Sab'ah wa Isyruna [27]

3.7K 213 9
                                    

Halo Assalamualaikum semuaaaa. Aku mau ngasih kabar bahwa aku nulis cerita baru tentang kehidupan pernikahan lagi nih selain Mas Bangga. Jadi judulnya tuh "Umi Untuk Gamal" kalian akan digiring langsung ke kehidupan Pernikahannya Sisi dan Gus Badar yang menyandang sebagai duda anak satu.

 Jadi judulnya tuh "Umi Untuk Gamal" kalian akan digiring langsung ke kehidupan Pernikahannya Sisi dan Gus Badar yang menyandang sebagai duda anak satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinopsis

Insyira atau akrab disapa Sisi. Gadis 20 tahun yang manja dan rada bar bar harus dipaksa menikah dengan Gus Badar lelaki 32 tahun yang pernah menjadi Guru TPQ-nya dan sempat menyandang sebagai cinta pertama waktu Sisi masih kecil.

Tentu saja Sisi ingin menolak, karena Gus Badar adalah Duda beranak satu. Meskipun dulu Gus Badar adalah cinta pertama Sisi, namun bagi Sisi yang kini sudah Dewasa, Gus Badar hanya sekedar Duda berhati dingin yang kebetulan Sholeh. Sedangkan Sisi adalah gadis acakadul yang sholat saja masih bolong-bolong, dan pakai jilbab pun harus dipaksa dulu.

***

"Gamal mana, Si?" tanya Badar seraya membangunkan Sisi yang ternyata sudah terlelap di siang bolong.
Sisi terkesiap dan seketika terbangun dengan tegap," loh, tadi tidur sama saya Gus!" panik Sisi seraya menyugar rambutnya panik.

"Kan sudah saya bilang, Si. Sekarang kamu itu Umi-nya Gamal, jadi sebisa mungkin jangan teledor. Dan koreksi, jangan panggil saya Gus, panggil Mas saja jika sedang berdua."

Bukannya merasa bersalah, Sisi malah menantang Gus Badar dengan sikap bar bar-nya.

"Suruh siapa jadiin saya Istri. Saya kan sudah bilang, saya tidak becus ngurus anak. Udah ah, cerai aja Udah!"

"Ya Allah, Si..."

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Arsyi merubah posisi tidurnya supaya lebih nyaman, berniat memeluk tubuh wangi Bangga yang tertidur di sampingnya, namun yang dia temukan nihil, tidak ada Bangga disana. Arsyi membuka matanya, mengucaknya beberapa kali karena sedikit buram.

"Baik Bang."

"...."

"Iya, aku usahakan."

Arsyi terduduk saat melihat suaminya yang duduk di bibir ranjang dengan masih mengenakan piyamanya, sepertinya Bangga usai menerima telfon, terbukti dengan tangan kekarnya yang menatap layar ponsel miliknya dan sedikit percakapan yang telinga Arsyi terima barusan.

"Ada apa Mas?" tanya Arsyi.
Bangga terkejut, wajahnya lumayan masam, kemudian tersenyum ke arah Arsyi lembut.

"Maaf, kamu jadi kebangun," ucap Bangga beringsut mendekat ke arah Arsyi, mengusap pipi Arsyi lembut.

"Jadi, siapa yang nelfon dini hari seperti ini?" tanya Arsyi.

"Atasanku," jawab Bangga.

"Kenapa harus jam segini?"

Bangga kelimpungan, dia bingung harus menjawab apa. Sambungan telfon barusan adalah dari Dimas, keadaan saat ini sebenarnya sangat genting dan Dimas menyuruh Bangga untuk merahasiakan hal ini dari Arsyi sampai waktunya tiba.

MAS BANGGA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang