Wahid wa Arba'iina [41]

1.8K 158 7
                                    

Baca ceritaku yang lain juga yuk
judulnya ABINARA. Kalian bakal diajak menyelam kedunia Abimanyu Putra Perwira (Anak dari Bangga Perwira) dan Inara Purnamasari. Jika kalian menebak bahwa kisah ini hanya kisah cinta anak SMA biasa, kalian salah besar! penasaran? langsung saja yuk baca :)

 Jika kalian menebak bahwa kisah ini hanya kisah cinta anak SMA biasa, kalian salah besar! penasaran? langsung saja yuk baca :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.


Hari hari Arsyi berjalan seperti biasanya, hanya saja wanita itu sudah mengambil cuti kerja karena usia kehamilannya sudah menginjak delapan bulan. Sebulan yang lalu Arsyi baru mengambil cuti, sedangkan Nando, atasannya sudah membujuk Arsyi sejak jauh jauh bulan seperti saat usia kandungannya baru lima bulan. Namun, bukan Arsyi namanya jika tidak keras kepala, wanita mungil itu tetap memutuskan untuk mengambil cuti di usia kandungan tujuh bulan.

"Tadi Lestari ngapain kesini? tumben nyariinnya kamu, bukan aku?" tanya Bangga seraya memasukkan beberapa pakaian kotor ke dalam mesin cuci.

Akhir akhir ini Bangga lah yang mengerjakan pekerjaan rumah, mengingat Arsyi yang sudah hamil tua.

"Ngarep banget deh dicariin Lestari," balas Arsyi sungkan. Wanita itu sibuk melipat baju baju mereka yang bersih.

"Bukan gitu maksudnya. Dia nggak ngomong macem macem kan sama kamu?" tanya Bangga, menengok sekilas kemudian melanjutkan kembali aktifitasnya mencuci baju.

"Enggak, dia baik baik kok kesini," jawab Arsyi seraya bangkit dari tempat duduknya, saat hendak berdiri Arsyi sedikit kesusahan karena perutnya yang besar. Tangan kanannya memegang beberapa pakaian yang sudah dilipat dan tangan kirinya menyanggah perut buncitnya.

Bangga yang melihat itu langsung berjalan cepat dan mengambil alih pakaian pakaian itu, kemudian membantu Arsyi untuk berdiri. Bangga sedikit tak tega melihat tubuh mungil Arsyi menopang si kembar yang sebesar itu diperut.

"Datang baik baik gimana maksudnya?" tanya Bangga heran. Karena yang Bangga tahu, istrinya dan sahabat perempuannya itu tidak pernah akur.

"Dia tiba tiba datang, bilang mau sillaturrahmi, dia juga bawa buah buahan banyak, katanya biar aku nggak perlu repot repot belanja kalo ingin makan buah," jawab Arsyi.
"Ngobrol apa lagi tadi?" tanya Bangga. Bukan apa apa, Bangga hanya khawatir Lestari kembali menyakiti wanita tercintanya itu.

"Nggak banyak sih, cuma nanya nanya perkembangan si kembar di dalam perut, sama ngasih tips tips bagus untuk ibu hamil, dia kan bidan. Terus ngasih buah buahan banyak banget tuh, aku taro di kulkas." Arsyi sendiripun masih bingung dengan tujuan Lestari datang baik baik barusan. Arsyi tidak mau berperasangka buruk terhadap Lestari, Lestari datang baik baik tanpa membawa masalah, maka Arsyi akan menghargai semua itu sebagai bahan perdamaian mereka berdua.

"Kamu ngerasa aneh nggak sih dengan semua itu?" tanya Bangga yang masih saja menaruh curiga terhadap Lestari.

"Jangan suudzon! siapa yang ngajarin kamu gitu? nakal ya sekarang! dia sahabat kamu, walaupun beberapa kali dia nyakiti aku, tapi sekarang aku udah ikhlas karena dia mau berubah. Semoga kedepannya juga begitu." Arsyi mengatakan hal itu seraya mencubit perut Bangga. Entah sejak kapan suaminya itu jadi suka suudzon seperti tadi.

MAS BANGGA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang