Khomsah wa Isyruna [25]

4K 219 35
                                    

"Iya Bangga yang itu, di sekolah ini cuma ada satu Bangga dong," balas Lestari tersipu malu.

Masih sempat dia tersipu malu karena masalalunya? padahal masalalunya sudah jadi milikku.

Arsyi menunduk, hatinya berdenyut. Mungkinkah Lestari masih niat banget mengejar Bangga? tetapi Bangga sudah menjadi milik Arsyi, Lestari tidak boleh mengejar Bangga, suka boleh tapi jangan sampai dia mengejar suami orang lain, Bangga sudah menjadi milik Arsyi.

"Padahal kalian berdua dulu Couple goals banget loh di sekolah ini. Bangga jadi idaman para wanita dan kamu jadi idaman para lelaki, gue kira lo bakal jadi sama Bangga, ternyata enggak," ujar Marsya panjang lebar, menyayangkan tentang Lestari yang tidak berjodoh dengan Bangga.

"Mau gimana lagi Sya, lo sih ngga datang waktu nikahan Bangga," balas Lestari dengan tawa renyahnya.

Apakah mereka melupakanku yang ada disini? bisa bisanya mereka memperbincangkan hal hal yang menyinggung hatiku? ataukah akunya saja yang mudah tersinggung?

"Padahal gue pingin banget lo nikah sama Bangga," celetuk Marsya, dan itu mampu menyentil hati Arsyi.
"Ya gue juga maunya gitu, tapi sudah ada wanita lain dalam hidupnya," balas Lestari.

Wanita lain? Jadi mereka menganggap aku ini orang ketiga dalam hubungan Lestari dan Mas Bangga? yang aku tahu Mas Bangga tidak ada hubungan apa apa dengan Lestari.

"Syi, lo pusing? kok diem?" tanya Lestari seraya memasang wajah khawatir, entah itu tulus atau topeng.

"Gimana aku mau bicara kalo kalian saja terus membahas kisah asmara kamu dan dan Mas Bangga yang jelas jelas aku tidak tahu apa apa tentang itu," jawab Arsyi miris sampai membuat matanya pedih. Sungguh, Arsyi ingin Bangga ada disini, Arsyi menyesal telah bersedia ikut dalam survei tempat reuni ini.

"Ups, sorry. Gue ngga maksud Syi," ucap Lestari mengusap tangan Arsyi.

"It's ok."

Hening.

"Oiya Sya, sebelum survei gue mau ngajak jalan jalan Arsyi dulu, siapa tahu dia mau keliling lihat sekolah Bangga waktu dulu," ujar Lestari seraya mengamit lengan Arsyi. Lestari seolah olah bersikap sebagai teman yang baik dan sudah dekat lama dengan Arsyi, padahal tidak ada yang tahu itu tulus atau hanya topeng belaka.

"Oke Ri'. Arsyi nikmati jalan jalannya ya...."

"Iya Mbak Marsya," jawab Arsyi.

***
Lestari mengajak Arsyi ke kantin sekolah untuk tempat pertama yang ingin dia tunjukkan.

"Nih Syi, gue, Bangga, sama Vela dulu suka makan disini, kita biasa ambil tempat duduk dipojok sana," jelas Lestari seraya menunjuk tempat duduk bagian pojok. Suasana kantin lumayan sepi, itu dikarenakan semua murid sedang dalam jam pelajaran, hanya beberapa saja yang berada di kantin ini.

"Asal kamu tahu Syi, dulu tuh Bangga lucu banget, dia ngga mau duduk kalo disebelahnya bukan gue. Vela aja sampe sebel," tambah Lestari, lagi dan lagi, membahas masalalunya bersama Bangga.

"Oh gitu," balas Arsyi tersenyum kecut.

"Dulu, Bangga suka banget bujuk gue makan, karena gue cuma ngemil dan ngga mau makan. Jadi dia kek khawatir gitu," lanjut Lestari dengan ceritanya.

Arsyi hanya mengangguk, tidak tau harus menanggapinya dengan sikap apa.

"Gimana kalo ke tempat selanjutnya?" tanya Arsyi, tidak kuat dengan pembahasan masalalu Lestari dan Bangga di kantin ini.

"Ok, kita ketempat selanjutnya," jawab Lesatari menuruti kemauan Arsyi. Lestari mengamit lengan Arsyi erat seolah dia tidak akan mengijinkan Arsyi pergi, Arsyi harus tau kisahnya dan Bangga yang menurut Lestari pribadi sangat disayangkan karena mereka tak berjodoh.

MAS BANGGA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang