tsalistah a'syaroh [13]

4.1K 229 6
                                    

Arsyi memutuskan untuk menerima lamaran Bangga, dengan segenap hati dan sepenuh jiwa Arsyi memilih untuk mengikuti kata hatinya, mengapa Arsyi mantap untuk menerima lamaran Bangga, itu karena dua alasan, yang pertama karena jawaban dari Allah setelah sholat istikharah, dan yang kedua karena Arsyi cinta sama Bangga tanpa dia sadari, saat ini-pun Arsyi belum mau mengakui pada dirinya kalo dia mencintai Bangga, padahal tanda tandanya sudah jelas bahwa Arsyi cinta sama Bangga.

Mengurus surat surat menjelang menikah tidak semudah mengurus surat surat menjelang menikahnya orang orang pada umumnya. Bangga adalah salah satu Abdi Negara, dan itu alasan kenapa mengurus surat suratnya bisa seribet ini.

Arsyi menghela nafas berat saat berjalan menuju parkiran mobil, dia sangat kelelahan mengurus surat surat penting dengan ditemani Bangga.

"Kamu kenapa?" Tanya Bangga dengan menatap Arsyi penuh perhatian, Bangga tidak mau gadis yang dia cintai sakit atau terlalu capek.

"Iya nih Mas, aku capek banget, uda gitu laper lagi." Jawab Arsyi jujur. Mengurus hal hal menjelang pernikahan memang cukup menguras tenaga.

"kita makan dulu?" Tanya Bangga yang masih menatap Arsyi penuh perhatian, calon istrinya ini memang kadang kadang terlihat manja.

"hm, ayo makan."

Mereka berduapun masuk kedalam mobil dan melaju mencari rumah makan terdekat. Setelah mereka menyelesaikan makan, mereka berdua melaju menuju kesalah satu Butik ternama milik teman Bangga, mereka hendak memilih baju dan gaun pernikahan mereka.

"Ini Butik yang Mas ceritain?" Tanya Arsyi dengan menunjuk Butik dengan ruangan megah yang disesaki oleh berbagai gaun yang indah.

"iya, yuk masuk." Bangga mempersilahkan Arsyi masuk terlebih dahulu, ingin rasanya menggandeng tangan calon istrinya itu, namun Bangga masih ingat bahwa Arsyi masih calon istri, belum sah istrinya. Bisa saja Bangga melakukan hal itu kepada wanita lain, namun tidak dengan Arsyi, Arsyi istimewa bagi Bangga, Arsyi belum tersentuh lelaki manapun selain Abangnya dan juga Abahnya, dan Bangga menghormati itu sampai tiba saatnya dia menjadi suami sah Arsyi.

Arsyi terkagum kagum melihat gaun gaun yang memenuhi ruangan kaca ini , sangat bagus dan simple.

"Bangga, lo uda dateng ternyata." Sapa seorang wanita cantik dengan rambut cepaknya yang mirip lelaki,, namun kecantikannya tak memudar hanya karena tampilannya yang seperti lelaki.

"iya nih Vel, gimana kabar kamu?" Tanya Bangga yang tidak lain dilontarkan kepada wanita yang dipanggil Vel itu.

"baik, lo sendiri baik kan pasti." Jawab wanita yang dipanggil Vel itu.

"Oiya Arsyi, kenalin ini Vela teman Mas Bangga, dia pemilik Butik sekaligus desainernya. Vela, kenalin ini Arsyi calon istri Aku." Bangga memperkenalkan Arsyi kepada wanita yang dipanggil Vel, wanita itu ternyata bernama Vela.

Arsyi menjabat tangan Vela takjub, begitu juga Vela yang membalas jabatan tangan Arsyi.

"Uda lama kenal Bangga?" Tanya Vela kepada Arsyi ingin tahu.

"eh, kenapa?" Arsyi yang sedari tadi bengong melihat banyaknya gaun gaun cantik akhirnya tersadar juga karena pertanyaan yang dilontarkan Vela.

"Arsyi uda lama kenal Bangga?" Tanya Vela untuk kedua kalinya.

"ooh, em nggak lama banget sih, baru kurang lebih tiga tahunan gitu." Jawab Arsyi dengan cengiran khasnya, Arsyi malu karena kepergok lagi bengong.

"umur berapa? kayaknya terpaut jauh ya?" tebak Vela.

"iya, umur kita memang terpaut jauh. Arsyi ini baru 18 tahun, februari tahun depan dia 19." kali ini Bangga yang menjawab.

"tetep cocok kok, walaupun terpaut jauh." Balas Vela dengan senyumnya yang sangat cantik menurut Arsyi. Bangga dan Arsyipun tersenyum mendengar ucapan dari Vela.

MAS BANGGA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang