"Lestari?" Arsyi terpaku, melihat sosok yang benar benar tak ingin dilihatnya. Entah mengapa, setiap Arsyi melihat Lestari, fikiran fikiran buruk selalu mampir, syaitan seperti berlomba lomba membisiki agar Arsyi suudzon kepada suaminya.
"Hai," sapa Lesatri, dia tersenyum cantik. Kali ini dia tidak mengenakan dress melainkan kaus polos berwarna putih dan celana jeans denim panjang yang ketat di kaki jenjangnya.
Hai? bukannya lebih bagus Assalamualaikum?
Arsyi menggeleng, mengusir fikiran fikiran buruk tentang Lestari.
"Ayo masuk, di rumah nggak ada Mas Bangga tapi, cuma ada aku," ujar Arsyi. Arsyi tahu, Lestari ke rumahnya hanya ingin bertemu dengan Bangga, tidak mungkin yang lain.
"Nggak papa, gue mau ketemu lo kok," balas Lestari tersenyum.
Arsyi mengerutkan dahi. Lestari kali ini beda, dia lebih kalem, dan juga banyak senyum, tidak seperti yang waktu itu dia datang, Lestari lebih mirip Mak Lampir.
"Yaudah yuk masuk."
Arsyi masuk kedalam rumah diikuti oleh Lestari. Lestari sempat memandang foto berbingkai besar yang tertempel di dinding utama rumah, itu adalah foto pernikahan Bangga dan Arsyi, Arsyi sangat cantik disana dan Bangga terlihat berkalilipat gagahnya.
Lestari mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tamu, menunggu Arsyi yang sedang sibuk di dapur menyiapkan minuman, sesekali Lesatari mengirim chat whatsapp kepada Bangga, memberi kabar bahwa dia sedang berada dirumah Bangga, karena tidak ada Bangga maka Arsyipun jadi, ini akan lebih menyenangkan karena Arsyi tidak akan mendapat perlindungan dari Bangga.
"Cuma ada ini Ri' dirumah," ucap Arsyi seraya meletakkan penampan berisi jus jeruk dan juga biskuit cocochip.
"Nggak papa, kebetulan gue suka Cocochip. Bangga juga tau banget kalo gue suka cocochip," balas Lestari tersenyum miring, dia menyomot satu Cocochip kemudian memakannya dengan gigitan kecil.
"o oh, gitu," balas Arsyi dengan senyum masam.
"Oiya Syi, gue kesini mau ngajakin lo ke sekolah lama gue dulu sama Bangga," jelas Lestari, menjelaskan tujuannya kesini untuk apa.
"Kok ngajakin aku?" tanya Arsyi seraya menunjuk mukanya sendiri.
"Gue disini ngga ada temen, lo mau kan jadi temen gue?"
"tiba tiba?"
"Iya, lo nggak mau ya temenan sama gue?"
"Ya bukan gitu, iya deh ntar aku temenin ke sekolah kamu dulu."
"Yeeeey." Lestari memeluk Arsyi girang, Arsyi yang di peluk hanya mengerutkan dahi bingung. Lestari kesurupan atau kenapa Arsyipun tak tahu. Tiba tiba Lestari lembut, tiba tiba berubah menyebalkan karena ngungkit ngungkit Bangga yang tau cemilan kesukaannya, tiba tiba ngajakin berteman, tiba tiba ngajak keluar.
"Btw, kamu ke sekolah mau ngapain?" tanya Arsyi penasaran, karena Lestari tidak mengatakan apa maksud kunjungannya ke sekolahnya dulu.
"Emang Bangga nggak ngasih tahu elo?"
"engga."
"Kasian banget temen gue ini, ada hal penting dan suaminya ngga ngasih tahu." Lestari mengusap punggung Arsyi.
Apa maksudnya?
"Mungkin Mas Bangga lupa," bela Arsyi berusaha menenangkan hatinya.
"Tapi itu hal penting loh Syi, masa Bangga lupa sih, sengaja kali ngga ngasih tahu elo," ujar Lestari sok sokan simpati.
Hati Arsyi berdenyut sakit, apakah ucapan Lestari itu benar adanya? Bangga tidak memberitahunya tentang hal penting yang entah apa itu belum Arsyi ketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS BANGGA [ SUDAH TERBIT ]
Spiritual🎖️#1 in Tni [ 15-01-2020] 🎖️#3 in Perfectcouple [18-02-2020] 🎖️#1 in Bangga [26-02-2020] Tentang impian yang tak pernah Arsyi sangka akan menjadi kenyataan. Cinta, Rindu, dan Harapan bercampur menjadi satu mendominasi kehidupan Arsyi yang kian be...