khomisah [5]

5.1K 287 8
                                    

"Yaudah kangennya sama anaknya saja."

"Heh?"

Ampun deh. Arsyi benar benar mati kutu dan tak bisa bergerak ulah Bangga. Bisa bisanya dia mengatakan hal itu kepada Arsyi, jelas jelas Arsyi dengar dengan hrlas bahwa Bangga mengatakan hal yang janggal.

"Hehehe, apa maksudnya?" Tanya Arsyi dengan cengiran khasnya.

"Nggak. Lupakan aja." Jawab Bangga dengan senyumnya.

Arsyi sedikit mencuri curi pandang kearah Bangga dan itu malah membuat Arsyi tambah salah tingkah saat mendapati lesung pipit yang membentuk saat Bangga tersenyum. Arsyi benar benar tengah senam jantung sekarang.

"Ayo jadi teman." Bangga mengulurkan tangannya dihadapan Arsyi.

Arsyi yang gelagapan sukses membuat Bangga tertawa sampai lesungnya terlihat jelas.

"Nggak mau jadi teman Aku?" Tanya Bangga dengan tangan yang masih mengambang karena belum kunjung disambut oleh tangan Arsyi.

Arsyi bingung. Tiba tiba ada Abang ganteng mengajaknya berteman, mimpi apa Arsyi semalam?

"Hehe, i iya mau. Oke kita berteman." Arsyi menjawab tanpa menyambut uluran tangan Bangga.

Sebenarnya, Arsyi ingin sekali bisa merasakan tangan kekar Bangga yang sangat kokoh ,Keras, dan berotot, namun Arsyi harus menahannya.

Ya ampun, bagaimana ya rasanya dipegang tangannya sama Abang kacang ijo.

Arsyi tak berkedip memandang Bangga yang terlihat sangat bahagia saat Arsyi menyetujui bahwa dia menerima pertemanan mereka. Walaupun Arsyi tidak membalas uluran tangan Bangga, dengan persetujuan Arsyi sebagai temanpun sudah lebih dari cukup.

Waaah, lesungnya imut banget. Astaghfirullah!!! Arsyi Dosa! Dosa! Dosaaaa!!!

Arsyi menggelengkan kepalanya keras. Mengusir fikiran fikiran buruk yang terus mampir dipikirannya. Dengan cepat Arsyi melepas tangannya dari genggaman Bangga dan itu membuat kekehan Bangga muncul.

"Kamu lucu banget sih." Ucap Bangga disela kekehannya.

"Ha? Apa, apa yang lucu?" Tanya Arsyi. Dan disitu Arsyi mengutuk dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia menjadi orang yang bodoh dan gugup dihadapan Bangga seperti ini, dimana Arsyi yang friendly? Nyemplung di got kah?

"Kamu yang lucu Syi." Balas Bangga disela kekehan yang belum kunjung berhenti.

"Aku? Aku bukan bayi." Ujar Arsyi.

Arsyi o'on. Emangnya yang Lucu cuma bayi doang? Mikir syi! Mikir!
Malu kaaaaan.

Tanpa sadar Arsyi mengetok ngetok kepalanya sendiri seperti kebiasaannya saat melakukan kesalahan didepan temannya seperti Sekar dan Wulan.

Arsyi mengutuk dirinya sendiri. Bagaimana dia bersikap bodoh seperti ini dihadapan Bangga coba.

"Tuh kaaan, kamu tu lucu banget. Jadi nggak sabar."

"Hah? Nggak sabar apa?"

"Enggak jadi."

Arsyi mencebikkan bibirnya. Sedikit ngambek karena Bangga tidak mau mengulang perkataannya. Arsyi takut Bangga mengatakan yang tidak tidak tentang dirinya.

"Apa tadi ngomong apa?" Tanya Arsyi dengan nada merajuk, dan tanpa sadar Bangga menyukai nada merajuk dari Arsyi.

"Kepo ya?"

"Ih nyebelin. Baru kenal juga."

"Emang kalo baru kenal nggak boleh nyebelin?"

"Tau ah."

MAS BANGGA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang