Arba'ah wa Tsalatsuuna [34]

2K 179 14
                                    

Baca ceritaku yang lain juga yuk
judulnya ABINARA. Kalian bakal diajak menyelam kedunia Abimanyu Putra Perwira (Anak dari Bangga Perwira) dan Inara Purnamasari. Jika kalian menebak bahwa kisah ini hanya kisah cinta anak SMA biasa, kalian salah besar! penasaran? langsung saja yuk baca :)

 Jika kalian menebak bahwa kisah ini hanya kisah cinta anak SMA biasa, kalian salah besar! penasaran? langsung saja yuk baca :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Arsyi bangkit dari rebahannya, sejak kepulangannya dari tempat kerja dia hanya menatap pesan yang dia kirim, yang tak kunjung terbalas. Amelia sedang memasak untuk makan malam, Arsyi memaksa membantu namun dilarang keras oleh Amelia, karena Amelia pikir Arsyi sedang sakit karena muntah2 tadi pagi, dan pasti butuh istirahat.

Wira, lelaki paruh baya itu mungkin sedang membaca Novel yang Arsyi bawa, biasanya dia hobi membaca koran, namun baru kemarin hobinya bertambah dengan suka membaca Novel milik Arsyi.

"Kenapa nggak di balas?" ucap Arsyi lirih.

"Sibuk banget ya?" ucapnya kembali, masih menatap layar handponenya berharap ada keajaiban muncul seperti Bangga yang menelfonnya, mungkin.

Dddrrrttt, Ddrrrttt

Arsyi terlonjak, ponselnya berdering tanda telfon masuk. Keajaibannya datang?

"Mas Bangga telfon!" pekiknya girang. Cepat cepat Arsyi menggeser tombol hijau untuk mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum, kesayangan Mas?"  Itu suara Bangga. Sungguh, Arsyi tidak tahu apa yang dia rasakan sekarang, senang, lega, tapi ingin nangis juga.

"Waalaikumsalam," jawab Arsyi berkaca kaca, suaranya terdengar bergetar.

"Sudah makan malam?"  tanya Bangga.

"Belom," jawab Arsyi singkat. Arsyi mengatakan kepada dirinya sendiri, jika Bangga menelfon dia ingin berbicara banyak dengan Bangga, namun kenyataannya, dia hanya ingin mendengar suara Bangga lebih lama, hanya itu.

"Kenapa Belom? Makan dong ntar sakit. Mau disuapin online?"

"Mana bisa..." tangis Arsyi.

"Loh, loh kok nangis, jangan nangis dong sayang. Nanti Mas disini khawatir gimana."

"Hiks hiks, Arsyi kangen banget sama Mas. Kenapa Mas nelfonnya lama banget, hiks hiks." Arsyi sesenggukan dalam telfon.

" Jangan nangis dong, ntar Mas khawatir disini. Coba cerita, tadi seharian ngapain aja?"

"Seharian Arsyi kerja."

" Ada yang mau diceritain nggak ke Mas, biasanya kalo mau tidur kamu cerita cerita sama Mas."

Arsyi mengusap air matanya, dia tidak boleh nangis seperti apa yang Bangga katakan.

"Tadi, di kerjaan Aku makan siang sendirian Mas, Maya temenku yang biasa bareng dia malah makan siang bareng pacarnya di luar, tapi untungnya ada Nando yang dateng terus nemani aku, Mas jangan cemburu loh, Nando cuma nemenin aku makan doang, karena aku benar benar sendiri waktu itu."

MAS BANGGA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang