoknya, komen terus, vote terus sampe full. Sampe aku rajin Up kek gini xixixixi😉❤️❤️❤️❤️❤️
.
.
.
Baca ceritaku yang lain juga yuk
judulnya ABINARA. Kalian bakal diajak menyelam kedunia Abimanyu Putra Perwira (Anak dari Bangga Perwira) dan Inara Purnamasari. Jika kalian menebak bahwa kisah ini hanya kisah cinta anak SMA biasa, kalian salah besar! penasaran? langsung saja yuk baca :)

 Jika kalian menebak bahwa kisah ini hanya kisah cinta anak SMA biasa, kalian salah besar! penasaran? langsung saja yuk baca :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MAS BANGGA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang