Isyruna [20]

5K 260 23
                                    

Bangga merebahkan tubuhnya di atas kasur, setelah membersihkan tubuhnya dan segala macam persiapan untuk tidur. Bangga melirik Arsyi yang berada di sampingnya, wanita itu terduduk bersender di kepala ranjang, tangannya kokoh memegang Novel tebal, matanya fokus membaca setiap kata yang tertulis di Novel itu.

"Segitunya melototin Novel, jangan sampai bola matanya keluar aja sih," sindir Bangga, karena Arsyi tidak beralih dari Novelnya bahkan saat Bangga mulai berada di samping Arsyi.

Arsyi yang mendengar sindiran Bangga, tersindir. Arsyi menutup Novel tebalnya, dia simpan di atas Nakas samping ranjang. Kemudian, Arsyi merubah posisi menjadi rebahan, menyangga kepalanya menggunakan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya bebas di atas kasur--- menatap ke arah Bangga lekat.

"Yaudah, sekarang Arsyi melototin suaminya yang ganteng aja," ucap Arsyi, berniat menggoda Bangga supaya gugup. Benar saja, Bangga tengah salah tingkah sekarang.

Seorang Bangga yang kekar dan gagah berani, bisa salah tingkah saat ditatap oleh istrinya, rasanya Arsyi ingin tertawa terbahak bahak.

"Main yuk," ajak Arsyi ambigu.

"Main apa?" tanya Bangga yang seketika gugup, entah apa yang ada difikiran Bangga sekarang.

"Turt or Dare," jawab Arsyi riang yang kini telah merubah posisinya menjadi duduk.

Bangga menghembuskan nafas, entah nafas lega atau nafas kecewa, sulit digambarkan.

Bangga ikutan duduk, menyetujui ajakan istrinya yang mungkin belum mengantuk setelah berkunjung ke rumah orang tua dan mertuanya.

"Kita Kertas, gunting, batu dulu," ucap Arsyi memulai permainan.
Bangga mengikuti, mereka melakukan Kertas, gunting, batu, berkhir dengan kekalahan Arsyi yang memilih Gunting dan kemenangan Bangga karena memilih Batu.

"Turt or Dare?" tanya Bangga kepada Arsyi antusias.

"Dare," jawab Arsyi, mengartikan bahwa Arsyi memilih tantangan daripada pertanyaan.

"Cium Pipi Mas, tiga kali," pinta Bangga tersenyum licik, sedangkan Arsyi kini tengah menggembungkan pipinya kesal. Bangga curang, Arsyi pikir tantangan dari Bangga bukan model yang seperti ini, misal mengechat mantan, mungkin, tapi tantangan Bangga malah menyuruh Arsyi mencium pipinya.

"Mas, merem dong," ucap Arsyi protes saat Bangga senyam senyum seraya menatap Arsyi lekat.

"Buat apa?" tanya Bangga.

"Arsyi malu, kalo Mas nggak tutup mata," jawab Arsyi, Pipinya memerah cantik.

"Kalo Mas nggak mau?" goda Bangga.

"Merem atau nggak cium sama sekali," ancam Arsyi. Banggapun langsung memejamkan matanya rapat, dia seperti anak kecil yang mendapat ancaman" tidur atau tidak beli permen", Arsyi tertawa gemas, sejak kapan suaminya jadi menggemaskan seperti ini?

"Mana, katanya mau cium?" tanya Bangga protes karena Arsyi tak kunjung mencium pipinya.

"Sabaaaaar," balas Arsyi cekikikan.

Cup

Cup

Cup

Tiga kali Arsyi mencium Pipi Bangga, Bangga membuka matanya, tersenyum kemenangan, namun ada yang aneh, Arsyi menghilang setelah mencium Pipi Bangga. Kemana perginya istrinya itu?

"Arsyi?" panggil Bangga, matanya menyapu seisi kamar. Nihil, Arsyi tidak ditemukan. Bangga terperanjat saat sesuatu bergerak di balik selimut.

Pelan, Bangga menyibak selimut itu.

MAS BANGGA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang